320 Vial Vaksin AstraZeneca Jatah Balikpapan Dikembalikan ke Jakarta
Sebanyak 3.200 dosis Vaksin AstraZeneca kumpulan produksi CTMAV547 jatah Balikpapan dikembalikan ke Jakarta untuk diteliti. Selain produksi tersebut, vaksin AstraZeneca dinyatakan aman dan vaksinasi tetap dilakukan.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Satgas Covid-19 Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, mengirim kembali vaksin AstraZeneca kumpulan produksi CTMAV547 ke Jakarta. Vaksin tersebut belum didistribusikan ataupun disuntikkan kepada warga Balikpapan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan Andi Sri Juliarty, Selasa (18/5/2021), mengatakan, Balikpapan sudah mendapatkan jatah 320 vial atau 3.200 dosis vaksin AstraZeneca kumpulan produksi CTMAV547. Vaksin itu sudah dikembalikan ke Jakarta pada Minggu (16/5/2021) setelah mendapatkan instruksi dari Kementerian Kesehatan.
”Vaksin AstraZeneca pada kumpulan produksi tersebut sedang dalam penelitian dan pengkajian ulang terkait dengan pascaimunisasi. Kami masih menunggu dua minggu ke depan karena sedang dikaji oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM),” ujar Andi di Balikpapan, Selasa (18/5/2021).
Ia mengatakan, vaksin tersebut pada mulanya akan disuntikkan kepada anggota Polri di Balikpapan. Namun, vaksin tersebut urung didistribusikan karena pemerintah pusat masih perlu melakukan berbagai pengujian untuk memastikan keamanan vaksin tersebut. Pemkot Balikpapan memperkirakan pengkajian vaksin kumpulan produksi CTMAV547 akan berjalan dua minggu ke depan.
Sebelumnya, pada 16 Mei 2021, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan Widyawati menjelaskan bahwa distribusi vaksin AstraZeneca kumpulan produksi CTMAV547 dihentikan sementara. Pemerintah akan melakukan uji toksisitas dan sterilitas oleh BPOM.
Hal itu dimaksudkan sebagai upaya kehati-hatian pemerintah untuk memastikan keamanan vaksin ini. Pasalnya, pemerintah mendapat laporan kejadian ikutan pasca-imunisasi (KIPI) serius yang diduga berkaitan dengan AstraZeneca kumpulan produksi CTMAV547.
”Komnas KIPI telah merekomendasikan BPOM untuk melakukan uji sterilitas dan toksisitas terhadap kelompok produksi tersebut karena tidak cukup data untuk menegakkan diagnosis penyebab dan klasifikasi dari KIPI yang dimaksud,” ujar Widyawati dalam siaran pers yang diterima Kompas.
Aman
Widyawati menjelaskan, tidak semua vaksin AstraZeneca berhenti didistribusikan. Selain kumpulan produksi CTMAV547, vaksin AstraZeneca sudah dipastikan aman dan sesuai standar. Masyarakat diimbau tak perlu takut untuk divaksin.
Selain kumpulan produksi CTMAV547, vaksin AstraZeneca sudah dipastikan aman dan sesuai standar.
Di Balikpapan sendiri, vaksinasi terus berlanjut. Hari ini, Selasa (18/5/2021), Pemkot Balikpapan melanjutkan vaksinasi bagi guru dan tenaga pengajar pendidikan anak usia dini hingga SMP. Belum ada laporan keluhan dari warga yang sudah divaksin.
”Kami jalankan lagi untuk 2.000 guru di seluruh puskesmas dan di Gedung Dome Balikpapan. Insyaallah sasaran pertama 9.060 guru selesai hari ini,” kata Andi.
Dengan demikian, cakupan vaksinasi di Balikpapan secara kumulatif untuk dosis 1 mencapai 35 persen. Adapun dosis 2 sudah mencapai 24,4 persen. Selain melanjutkan vaksinasi kepada warga lanjut usia, vaksinasi bagi guru SMA akan dilakukan pada akhir Mei 2021.
Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman Samarinda, Ike Anggraeni, mengatakan, vaksinasi adalah salah satu upaya untuk mengendalikan pandemi Covid-19. Untuk itu, ia menilai warga dan pemerintah harus terus menerapkan protokol kesehatan untuk menekan penularan.
”Meskipun saat ini vaksin terus disuntikkan, untuk mencapai kekebalan komunitas masih jauh. Jadi, protokol kesehatan yang utama. Jika memang harus keluar kota, protokol lain harus ditaati. Idealnya harus isolasi mandiri 12-15 hari sebelum beraktivitas,” ujar Ike, dihubungi dari Balikpapan.
Untuk menekan penambahan kasus setelah libur Lebaran, Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi memperketat pengawasan di pintu masuk. Warga pendatang dari luar wilayah dan warga Balikpapan yang bisa mudik terlebih dahulu akan mendapat perhatian khusus.
Menurut Rizal, mereka akan dites cepat antigen. Selain itu, mereka juga akan dikategorikan sebagai orang dalam pemantauan (ODP) dan diminta mengisolasi diri selama tujuh hari sebelum beraktivitas. Bagi warga pendatang yang terkonfirmasi positif Covid-19 akan diisolasi di embarkasi haji atau dirawat di rumah sakit bagi yang bergejala.
”Biasanya, warga yang mudik membawa serta keluarga saat kembali ke Balikpapan. Oleh sebab itu, nanti mereka diminta isolasi terlebih dahulu dengan bantuan Satgas Covid-19 di tingkat RT,” kata Rizal.