Menko PMK Muhadjir: Waspadai Penyebaran Varian Baru
Semua pihak harus waspada pada penyebaran virus varian baru, terutama dari India. Di Banyumas, Bupati Achmad Husein mengimbau warga agar mengurangi mobilitas.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy meminta masyarakat serta pemerintah daerah mewaspadai penyebaran virus Covid-19 varian baru. Penyekatan arus balik dari Sumatera ke Jawa kembali dilakukan untuk meminimalkan potensi penularan. Terkait paparan virus varian baru India di Cilacap, Bupati Banyumas Achmad Husein mengimbau masyarakat mengurangi mobilitas.
”Sekarang sudah kita antisipasi. Makanya saya berkunjung ke sini untuk memastikan di beberapa tempat di Jateng yang berpotensi jadi sumber penyebaran harus segera ditangani sungguh-sungguh dan tidak cukup dikoordinasikan di rapat. Namun, di lapangan harus dilihat betul apa yang diputuskan di rapat itu berjalan dengan baik. Termasuk varian ini harus kita waspadai, terutama ada tiga, dari Inggris, Afrika Selatan, dan India,” kata Muhadjir di sela-sela acara Milad Ke-56 Universitas Muhammadiyah Purwokerto di Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (28/5/2021).
Di Sumatera banyak sekali pekerja migran kita maupun sanak-saudaranya yang melakukan penyeberangan lewat jalur tidak resmi atau di luar pengendalian kita. (Muhadjir Effendy)
Muhadjir mengatakan, virus varian baru, terutama dari India, dinilai ganas dan jangan sampai menyebar luas ke Indonesia. ”Yang sudah kelihatan sangat ganas, kan, India. Angka kematian di India harus diwaspadai betul, jangan sampai nanti merembet ke Indonesia. Setiap kali ada isu, ada kemungkinan potensi sumber penyebaran dari varian-varian baru harus segera ditangani. Sampai sekarang belum ada tanda-tanda penyebaran, proliferasi belum,” paparnya.
Menurut Muhadjir, sumber-sumber penularan virus varian baru harus diwaspadai. Saat ini pemerintah memberi perhatian pada pergerakan orang dari Sumatera. ”Di Sumatera, banyak sekali pekerja migran kita maupun sanak-saudaranya yang melakukan penyeberangan lewat jalur tidak resmi atau di luar pengendalian kita,” katanya.
Muhadjir menambahkan, kepolisian daerah setempat akan kembali melakukan penyekatan arus balik menuju Jawa. ”Yang kita waspadai adalah arus balik, terutama dari Sumatera. Busnya saja hampir 500 bus. Sekarang belum semuanya balik ke Jawa. Ini perlu waktu. Kemarin para kapolda, terutama Kapolda Sumatera Selatan dan Lampung, meminta untuk diperpanjang untuk melakukan pencegatan, pemeriksaan, dan penindakan mereka yang akan kembali ke Jawa,” tuturnya.
Secara terpisah, Bupati Banyumas Achmad Husein meminta masyarakat dan aparatur sipil negara membatasi mobilitas, baik ke Cilacap maupun ke Banyumas, terkait adanya kasus virus varian baru India. Kebijakan sementara itu berlaku hingga ada arahan dari pemerintah pusat terkait penanganan kasus ini.
”Varian ini sangat menular dan ganas. Maka, atas dasar koordinasi di antara dua pemerintahan daerah ini, untuk sementara sesuai dengan kewenangan masing-masing, ASN Banyumas yang berdomisili di Cilacap bekerja dari rumah atau WFH. Kemudian untuk ASN Cilacap yang berdomisili di Banyumas sehingga harus setiap hari pergi ke Cilacap, kami hanya bisa mengimbau. Itu disesuaikan dengan perintah atau instruksi Bapak Bupati Cilacap,” kata Husein.
Kepada masyarakat umum, lanjut Husein, pihaknya memohon untuk dapat mengurangi pergerakan melintas di perbatasan. ”Kebijakan ini bersifat sementara, artinya sampai ada kepastian dari pusat atau Menteri Kesehatan, gugus tugas pusat, sebaiknya kebijakan kita yang permanen itu seperti apa,” ujar Husein.
Seperti diberitakan Kompas.id (7/5/2021), sebanyak 13 orang dari total 20 anak buah kapal asal Filipina dinyatakan positif Covid-19. Mereka mengangkut raw sugar memakai kapal MV Hilma Bulker yang berbendera Panama dari India untuk dikirim ke Cilacap.
Dalam perjalanan waktu, kasus positif bertambah 1 orang. Dari 14 orang itu, 1 orang meninggal lalu dikremasi. Virus yang memapar anak buah kapal ini adalah varian baru India.
Kemudian sebanyak 48 tenaga kesehatan di RSUD Cilacap juga terkonfirmasi positif Covid-19, tetapi hingga kini jenis virusnya masih diteliti.