Setelah Libur Lebaran, Warga Pendatang di Balikpapan Jadi Perhatian Utama
Warga yang sudah mudik lebih awal diperkirakan akan membawa sejumlah kerabat ke Balikpapan. Bagi warga pendatang dan orang yang mudik tersebut akan dikategorikan sebagai ODP untuk dipantau kesehatannya.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Pemerintah Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, memperketat pengawasan warga pendatang di pintu masuk setelah masa mudik Lebaran. Satuan Tugas Covid-19 di tingkat RT akan dikerahkan untuk ikut memantau pendatang yang lolos dari pemeriksaan di pintu masuk.
Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi mengatakan, biasanya banyak warga luar daerah datang selepas Lebaran. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi adanya kasus Covid-19 baru, pendatang itu akan dipantau kondisi kesehatannya.
Menurut Rizal, mereka akan dites cepat antigen. Mereka dikategorikan sebagai orang dalam pemantauan (ODP) dan diminta mengisolasi diri selama tujuh hari sebelum beraktivitas. Bagi warga pendatang yang terkonfirmasi positif Covid-19 akan diisolasi di embarkasi haji atau dirawat di rumah sakit bagi yang bergejala.
”Di bandara pengawasannya sudah ketat. Di pelabuhan, nanti ada pemeriksaan terpisah bagi warga pendatang dan warga Balikpapan yang sudah telanjur mudik sebelum masa larangan mudik,” ujar Rizal di Gedung Pemkot Balikpapan, Senin (17/5/2021).
Selain itu, Rizal mengatakan, Satgas Covid-19 di tingkat RT diperkuat untuk mendata dan memantau warga pendatang dari luar daerah. Data para pendatang akan dilaporkan kepada petugas puskesmas setempat.
Setelah itu, para petugas di puskesmas akan memantau kesehatan para pendatang itu setiap hari. Jika ada keluhan gejala Covid-19, pemeriksaan akan dilakukan kembali oleh petugas puskesmas.
Pemantauan kesehatan pendatang dan orang yang sudah mudik lebih awal penting dilakukan mengingat pada tahun sebelumnya kasus Covid-19 meningkat setelah libur panjang. Alasannya, sejumlah warga yang mudik selama Lebaran kerap membawa kerabat ke Balikpapan untuk mencari kerja.
Saat ini, peningkatan kasus harian mulai terlihat setelah masa libur Lebaran di Balikpapan. Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan Andi Sri Juliarty mengatakan, terdapat 16 kasus Covid-19 pada Senin (17/5/2021). Sebanyak empat orang di antaranya merupakan orang dari luar daerah.
Pemantauan hingga tingkat RT bagi warga yang mudik dan pendatang diharapkan bisa menekan potensi penularan Covid-19. ”Titik terendah keterisian rumah sakit ada pada Hari Raya Idul Fitri, yakni dari 523 tempat tidur hanya terisi 43 tempat tidur,” ujar Andi.
Peningkatan juga terlihat di ruang ICU khusus Covid-19. Keterisian terendah di ICU Covid-19 terjadi saat Idul Fitri, yakni 12 tempat tidur. Dalam empat hari terakhir, pasien di ICU bertambah sembilan orang menjadi 21 orang yang dirawat di ICU khusus Covid-19 di Balikpapan.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Balikpapan Zulkifli menjelaskan, pemantauan pendatang akan berjalan selama masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro yang akan berakhir pada 23 Mei 2021. Pihaknya akan berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 Balikpapan sebagai pertimbangan kebijakan selanjutnya.
”PPKM Mikro itu akan kami evaluasi ke depan, apakah diperpanjang atau tidak. Adapun penutupan tempat wisata berakhir tanggal 16 Mei. Kami akan evaluasi juga apakah diperpanjang atau tidak mengingat 26 Mei juga ada libur,” kata Zulkifli.