Capaian Vaksinasi Covid-19 Antardaerah di Sumbar Masih Timpang
Gap daerah dengan capaian vaksinasi tertinggi dan terendah di Sumbar mencapai 41,21 persen.
Oleh
YOLA SASTRA
·5 menit baca
PADANG, KOMPAS — Capaian vaksinasi Covid-19 di antara 19 kabupaten/kota di Sumatera Barat masih timpang. Kesenjangan daerah dengan capaian tertinggi dan terendah mencapai 41,21 persen. Dinas Kesehatan Sumbar berupaya menggalakkan gebyar vaksinasi di daerah berpenduduk banyak dan capaiannya masih rendah.
Ketimpangan capaian vaksinasi itu tergambar dalam data Dinkes Sumbar pada 8 September 2021. Dari 19 kabupaten/kota, daerah dengan capaian vaksinasi tertinggi (suntikan pertama) adalah Padang Panjang (48,29 persen), disusul Bukittinggi (41,85 persen), Kota Solok (34,70 persen), Dharmasraya (33,39 persen), dan Padang (31,04 persen).
Sementara itu, lima daerah dengan capaian vaksinasi terendah adalah Agam (7,08 persen), Pasaman Barat (7,75 persen), Pesisir Selatan (9,64 persen), Padang Pariaman (10,10 persen), dan Pasaman 12,36 persen.
Adapun capaian vaksinasi di Sumbar secara keseluruhan 17,83 persen atau 789.609 orang dari target sasaran 4.408.509 orang. Rinciannya, SDM kesehatan 35.067 orang (108,26 persen), petugas publik 527.089 orang (125,22 persen), warga lansia 33.112 orang (6,76 persen), masyarat rentan 168.632 orang (5,82 persen), dan remaja 25.709 orang (4,36 persen).
Kepala Dinkes Sumbar Arry Yuswandi, Kamis (9/9/2021), mengakui, memang terjadi ketimpangan itu. Hal tersebut dipengaruhi beberapa faktor, antara lain kondisi geografis daerah, karakteristik masyarakat, dan pengelolaan daerah. ”Pengelolaan ini terkait komitmen secara umum daerah masing-masing untuk suksesnya vaksinasi,” katanya.
Terkait Agam yang capaiannya paling rendah, Arry melihat, daerah itu memang luas dan terpencar, ada bagian barat dan bagian timur. Selain itu, di Agam, juga sempat terjadi kekosongan posisi kepala dinas kesehatan selama beberapa bulan.
”Posisi kepala dinasnya baru terisi sebulan terakhir, jadi sulit melakukan percepatan. Ada kepala dinasnya saja, belum tentu capaiannya tinggi, apalagi posisi itu lama kosong,” ujar Arry.
Arry melanjutkan, jika hanya menunggu masyarakat datang ke fasilitas kesehatan, peningkatan vaksinasi sulit dikejar. Oleh sebab itu, dinkes berupaya memperbanyak gebyar vaksinasi di daerah-daerah berpenduduk banyak dengan capain vaksinasi rendah. Pekan depan, Dinkes Sumbar dan dinkes setempat bakal menggelar gebyar vaksinasi di Agam.
Posisi kepala dinasnya baru terisi sebulan terakhir jadi sulit melakukan percepatan. Ada kepala dinasnya saja, belum tentu capaiannya tinggi, apalagi posisi itu lama kosong. (Arry Yuswandi)
Selain itu, kegiatan-kegiatan yang diadakan lembaga lain, seperti vaksinasi oleh badan intelijen negara (BIN) daerah, juga diarahkan ke daerah-daerah tersebut.
Terkait stok vaksin, Arry mengatakan, jumlahnya masih tersedia untuk beberapa hari ke depan. Kelangkaan stok vaksin yang sempat terjadi pada Juli lalu tidak lagi terjadi. Pasokan vaksin dari pemerintah pusat sudah lancar.
Kepala Dinkes Agam Hendri Rusdian mengatakan, faktor terbesar rendahnya capaian vaksinasi Covid-19 di Agam karena rendahnya kesadaran masyarakat untuk divaksin. Rendahnya penerimaan itu turut dipicu oleh beredarnya informasi tidak benar tentang vaksin dan vaksinasi Covid-19 di media sosial.
”Secara akses, tidak ada kendala. Pelayanan vaksinasi sudah kami lakukan di puskesmas. Sosialisasi dilakukan ke masyarakat di puskesmas ataupun lewat mobil puskesmas keliling ke nagari-nagari hingga ke jorong. Namun, memang penerimaan masyarakat terhadap vaksinasi masih rendah,” kata Hendri.
Hendri melanjutkan, untuk meningkatkan penerimaan masyarakat, dinkes terus melakukan edukasi dan penyuluhan kepada masyarakat di berbagai kesempatan. Selain itu, gebyar vaksinasi juga terus dilakukan dalam menggenjot capaian vaksinasi.
Dihubungi terpisah, Kepala Dinkes Pasaman Barat Jon Hardi mengatakan, rendahnya capaian vaksinasi di kabupaten ini dibandingkan daerah lain karena ketertinggalan di awal. Saat vaksinasi mulai dilakukan awal tahun ini, masyarakat masih enggan dan ragu untuk ikut, apalagi gencarnya penyebaran berita hoaks.
”Setelah berjalannya waktu dan dilakukan sosialisasi, antusiasme masyarakat muncul. Apalagi sekarang, kebijakan banyak menerapkan kartu vaksin sebagai syarat, seperti daftar ulang mahasiswa dan penyaluran bantuan sosial. Penerima bantuan wajib vaksinasi,” ujarnya.
Jon melanjutkan, untuk menggenjot vaksinasi, dua bulan terakhir, pemkab juga bekerja sama dengan Majelis Ulama Indonesi (MUI) setempat dan Kantor Wilayah Kementerian Agama setempat. Para mubalig dalam khotbah shalat Jumat menyampaikan materi pentingnya vaksinasi, protokol kesehatan, dan bahaya Covid-19.
Selain itu, gebyar vaksinasi juga digelar untuk meningkatkan capaian vaksinasi. ”Kami tertinggal di awal. Sekarang sedang bekerja keras untuk mengejarnya,” katanya.
Tiga terbawah
Capaian vaksinasi (suntikan pertama) Sumbar sebesar 17,83 persen merupakan yang ketiga terendah di Indonesia. Di bawah Sumbar, ada Maluku Utara dan Lampung. Presiden Joko Widodo pun menyoroti rendahnya capaian vaksinasi di Sumbar serta delapan provinsi lainnya di Indonesia.
Gubernur Sumbar Mahyeldi selaku Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Sumbar mengimbau bupati dan wali kota agar lebih gencar melakukan vaksinasi. Imbauan itu menindaklanjuti permintaan Presiden agar Sumbar dan delapan daerah lainnya mengakselerasi capaian vaksinasi Covid-19.
”Gubernur berharap agar penekanannya pada vaksinasi. Untuk jumlah stok vaksin Covid-19 di Sumbar sangat cukup. Hampir setiap hari datang dari Jakarta. Berdasarkan data Dinkes Sumbar, per 7 September 2021, total stok vaksin Covid-19 di gudang vaksin Dinkes Sumbar 198.588 dosis,” kata Jasman Rizal, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Sumbar.
Jasman melanjutkan, secara umum, minat masyarakat Sumbar untuk ikut vaksinasi sangat tinggi. Ia merujuk pada ramai dan antusiasnya masyarakat hendak divaksinasi di hampir semua lokasi vaksinasi. Selain fasilitas kesehatan pemerintah, institusi dan lembaga swasta juga banyak menggelar vaksinasi.
”Stok vaksin ternyata cukup. Hanya strategi vaksinasi yang kurang tepat dan sesuai arahan Gubernur Sumbar. Sekiranya kabupaten/kota agar segera mengebut pencapaian vaksinasi di daerah masing-masing,” ujar Jasman. Gubernur dalam waktu dekat juga segera menerbitkan surat edaran tentang akselerasi pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Sumbar.
Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy mengatakan, pihaknya juga telah menyiapkan beberapa langkah strategis akselerasi, yaitu menggiatkan vaksinasi di sekolah-sekolah, terutama di daerah sudah mulai menerapkan pembelajaran tatap muka.
”Selain vaksinasi ke sekolah-sekolah, langkah lainnya adalah distribusi vaksin. Saya sudah sampaikan ke dinkes agar sisa vaksin yang ada didistribusikan segera ke kabupaten/kota, terutama ke puskesmas-puskesmas. Jadi dengan begitu, kita harapkan terjadi percepatan vaksinasi di Sumbar,” kata Audy.