Pecahkan Masalah Pengelolaan Sampah, Banyumas Bangun TPA Baru
Tempat Pembuangan Akhir Berwawasan Lingkungan dan Edukasi sedang dibangun Pemerintah Kabupaten Banyumas. Ditargetkan TPA ini bisa beroperasi pada akhir 2021.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Banyumas membangun tempat pembuangan akhir yang diklaim berwawasan lingkungan dan edukasi di Desa Wlahar Wetan, Kecamatan Kalibagor. Tempat pengolahan sampah senilai Rp 44 miliar ini ditargetkan bisa beroperasi akhir 2021.
Pada Sabtu (31/7/2021) pagi, puluhan pekerja beraktivitas di lokasi pembangunan TPA yang terletak di kawasan perbukitan itu. Sejumlah alat berat tampak meratakan serta menggali tanah. Sejumlah pekerja terlihat merangkai kerangka besi beberapa bangunan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banyumas Junaidi menyebutkan, TPA berada di lahan seluas 3,5 hektar. Tidak hanya fokus pada konsep 3 R (reduce, reuse, recycle), TPA ini juga dilengkapi budidaya maggot (larva lalat) hingga pabrik plastik.
”Produk sampah itu bisa jadi bubur sampahnya yang nanti bisa untuk pakan maggot. Maggot untuk pakan lele. Kemudian, sampah plastik yang bisa didaur ulang menjadi bahan pelet plastik dan sebagainya sehingga di sana ada pabrik plastiknya,” kata Junaidi. Dia menambahkan, sampah akan dibakar habis memakai pirolisis.
Dengan pola pemanfaatan itu, Junaidi mengatakan, tidak ada residu dari aktivitas pengolahan sampah. Dengan demikian, lokasi ini pun dapat dapat menjadi sarana edukasi bagi masyarakat terkait penanganan sampah.
Menurut Junaidi, TPA ini diharapkan bisa beroperasi sekitar September atau Oktober. Saat ini pembangunan lokasi baru sekitar 40 persen. Terkait anggaran, pendanaan TPA berasal dari APBN sebesar Rp 44 miliar. Selain itu, juga ada dana pendamping dari APBD sebesar Rp 6,3 miliar.
Setiap hari ada 130 truk sampah di Banyumas. Sampah itu masuk ke KSM (kelompok swadaya masyarakat) sehingga nantinya ada 30 truk yang masuk ke TPA ini. (Achmad Husein)
Bupati Banyumas Achmad Husein mengatakan, kehadiran TPA ini diharapkan bisa menyelesaikan permasalahan sampah. Selama ini, sampah diolah di tempat pengolahan sampah terpadu di setiap kecamatan, tapi masih menyisakan residu.
”Setiap hari ada 130 truk sampah di Banyumas. Sampah itu masuk ke KSM (kelompok swadaya masyarakat) sehingga nantinya ada 30 truk yang masuk ke TPA ini,” tuturnya.
Selain edukasi pembuatan kompos dan budidaya maggot, lanjut Husein, kawasan ini juga akan dijadikan tempat pembibitan tanaman, seperti kelapa. Diperkirakan TPA ini bisa menyerap tenaga kerja 50 orang.
Sebelumnya, pengolahan sampah di Banyumas menjadi polemik setelah TPA Kaliori mencemari lingkungan sawah warga. Akibatnya, TPA Kaliori ditutup dan pemerintah berfokus mendirikan hanggar atau tempat pengolahan sampah terpadu di kecamatan.
Dengan dana mencapai Rp 30 miliar, pemerintah mendirikan sekitar 13 hanggar. Hal itu dimaksudkan untuk mengolah sampah supaya tidak dibuang semua ke TPA. Dari 600 ton sampah di Kabupaten Banyumas, baru sekitar 55 persen yang dikelola.