Sidoarjo Siapkan Karantina Pelaku Perjalanan dari Daerah Risiko Tinggi
Sidoarjo siapkan tempat karantina bagi pelaku perjalanan yang baru kembali dari daerah risiko tinggi sebaran Covid-19. Hal itu untuk mengantisipasi penularan virus yang berpotensi memicu terjadinya lonjakan kasus baru.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, menyiapkan tempat karantina bagi pelaku perjalanan yang baru kembali dari daerah risiko tinggi sebaran Covid-19. Hal itu untuk mengantisipasi penularan virus yang berpotensi memicu terjadinya lonjakan kasus baru di tengah situasi pandemi yang mulai melandai.
Gelombang kedatangan pelaku perjalanan yang berasal dari Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua 2021 mulai tiba di Bandara Juanda Surabaya yang berlokasi di Sidoarjo. Beberapa orang di antaranya didapati terpapar Covid-19 sehingga harus menjalani karantina untuk mencegah penularan dan menjalani pengobatan untuk mempercepat proses penyembuhan.
Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo Syaf Satriawarman mengatakan, hingga saat ini terdapat tiga orang yang terkonfirmasi positif. Namun, dia tidak merinci apakah ketiganya atlet atau pelatih. Menurut dia, ketiga pelaku perjalanan dari Papua ini sudah ditangani sesuai prosedur standar.
”Ketiganya sudah menjalani isolasi atau karantina hingga hasil uji usapnya dinyatakan negatif. Ada yang menjalani isolasi mandiri di rumah, ada yang memilih berada di tempat karantina yang disediakan Pemkab Sidoarjo,” ujar Syaf, Kamis (14/10/2021).
Dinkes Sidoarjo juga sudah melakukan uji usap antigen dalam upaya menelusuri kontak erat pasien terkonfirmasi positif. Penelusuran kontak menyasar keluarga dekat dan orang-orang yang berinteraksi langsung. Hasilnya, semua kontak erat dinyatakan negatif Covid-19.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengumumkan terdapat 83 kasus konfirmasi positif di PON Papua 2021 hingga Senin (11/10/2021). Kasus terkonsentrasi pada beberapa cabang olahraga, yakni judo, motorcross, sepatu roda, panahan, dan kriket.
Budi Gunadi mengatakan, terdapat tujuh atlet yang terkonfirmasi positif Covid-19 pulang ke sejumlah daerah, yakni Tarakan, Jambi, Sidoarjo, dan Yogyakarta. Ada tiga orang yang ke Sidoarjo. Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, tujuh atlet tersebut diminta segera dikarantina atau diisolasi di tempat yang disediakan pemerintah daerah setempat.
Syaf mengatakan, belajar dari kasus atlet PON Papua 2021 tersebut, pihaknya menyiapkan tempat karantina bagi pelaku perjalanan yang baru pulang dari daerah risiko tinggi sebaran Covid-19. Lokasi karantinanya di Puskesmas Sedati sehingga dekat dengan Bandara Juanda.
”Tempat karantina ini juga bisa digunakan untuk pelaku perjalanan dari luar negeri, seperti buruh migran, yang baru tiba di Tanah Air. Sengaja dipilih lokasi dekat bandara untuk memudahkan aksesibilitas,” ujar Syaf.
Sekretaris Dinkes Sidoarjo Zuhaida menambahkan, tempat karantina Covid-19 di Puskesmas Sedati dikhususkan bagi orang tanpa gejala atau bergejala ringan. Pasien bergejala sedang hingga berat harus dirawat di RS rujukan Covid-19, seperti RSUD Sidoarjo.
Tempat karantina di Puskesmas Sedati ini dilengkapi tenaga medis dan tenaga penunjang lainnya. Kapasitas perawatan juga dinilai cukup besar karena mampu menampung lebih dari 70 pasien. Tempat karantina ini juga disiapkan untuk mengantisipasi apabila nantinya penerbangan internasional melalui Bandara Juanda sudah dibuka kembali.
Di sisi lain, Pemkab Sidoarjo terus berupaya membangun kekebalan komunal sebagai salah satu senjata mengatasi pandemi. Selain terus mengingatkan pentingnya penerapan protokol kesehatan, ikhtiar melalui vaksinasi Covid-19 juga digencarkan, terutama di kalangan warga lanjut usia.
Berdasarkan data Satgas Covid-19 Jatim, vaksinasi dosis pertama di Sidoarjo mencapai 1,13 juta dosis atau 70 persen dari target. Adapun vaksinasi dosis kedua terealisasi 595.287 atau sekitar 36 persen. Untuk meningkatkan cakupan vaksinasi, Pemkab Sidoarjo menggalakkan kegiatan vaksinasi massal dan jemput bola ke desa-desa secara bersamaan.
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali mengatakan, tantangan vaksinasi Covid-19 saat ini semakin berat sebab sebagian besar penduduk telah menerima vaksin. Vaksinator harus menjemput bola dengan mendatangi desa-desa, bahkan rumah penduduk, untuk menyisir warga yang belum tervaksin.
”Sebagian besar (yang belum divaksin) dari kalangan berusia lanjut. Selain sosialisasi, diperlukan pula pendekatan sosial kepada keluarga para lansia agar mereka bersedia divaksin,” ucap Muhdlor.
Bagi Sidoarjo, cakupan vaksinasi yang tinggi sangat penting untuk mengendalikan pandemi yang sudah berlangsung hampir dua tahun. Dengan situasi pandemi yang melandai, diharapkan aktivitas ekonomi bisa digenjot kembali.