Banjir Berulang, Saatnya Wujudkan Rencana Panjang Mitigasi di Kalteng
Beberapa ruas Jalan Trans Kalimantan di wilayah Kalimantan Tengah masih direndam banjir. Banjir masih melanda di tujuh kabupaten dan kota. Pemerintah daerah pun diminta untuk membuat rencana mitigasi jangka panjang.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS – Banjir di Kalimantan Tengah belum juga surut. Sejumlah akses jalan nasional masih terendam banjir hingga satu meter. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Mayor Jenderal TNI Suharyanto, di sela-sela kunjungannya ke Kalteng, meminta pemerintah daerah menyiapkan rencana jangka panjang agar banjir tidak terulang.
Suharyanto mengujungi Kalimantan Tengah dan langsung menuju ke beberapa lokasi banjir di Kota Palangkaraya dan Kabupaten Pulang Pisau, Minggu (21/11/2021). Ia juga sempat mengunjungi beberapa posko pengungsian dan menggelar rapat koordinasi dengan berbagai instansi pemerintah daerah.
Pemerintah daerah, kata dia, harus memiliki target mencegah banjir, baik jangka pendek maupun jangka panjang agar banjir tidak terjadi setiap tahun di Kalimantan Tengah. Pihaknya akan memfasilitasi dan membantu pemprov Kalteng membuat perencanaan dalam pencegahan bencana di wilayah itu.
“Saat ini yang kami lakukan adalah penanganan, tetapi ke depan harus ada target sehingga banjir tidak berulang,” kata Suharyanto.
Selain karena curah hujan tinggi, pemerintah perlu melihat faktor lainnya seperti daya dukung alam dalam menyerap air yang sudah tidak sama seperti dahulu kala. “Di tingkat daerah perlu dilakukan evaluasi kebijakan yang berkaitan dengan lingkungan yang menjadi tanggung jawab daerah,” katanya.
Pada kesempatan itu, BNPB juga menyalurkan berbagai bantuan langsung ke masyarakat yang terdampak banjir. Ia juga memberi bantuan Dana Siap Pakai (DSP) sebesar Rp 1,5 miliar kepada pemerintah kabupaten dan kota yang terdampak banjir. Rinciannya, masing-masing Rp 500 juta untuk Kota Palangkaraya, Kabupaten Pulang Pisau, dan Kabupaten Katingan.
Dari pantauan Kompas, beberapa titik banjir masih bertahan di jalan akses nasional seperti di wilayah Bukit Rawi dan Tumbang Nusa. Kedua wilayah ini merupakan jalan vital untuk distribusi logistik dan jalur Trans Kalimantan yang hampir menghubungkan semua kabupaten di Kalteng.
Di Desa Tumbang Nusa, ketinggian air mencapai 80 sentimeter sehingga membuat kendaraan roda empat atau lebih harus berhati-hati untuk melintas. Beberapa mobil bahkan mogok di tengah jalan setelah memaksa diri menerobos jalan terendam banjir tersebut. Banyak petugas dan relawan membantu mendorong mobil keluar dari banjir.
Terdapat setidaknya enam titik banjir di Desa Tumbang Nusa dari arah Palangkaraya menuju Banjarmasin. Ke enam titik itu sebelum memasuki pile slab atau jembatan Tumbang Nusa yang pajangnya 10,5 kilometer.
Suharno (48), warga Tumbang Nusa, mengungkapkan, sebelum ada jembatan tersebut jalan di Tumbang Nusa selalu terendam banjir setiap saat. Hal itu yang mendorong pemerintah meninggikan jalan atau membangun pile slab karena daerah tersebut didominasi rawa gambut. Jembatan itu selesai dibangun pada tahun 2013.
“Baru kali ini wilayah ini terendam banjir, sudah sejak ada jembatan itu tidak pernah terendam lagi. Saat ini banjirnya paling buruk,” kata Suharno.
Prakirawan Stasiun Meteorologi Palangkaraya dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Chandra Mukti Wijaya menjelaskan, dalam dua hari ke depan cuaca di seluruh Kalimantan Tengah masih akan diselimuti hujan dengan intensitas cukup tinggi. Hujan akan datang disertai angin kencang dan petir.
Chandra menjelaskan, BMKG memprediksi musim hujan akan menuju puncaknya pada Desember 2021 hingga Maret 2022 tahun depan. “Kami sudah menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk waspada terhadap cuaca tersebut,” katanya.
Sebelumnya, peneliti BMKG juga menilai bahwa hujan di Kalimantan ini belum puncak intensitas. Oleha karenanya, banjir yang merendam berhari-hari di sejumlah daerah di sana diduga terkait dengan faktor lain, seperti pembukaan lahan yang mengurangi daya dukung lingkungan.