Banyumas Olah Sampah Plastik Jadi Genteng dan ”Paving Block”
Sampah plastik di Banyumas akan dimanfaatkan untuk pembuatan genteng dan ”paving block”. Diharapkan terobosan ini bisa jadi solusi permasalahan sampah secara berkelanjutan.
Oleh
megandika wicaksono
·3 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, akan mengolah sampah plastik menjadi genteng serta paving block. Produk daur ulang ini dinilai lebih murah dan awet sekaligus efektif mengatasi permasalahan sampah.
”Satu hari sampah plastik saja ada sebanyak 60 ton di Banyumas. Ini mau dibuang ke mana?” kata Bupati Banyumas Achmad Husein dalam uji coba pembuatan genteng dan paving block plastik di Purwokerto, Banyumas, Minggu (17/10/2021).
Husein mengatakan, selama ini sampah plastik di Banyumas sebagian sudah terolah, misalnya untuk bahan bakar pengganti batubara di pabrik semen di Cilacap. ”Tetapi, plastiknya harus dicacah dulu dan dikirim ke Cilacap. Biayanya juga tinggi. Kerja sama ini tetap jalan, tetapi kita tetap mencari (terobosan) dan ketemulah mesin hot extruder,” paparnya.
Lewat mesin seharga Rp 190 juta ini, sampah plastik dibakar serta dilumatkan dengan suhu hingga 350 derajat celsius menjadi bubur. Lalu, bubur panas itu dicetak. Harga per meter persegi paving block plastik ini Rp 35.000-Rp 45.000.
”Harga genteng plastik ini jauh lebih murah daripada genteng tanah liat. Per genteng plastik ini harganya Rp 500, sedangkan genteng tanah liat di harga pasaran Rp 1.300-Rp 2.000,” kata Husein.
Paving block dan genteng ini saat dibanting tetap utuh. Paving block juga kuat saat dilindas kendaraan. Saat uji coba, paving block dilindas mobil bak terbuka yang dinaiki tujuh orang. Paving block tampak kokoh.
Namun, tidak demikian dengan genteng plastik yang retak saat dilindas. ”Ini panas juga tidak apa-apa. Dipanaskan dengan suhu 70 derajat celsius selama lima jam tidak ada pengaruhnya, cuma hangat-hangat saja,” ujarnya.
Ke depan, pemerintah kabupaten akan bekerja sama dengan para perajin genteng di Desa Pancasan, Kecamatan Ajibarang, untuk memproduksi genteng dari sampah plastik ini. Pancasan merupakan sentra pembuatan genteng di Banyumas.
Adapun pembuatan paving block plastik akan ditempatkan di hanggar atau tempat pengolahan sampah terpadu yang tersebar di sejumlah kecamatan di Banyumas. ”Nanti mesin ini akan diberikan kepada kelompok perajin genteng di Pancasan. Mereka juga akan dilatih membuat genteng plastik ini,” ujar Husein.
Alhamdulillah di Pancasan juga banyak limbah plastik dan bisa digunakan untuk membuat genteng.
Amin Nurohman (58), perajin genteng asal Pancasan, menyampaikan, di Pancasan terdapat sekitar 500 perajin genteng. Pembuatan genteng dari tanah liat ini bahan bakunya berasal dari Purbalingga. Tanah liat per truk dibeli dengan harga Rp 800.000 yang bisa dipakai untuk membuat 4.000 genteng.
”Tanah liatnya dari Purbalingga karena tidak semua jenis tanah liat bisa dibuat jadi genteng. Alhamdulillah di Pancasan juga banyak limbah plastik dan bisa digunakan untuk membuat genteng,” katanya.
Sejumlah upaya dilakukan Pemkab Banyumas untuk mengatasi masalah sampah, antara lain pembangunan hanggar atau tempat pengolahan sampah terpadu di sejumlah kecamatan. Di tempat ini disediakan mesin pemilah sampah dan juga ada budidaya maggot (belatung) untuk mengurai sampah organik.
Selain itu, pemerintah pernah membeli alat penghancur sampah bernama pirolisis seharga Rp 680 juta. Banyumas juga sedang membangun Tempat Pembuangan Akhir Berwawasan Lingkungan dan Edukasi dengan nilai Rp 44 miliar di Wlahar Wetan, Kecamatan Kalibagor.