Pemprov Sumatera Barat masih mengalami krisis stok vaksin Covid-19. Program vaksinasi kepada masyarakat tersendat di lapangan.
Oleh
YOLA SASTRA
·2 menit baca
PADANG, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Sumatera Barat masih mengalami krisis stok vaksin Covid-19. Program vaksinasi kepada masyarakat tersendat di lapangan. Kiriman vaksin dari pemerintah pusat diperkirakan baru tiba awal bulan depan.
Kepala Dinas Kesehatan Sumbar Arry Yuswandi di Padang, Senin, mengatakan, stok vaksin Covid-19 di gudang dinkes provinsi sudah habis. Sementara itu, dinkes 19 kabupaten/kota di Sumbar sudah menyampaikan permohonan tambahan vaksin ke dinkes provinsi.
”Di gudang vaksin provinsi, sudah tidak ada lagi stok vaksin Covid-19. Vaksin cuma tersisa di beberapa fasilitas kesehatan kabupaten/kota,” kata Arry, Senin siang.
Catatan Kompas, stok vaksin Covid-19 di Sumbar mulai menipis sejak 8 Juli 2021. Hal itu setidaknya diungkapkan oleh Dinkes Bukittinggi dan Dinkes Padang Panjang (Kompas.id, 8/7/2021). Pada 17 Juli 2021, Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy menyampaikan, stok vaksin di dinkes provinsi nol, sedangkan dinkes kabupaten/kota sudah banyak meminta tambahan vaksin (Kompas.id, 17/7/2021).
Arry melanjutkan, beberapa waktu lalu, dinkes sudah bersurat ke pemerintah pusat untuk meminta tambah 500.000 dosis vaksin Covid-19. Kemudian, pada Sabtu (24/7), Gubernur Sumbar Mahyeldi juga menyampaikan permintaan 800.000 dosis vaksin dalam rapat dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.
”Sebelumnya ada kiriman 30.900 dosis. Sehari didistribusikan, sudah habis semua. Sabtu kemarin, ada kiriman 700 dosis vaksin AstraZenecca untuk suntikan dosis kedua personel polda,” ujarnya.
Dijelaskan Arry, pemerintah pusat sekarang juga sedang mengalami keterbatasan stok vaksin Covid-19. Stok vaksin pun diprioritaskan ke daerah yang mengalami lonjakan kasus superluar biasa, terutama di Jawa dan Bali.
”Saya sudah berkomunikasi dengan Plt Dirjen P2P Kementerian Kesehatan, Sumbar dijanjikan awal Agustus mendapat prioritas penambahan vaksin,” kata Arry.
Kondisi itu membuat warga yang antusias mendapatkan vaksinasi pun terhambat. Febri Ramadhani (24), warga Limapuluh Kota, mengatakan, ia belum dapat mengikuti vaksinasi karena stok di puskesmas setempat habis. ”Kata petugas puskesmas vaksin sedang habis dan belum tahu kapan vaksin akan tiba,” ujarnya.
Kata petugas puskesmas vaksin sedang habis dan belum tahu kapan vaksin akan tiba.
Selain untuk mengantisipasi penularan Covid-19, Febri ingin mengikuti vaksinasi karena menjadi persyaratan dalam proses pengurusan administrasi. Ia berharap stok vaksin segera tersedia.
Kepala Dinkes Limapuluh Kota Tien Septino mengatakan, stok vaksin di dinkes kabupaten memang sedang kosong. Petugas saat ini hanya menyuntikkan stok vaksin milik TNI untuk target vaksinasi dosis kedua.
”Kami sedang menunggu kiriman vaksin. Kekosongan vaksin sudah lebih dari seminggu. Vaksinasi yang dilakukan tadi adalah untuk dosis kedua, vaksin dari TNI. Vaksin yang lain kosong. Untuk dosis pertama, tidak ada vaksinasi, bahkan untuk vaksinasi dosis kedua ada yang ditunda karena vaksin tidak ada,” kata Tien.
Data Dinkes Sumbar menyebutkan, hingga 24 Juli 2021, jumlah warga yang divaksinasi 595.825 orang (13,52 persen) dari target 4.408.509 orang. Rinciannya, SDM kesehatan 33.777 orang (104,28 persen), petugas publik 416.136 orang (103,96 persen), warga lansia 26.272 orang (5,37 persen), masyarakat rentan 116.913 orang (4,04 persen), dan remaja 2.727 orang (0,46 persen).