Sidoarjo Buka Layanan Vaksinasi 24 Jam dan Gencarkan Razia Vaksin
Inovasi layanan vaksinasi Covid-19 di Sidoarjo, Jatim, terus dikembangkan demi meningkatkan cakupan dan mengakselerasi tercapainya kekebalan komunitas. Salah satunya melalui penyediaan layanan vaksinasi 24 jam penuh.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Inovasi layanan vaksinasi Covid-19 di Sidoarjo, Jawa Timur, terus dikembangkan demi meningkatkan cakupan dan mengakselerasi tercapainya kekebalan komunitas. Salah satunya melalui penyediaan layanan vaksinasi 24 jam penuh. Pada saat bersamaan, razia vaksin terus digencarkan.
Layanan vaksinasi 24 jam penuh disiapkan di pos polisi Bundaran Taman Pinang Indah. Lokasinya tepat berada di tengah kota sehingga mudah dijangkau masyarakat dari berbagai kecamatan. Selain itu, petugas yang melayani vaksinasi dan masyarakat yang hendak vaksin terjamin keamanannya karena berada di pos polisi senantiasa terdapat anggota yang berjaga.
Kepala Polresta Sidoarjo Komisaris Besar Polisi Kusumo Wahyu Bintoro mengatakan, layanan vaksinasi nonstop 24 jam ini untuk mengakomodasi masyarakat yang memiliki kesibukan tinggi. Dengan rentang waktu pelayanan yang panjang, harapannya, warga yang tidak sempat vaksin karena harus bekerja, bisa memanfaatkannya.
”Dengan dibukanya gerai layanan vaksinasi yang beroperasi siang dan malam ini, semua lapisan masyarakat bisa mengaksesnya. Hal itu penting agar cakupan vaksinasi Covid-19 semakin meningkat dan kekebalan komunal segera tercapai,” ujar Kusumo Wahyu Bintoro, Rabu (27/10/2021).
Kusumo mengatakan Sidoarjo merupakan kota industri dengan jumlah perusahaan terbanyak di Jatim. Industri di kota satelit Surabaya ini bahkan beroperasi penuh selama 24 jam sehingga karyawannya terbagi dalam beberapa kelompok kerja. Kesibukan pekerjaan ini kerap menjadi kendala upaya karyawan untuk mendapatkan layanan vaksin Covid-19.
Untuk saat ini baru satu lokasi layanan vaksinasi Covid-19 yang beroperasi penuh. Meski demikian, Polresta Sidoarjo siap menambah layanan apabila kebutuhan masyarakat cukup tinggi. Disisi lain, upaya memberikan layanan vaksinasi dengan sistem jemput bola terus ditambah.
Dengan dibukanya gerai layanan vaksinasi yang beroperasi siang dan malam ini, semua lapisan masyarakat bisa mengaksesnya.—Kusumo Wahyu Bintoro
Saat ini, misalnya, terdapat empat unit sepeda motor dan tujuh unit mobil layanan vaksinasi Covid-19 yang berkeliling ke desa-desa. Kendaraan ini menjadi moda transportasi bagi vaksinator agar mereka bisa melayani masyarakat secara optimal. Sasarannya, para warga usia lanjut yang mobilitasnya terbatas.
Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo Syaf Satriawarman menambahkan, masih dalam upaya meningkatkan cakupan vaksinasi Covid-19 di wilayahnya, pihaknya menggencarkan razia terhadap pelaku perjalanan. Bekerja sama dengan Satuan Lalu Lintas Polresta Sidoarjo, dilakukan pemeriksaan terhadap pengendara roda dua ataupun roda empat di sejumlah lokasi.
Menyasar pengendara
”Para pengendara akan ditanya apakah sudah divaksin Covid-19 dengan bukti menunjukkan surat keterangan atau mengunduh aplikasi Pedulilindungi. Bagi pengendara yang tidak bisa membuktikan langsung divaksin,” kata Syaf Satriawarman.
Razia vaksin ini menjadi ikhtiar menyisir warga yang belum menerima vaksin Covid-19. Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Jatim, sampai dengan 26 Oktober 2021, capaian vaksinasi dosis pertama di Sidoarjo 1,199 juta orang atau sekitar 74 persen. Adapun penyuntikan vaksin dosis kedua mencapai 654.930 orang atau sekitar 46 persen.
Syaf mengatakan beragam daya dikerahkan untuk menggenjot capaian vaksinasi Covid-19 di Sidoarjo. Salah satu pekerjaan rumah saat ini ialah vaksinasi dengan sasaran penduduk usia lanjut. Capaian vaksinasinya saat ini baru 50 persen sehingga harus ditingkatkan agar mampu mencapai target minimal 60 persen.
Menurut Syaf, kendala yang dihadapi dalam vaksinasi Covid-19 dengan sasaran warga lansia cukup beragam. Contohnya, kurangnya informasi mengenai manfaat vaksin dan maraknya berita bohong dampak vaksin yang menyebabkan kematian. Selain itu, banyak warga lansia memiliki komorbid atau penyakit penyerta sehingga harus hati-hati untuk memberikan vaksin.
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali mengatakan vaksinasi Covid-19 menjadi fokus pemda karena hal itu diyakini merupakan ikhtiar untuk mencapai kekebalan komunitas yang mampu mengatasi pandemi. Penanganan pandemi yang berlangsung hampir dua tahun ini sangat penting agar pemulihan ekonomi bisa segera dilakukan.
”Sidoarjo merupakan kota industri. Di masa pandemi, industri mengalami tekanan yang cukup tinggi sehingga berdampak pada penyediaan lapangan pekerjaan,” kata Muhdlor.
Disebutkan alah satu indikasinya, jumlah pengangguran di Sidoarjo mengalami penambahan signifikan. Bahkan, jumlah pengangguran terbuka di kota delta, julukan Sidoarjo karena berada di delta Sungai Brantas ini menjadi yang tertinggi di Jatim atau dibandingkan dengan 37 kota dan kabupaten lain.
Salah satu sektor industri yang terdampak pandemi ialah industri rokok. Sektor padat karya ini terpaksa merumahkan banyak karyawannya yang mayoritas perempuan dan berpendidikan rendah. Untuk mengatasi lonjakan pengangguran tersebut, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sidoarjo memberikan pelatihan usaha.
Kepala Disnakertrans Sidoarjo Fenny Apridawati mengatakan jenis pelatihan yang diberikan antaralain pijat bayi, pembuatan kue kering, pijat spa dan refleksiologi, serta perawatan kulit. Ketrampilan itu diharapkan bisa membekali para buruh pabrik rokok untuk membuka usaha atau berwirausaha karena mereka merupakan tulang punggung keluarga.