Tingkatkan Literasi, DKK Salurkan Buku ke SD Gunung Brintik Semarang
Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas menyalurkan bantuan buku kepada SD Pangudi Luhur Servatius Gunung Brintik Semarang. SD Gunung Brintik merupakan salah satu sekolah yang mendidik banyak siswa dari keluarga marjinal.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA/GREGORIUS MAGNUS FINESSO
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas dan toko buku Gramedia menyalurkan bantuan buku kepada SD Pangudi Luhur Servatius Gunung Brintik di Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (4/5/2021). Sebanyak 481 judul buku disampaikan sebagai upaya menarik minat baca dan meningkatkan pengetahuan bagi para murid yang berasal dari kalangan marjinal tersebut.
Bantuan buku diserahkan Forum Komunikasi Daerah (FKD) Kompas Gramedia Semarang kepada Kepala SD Pangudi Luhur Servatius Gunung Brintik Sarjan. Hadir mewakili FKD Kompas Gramedia Semarang Ketua FKD Agung Prabowo dan Kepala Biro Jawa Tengah-Daerah Istimewa Yogyakarta Harian Kompas Gregorius Magnus Finesso.
Sarjan menyatakan sangat berterima kasih dengan bantuan ratusan judul buku tersebut. Terlebih, ratusan buku perpustakaan SD Pangudi Luhur Gunung Brintik baru saja rusak setelah ruangan ditinggal berbulan-bulan akibat pandemi Covid-19.
”Ruang perpustakaan kami terpisah dari kompleks utama sekolah. Letaknya di tengah permukiman. Setelah beberapa bulan pandemi, kami cek, ternyata buku-buku kami habis dimakan rayap. Buku yang masih bisa diselamatkan kami pindahkan ke ruangan lain di dalam lingkungan sekolah,” tutur Sarjan.
Menurut Sarjan, selama ini perpustakaan SD Brintik tidak hanya diakses 120 murid di sekolah tersebut, tetapi juga terbuka bagi masyarakat, termasuk orangtua siswa yang kebanyakan tinggal di kawasan tersebut.
Adapun wilayah Gunung Brintik terletak di kawasan perbukitan di Kelurahan Randusari. Berada di sekitar Tugu Muda Semarang. Sebagian besar lokasinya masuk kompleks makam Bergota. Adapun para penghuni wilayah Gunung Brintik kebanyakan berasal dari kalangan ekonomi bawah dan marjinal.
Anak-anak tersebut sejak kecil juga bisa dibilang penyandang masalah sosial. Mereka banyak anak jalanan dan terpaksa mencari makan di jalan sebagai pengamen, pengemis, dan sebagainya.
Orangtua murid, lanjut Sarjan, kebanyakan adalah para penggali kubur. Anak-anak tersebut sejak kecil juga bisa dibilang penyandang masalah sosial. Mereka banyak anak jalanan dan terpaksa mencari makan di jalan sebagai pengamen, pengemis, dan sebagainya.
”Hari Selasa ini ada siswa yang semestinya ujian, tetapi mesti dicari gurunya hingga Pasar Johar karena memilih mencari uang,” ujarnya.
Menurut Sarjan, selain ekonomi, persoalan utama para siswa SD Gunung Brintik terkait kesadaran moral. Sebab, sejak kecil, mereka hidup di tengah kondisi kehidupan masyarakat yang keras. Untuk itu, pendidikan diharapkan menjadi sarana mengubah kehidupan mereka kelak.
Agung Prabowo menyampaikan, bantuan dari para pembaca harian Kompas dan Gramedia tersebut terdiri dari 123 judul buku sekolah dan penunjang serta 358 judul buku bacaan. ”Untuk buku bacaan, ada yang satu judul terdiri dari dua atau tiga buku. Jadi, siswa-siswa bisa membaca bersamaan tanpa mesti saling menunggu,” katanya.
Gregorius Magnus Finesso mengungkapkan, Kompas Gramedia memiliki salah satu misi mencerahkan tingkat peradaban bangsa. Salah satunya dengan meningkatkan tingkat literasi di kalangan masyarakat sejak usia dini.
”Bantuan buku ini diharapkan dapat memperluas cakrawala pengetahuan para siswa dan memacu mereka untuk menuntut pendidikan lebih tinggi. Melalui pengetahuan, diharapkan mereka nanti bisa menggapai cita-cita dan memperbaiki kehidupan keluarganya,” ujarnya.
Berdasarkan data Pemprov Jateng, indeks minat baca Jawa Tengah pada 2020 termasuk kategori sedang, yaitu 61,88 persen. Adapun minat baca masyarakat Jateng 55,17 persen, dengan tiga daerah paling dominan adalah Kabupaten Karanganyar (70,92 persen), Kota Surakarta (61,92 persen), dan Kabupaten Banjarnegara (61,83 persen).
Adapun di Kota Semarang tercatat terdapat 1.137 perpustakaan di sekolah dan pojok belajar serta 191 rumah pintar. Di Jateng terdapat 4.664 perpustakaan umum, 23.332 perpustakaan sekolah/madrasah, 377 perpustakaan khusus, dan 251 perpustakaan perguruan tinggi.