Menkes Meminta Pemerintah Daerah Bersiap Hadapi Omicron
Pemerintah daerah diminta bersiap akan datangnya gelombang penularan Covid-18 varian omicron. Percepatan vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan harus tetap terus dilakukan.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·4 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengingatkan pemerintah daerah agar mempersiapkan diri akan datangnya gelombang virus Covid-19 varian omicron. Pasalnya, jumlah kasus di beberapa daerah mengalami peningkatan. Percepatan vaksinasi, termasuk vaksin dosis ketiga (booster), menjadi prioritas untuk meminimalisasi dampak kesakitan dan kematian akibat virus tersebut.
Hal ini disampaikan Budi saat meresmikan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr Abdullah Rivai Palembang di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, Rabu (5/1/2022). Dalam beberapa hari terakhir, kata Budi, kasus virus Covid-19 varian omicron terus meningkat dan menyebar di beberapa daerah.
Sampai saat ini ada sekitar 250 kasus di beberapa daerah dengan kenaikan per Selasa (4/1/2022) mencapai 92 kasus. ”Kebanyakan mereka yang terpapar adalah orang yang datang dari luar negeri. Karena itu, mereka harus dikarantina,” kata Budi.
Dari angka kasus itu, 15 kasus di antaranya merupakan transmisi lokal yang tercatat telah terjadi di beberapa daerah, seperti Jakarta, Surabaya, dan Bali. Sebenarnya langkah dan upaya pencegahan sudah dilakukan untuk mengantisipasi masuknya omicron, termasuk memperketat semua pintu masuk dari negara lain.
Namun tetap saja virus tersebut telanjur masuk ke Indonesia. Kini, langkah selanjutnya adalah mempersiapkan diri agar penularan varian ini tidak meluas. Oleh karena itu, dirinya akan mengumpulkan seluruh kepala dinas kesehatan di Indonesia untuk menyiapkan langkah antisipasi meluasnya kasus omicron.
”Kini omicron sudah masuk di Indonesia. Layaknya perang, situasi itu tidak bisa kita hindari. Kita hadapi saja,” kata Budi.
Kini omicron sudah masuk di Indonesia. Layaknya perang, situasi itu tidak bisa kita hindari. Kita hadapi saja. (Budi Gunadi Sadikin)
Meski begitu, kondisi Indonesia masih lebih baik dibandingkan negara lain yang jumlah kasusnya meningkat dua kali lipat hanya dalam waktu tiga hari terakhir. Jumlah kasus omicron di dunia per Selasa (4/1/2022) mencapai 2,4 juta kasus. Kasus itu jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata penularan sebelumnya, yakni sekitar 1 juta kasus.
Lonjakan ini terjadi lantaran penularan sangat tinggi terjadi di Amerika Serikat. Dari yang semula ditemukan sekitar 200.000 kasus per hari pada Selasa lalu melesat menjadi 1 juta kasus per hari. Mengantisipasi hal ini, sejumlah langkah sudah disiapkan, seperti meningkatkan pelacakan dan penelusuran kasus, termasuk memperketat protokol kesehatan. ”Selain itu, warga diimbau tidak bepergian ke luar negeri dulu,” kata Budi.
Namun yang tidak kalah penting, lanjut Budi, adalah mempercepat vaksinasi sehingga walaupun harus terpapar, dampak kesakitan atau kematian dapat dikurangi. Sampai saat ini stok vaksin yang tersedia mencapai 150 juta dosis dengan daya serap mencapai 50 juta dosis vaksin per bulan.
Khusus untuk dosis vaksin ketiga, vaksin hanya diterapkan pada daerah yang cakupan vaksinasinya sudah melampaui 70 persen untuk dosis pertama dan 60 persen untuk dosis kedua. Program ini akan dilaksanakan pada 12 Januari 2022. Adapun penyelesaian penyaluran vaksin dosis satu dan dua ditargetkan pada Maret 2022.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Sumatera Selatan Fery Yanuar mengatakan, pihaknya masih menunggu petunjuk teknis mengenai vaksinasi ketiga, termasuk wilayah mana saja yang bisa menjalankan vaksinasi dosis ketiga. ”Sampai ada juknis (petunjuk teknis) dari Kementerian Kesehatan, baru kita bisa menjalankan vaksinasi ketiga,” kata Ferry.
Per Selasa (4/1/2021), cakupan vaksinasi di Sumsel mencapai 77,16 persen untuk dosis pertama dan 43,88 persen untuk dosis kedua. Percepatan vaksin terus dilakukan mengingat pasokan vaksin dari pusat sudah jauh lebih banyak sejak dua bulan terakhir.
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru berkomitmen mempercepat vaksinasi di wilayahnya. Selama hal itu berlangsung, dia meminta agar masyarakat dapat menjalankan protokol kesehatan dengan ketat. ”Jika ingin sehat, jangan berkerumun,” katanya.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sumsel Abla Ghanie mengatakan, vaksinasi sangat penting untuk menjaga kekebalan tubuh terhadap risiko virus dan kalau pun sudah terjangkit dampak yang ditimbulkan tidak parah. Karena itu, dia berharap masyarakat mau menjalani program pemerintah itu dengan baik.
Dirinya pun sudah menjalani vaksinasi dosis ketiga. Menurut dia, dampak yang ditimbulkan setelah vaksin tergolong minor. ”Hanya pegal-pegal beberapa jam setelah vaksin. Setelah itu, saya bisa bekerja seperti biasa,” kata Abla.
Dirinya juga mengimbau agar masyarakat tidak memilih-milih vaksin. ”Apa pun vaksin yang tersedia, gunakan saja. Semua vaksin memiliki kelebihan dan kekurangan, tapi vaksin tersebut tetap efektif,” katanya.
Di sisi lain, Abla berharap masyarakat mengedepankan protokol kesehatan untuk meminimalisasi risiko terjangkit. ”Memang omicron tidak separah delta tetapi penyebarannya sangat cepat. Itu yang perlu diwaspadai,” ujarnya.