Banjir Makin Buruk, Warga Palangkaraya Mulai Mengungsi
Banjir di Kalteng makin parah. Warga Kota Palangkaraya mulai mengungsi ke rumah kerabat dan posko. Banjir juga melanda Kabupaten Katingan, Kotawaringin Timur, dan Pulang Pisau.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Warga Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah mulai mengungsi akibat banjir yang terus melanda daerahnya tiga hari terakhir. Ketinggian air akibat luapan Sungai Kahayan itu terus meningkat membuat warga terdampak tak bisa lagi tinggal di rumah.
Pada Senin (15/11/2021) pagi beberapa warga Mendawai, Kecamatan Jekan Raya, Kota Palangkaraya, mulai mengungsi akibat air banjir yang terus naik. Suasana Kota Palangkaraya masih mendung.
”Sudah dua hari lebih kami tidak tidur karena setiap malam air tambah naik. Pagi ini hanya mendung saja airnya sudah satu meter di rumah saya,” kata Untung (68), warga Jalan Setia, Kelurahan Palangka.
Untung kemudian dievakuasi keluarganya karena sudah kesulitan berjalan. Ia dan keluarga awalnya dibawa ke Posko Darurat Banjir di Kelurahan Palangka, tetapi ia menolak dengan alasan ingin tetap bersama keluarga dan memilih ke rumah kerabat di Jalan Hiu Putih yang jauh lebih aman dari banjir.
”Sudah biasa banjir begini, nanti juga surutnya cepat,” ujar Untung.
Pantauan Kompas, ketinggian air di Jalan Mendawai beragam, setelah melewati Pasar Kahayan, ketinggian air mencapai 50 sentimeter. Namun semakin masuk ke dalam kompleks Mendawai, ketinggian mencapai 1 meter lebih.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangkaraya menunjukkan banjir merendam 117 wilayah rukun tetangga (RT) di 17 kelurahan dari empat kecamatan. Banjir berdampak pada pada 9.907 warga Kota Palangkaraya atau 3.856 keluarga.
Proses evakuasi masih terus berlangsung.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangkaraya Emi Abriyani menjelaskan, banjir merendam ribuan rumah warga, beberapa ruas jalan atau akses masuk ke kompleks, rumah ibadah, sekolah, dan lahan pertanian warga. Pihaknya masih terus melakukan pendataan untuk mendapatkan data terbaru.
”Kami siapkan posko darurat bencana di setiap kelurahan. Di posko itu kami siapkan bantuan logistik hingga pelayanan kesehatan,” kata Emi.
Saat ini, lanjut Emi, sudah ada belasan warga yang diungsikan ke posko tetapi angkanya masih dalam pendataan karena proses evakuasi masih terus berlangsung. Sebagian besar warga terdampak memilih tinggal di rumah kerabat dan keluarganya.
Menurut Emi, ketinggian air di 17 kelurahan yang terendam beragam mulai dari 10 sentimeter hingga 1 meter. ”Upaya kami lainnya juga berkoordinasi dengan dinas terkait infrastruktur yang rusak akibat banjir,” katanya.
Kabupaten lain
Selain di Kota Palangkaraya, banjir juga melanda tiga kabupaten lainnya, yakni Kabupaten Katingan, Kotawaringin Timur, dan Pulang Pisau. Di Katingan, BPBD mencatat setidaknya tujuh kecamatan di Katingan terdampak banjir.
Kepala Pelaksana BPBD Katingan Roby menjelaskan, dari data yang dikumpulkan, tedapat 38 desa yang terendam banjir. Namun, pihaknya khawatir banjir akan kembali meluas seperti yang terjadi pada September lalu.
Selain berdampak pada infrastruktur, lanjut Roby, banjir juga melanda ladang pertanian masyarakat. Setidaknya 280.990 hektar lahan pertanian di Katingan terdampak banjir.
”Kami masih terus melakukan pendataan agar semua lebih pasti. Penanganan dan pengawasan juga terus dilakukan di lokasi. Kami masih kumpulkan informasi terkait warga yang diungsikan,” kata Roby.
Banjir juga merendam Jalan Trans-Kalimantan di Jalan Tjilik Riwut Kilometer 1. Akibatnya, banjir merusak gorong-gorong di jalan nasional itu dan membuat akses jalan terputus.
”Gorong-gorong ambles tadi pagi, saat ini petugas ada di lokasi bersama dengan semua petugas dari dinas terkait untuk membuat jalan darurat,” kata Roby.