Perencanaan dan Konstruksi Tol Semarang-Demak Libatkan Para Ahli
Pada seksi I, yang berupa tanggul laut, masih akan dilakukan pembebasan lahan. Sementara pada seksi II, saat ini kemajuan pembebasan lahan sudah 91,73 persen. Adapun kemajuan konstruksi telah mencapai 67,64 persen.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
DEMAK, KOMPAS — Bakal menjadi tol integrasi tanggul laut pertama di Indonesia, perencanaan dan konstruksi Seksi I Tol Semarang-Demak dilakukan secara matang serta melibatkan para ahli. Sementara seksi II yang pekerjaannya di area darat pembangunannya terus dipacu. Kini kemajuannya telah mencapai 57,64 persen dan ditargetkan beroperasi pada Januari 2023.
Anggota Panel Tim Ahli Pembangunan Jalan Tol Terintegrasi Tanggul Laut Semarang-Demak, Hendarto, mengatakan, pembangunan tol itu tak lepas dari situasi dan kondisi di wilayah utara Kota Semarang yang langganan diterjang rob, mulai dari permukiman hingga jalan nasional atau jalur pantura, yang kerap menyebabkan kemacetan.
Tol integrasi tanggul laut pun dibangun sebagai salah satu solusi. Akan tetapi, tantangannya tak mudah, terlebih ini merupakan yang pertama di Indonesia. Tantangan itu di antaranya dalam pengadaan lahan, ada sebagian yang terendam. Selain itu, konstruksi melewati laut dan di atas tanah lunak serta penggunaan matras bambu dan grup tiang bambu, PVD, dan geotextile dalam konstruksi.
”Ini tantangan luar biasa. Untuk menjaga kualitas perencanaan dan konstruksi, dibentuk panel ahli yang ikut terlibat dalam perencanaan serta selama proses konstruksi tanggul laut,” ujar Hendarto dalam webinar ”Timbunan Tanah pada Pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak”, Rabu (24/11/2021).
Hendarto, yang juga mewakili Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, menambahkan, kondisi geoteknik dan geologi menjadi tantangan karena terdapat lapisan tanah lunak dan compressible layers (mudah mampat) hingga 40-50 meter.
Menurut dia, ada satu titik mangrove di Sayung, Demak, yang akan terlewati konstruksi tol tanggul laut Semarang-Demak. Namun, ia memastikan akan memindahkannya atau menyediakan titik pengganti demi terjaganya kelestarian ekosistem mangrove di kawasan pesisir itu.
Ruas Tol Integrasi Tanggul Laut Semarang-Demak memiliki total panjang 26,7 kilometer (km). Seksi I, yakni dari Kota Semarang hingga Kecamatan Sayung (Demak), sepanjang 10,39 km, sedangkan seksi II, Sayung-Demak Kota, sepanjang 16,31 km, yang saat ini dalam proses konstruksi PT PP.
Seksi I jalan tol tersebut, yakni ruas Semarang-Sayung, akan berdesain tanggul laut, yang juga diproyeksikan menanggulangi permasalahan bencana rob di sekitar wilayah itu. Namun, pembangunannya masih terkendala pembebasan lahan karena sejumlah tanah besertifikat milik warga tenggelam oleh banjir rob.
Direktur Teknik PT PP Semarang Demak Deddy Susanto menuturkan, pada seksi II, saat ini kemajuan pembebasan lahan sudah 91,73 persen. Sementara kemajuan konstruksi telah mencapai 57,64 persen. Adapun konstruksi ditargetkan tuntas pada November 2022 dan operasional pada Januari 2023.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya Jateng AR Hanung Triyono mengemukakan, karena terintegrasi, tol tersebut dilengkapi kolam retensi, pompa, pintu air, dan sistem drainase regional yang tak terpisahkan dari manajemen pengelolaan air.
Menurut dia, lantaran merupakan yang pertama di Indonesia, para mahasiswa dapat menyerap ilmu dari pembangunan tol tersebut. ”Silakan, mahasiswa bisa bergabung,” katanya.
Hanung menjelaskan, karena tantangan yang begitu besar, Seksi I Tol Tanggul Laut Semarang-Demak saat ini didukung pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam pengerjaannya. Sementara pengerjaan seksi II dilakukan oleh PT PP.