Bantuan Pembaca ”Kompas” Disalurkan untuk Korban Banjir di Demak
Pada Minggu (14/2/2021), enam mobil pembawa logistik donasi pembaca harian ”Kompas” tiba di depan Balai Desa Sayung yang halamannya masih terendam banjir. Sebanyak 400 paket kebutuhan pokok disalurkan.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
DEMAK, KOMPAS — Melalui Dana Kemanusiaan Kompas, para pembaca harian Kompas memberikan bantuan berupa 400 paket kebutuhan pokok bagi warga Desa Sayung, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Minggu (14/2/2021). Bantuan itu diharapkan dapat mengurangi beban warga, mengingat nyaris seluruh bagian desa tersebut, yang berupa cekungan, terendam banjir.
Desa Sayung menjadi salah satu daerah di pantai utara (pantura) Jateng yang terdampak banjir sejak sepekan terakhir. Selain dipicu cuaca ekstrem, sejumlah permasalahan sebenarnya telah mengintai sejak lama. Hal itu, di antaranya, tingginya sedimentasi Kali Dombo, penurunan muka tanah, elevasi permukiman yang lebih rendah dari sungai, dan ketiadaan pompa berkapasitas besar.
Menurut data Pemerintah Desa Sayung, nyaris seluruh wilayah desa, seluas 510 hektar, terendam banjir dan hanya beberapa jalan umum yang tidak tergenang. Tercatat ada 3.161 keluarga atau 10.297 orang dari delapan dukuh di Desa Sayung terdampak banjir. Ketinggian banjir di sejumlah titik terdalam bahkan sempat mencapai 1,5 meter.
Enam mobil pembawa logistik donasi pembaca harian Kompas tiba di depan Balai Desa Sayung yang halamannya masih terendam banjir, Minggu. Penyerahan bantuan kebutuhan pokok dilakukan secara simbolis kepada 10 warga. Setelah itu, bantuan antara lain air mineral, beras, minyak goreng, gula, dan teh, diturunkan serta dimasukkan ke gudang atau posko penanganan banjir.
Mudah-mudahan dapat meringankan beban yang sedang dialami warga kami. (Munawir)
Kepala Biro Jateng-DIY Harian Kompas Gregorius Magnus Finesso berharap bantuan kebutuhan pokok tersebut dapat mengurangi beban warga terdampak banjir. ”Belakangan, wilayah utara Jateng ini sangat terdampak banjir. Beberapa memang sudah surut, tetapi kami lihat kalau di Sayung ini, satu desa masih terdampak. Oleh karena itu, kami salurkan,” kata Gregorius.
Ketua Forum Komunikasi Daerah (FKD) Kompas Gramedia Jateng Agung Prabowo menambahkan, sumber dana bantuan tersebut dari Dana Kemanusiaan Kompas (DKK). Koordinasi pun dilakukan untuk mengetahui daerah-daerah mana saja yang masih terdampak. FKD kemudian menyalurkan bantuan langsung ke lokasi.
Sebelum disalurkan, pihaknya meninjau terlebih dulu ke lokasi dan menanyakan apa saja yang menjadi kebutuhan warga. ”Memang, kebutuhan warga itu banyak. Namun, yang mendesak ini kebutuhan pokok untuk memenuhi keperluan sehari-hari. Itu yang utama karena semua warga dukuh di sini terdampak banjir,” kata Agung yang juga Store Manager Toko Buku Gramedia Semarang.
Kepala Desa Sayung, Munawir, berterima kasih atas kepedulian yang ditunjukkan para pembaca Kompas. ”Mudah-mudahan dapat meringankan beban yang sedang dialami warga kami,” ucapnya.
Pada Minggu siang, cuaca cerah dan ketinggian banjir perlahan surut. Namun, permukiman warga, terutama di sebelah barat Kali Dombo, masih tergenang hingga sekitar 60 sentimeter (cm), bahkan di beberapa titik melebihi itu. Sejumlah warga bekerja bakti untuk menarik endapan lumpur yang banyak terendam di gorong-gorong. Dengan demikian, diharapkan air mengalir dan segera disedot dengan pompa.
Munawir menuturkan, lantaran letak Desa Sayung yang rendah, bahkan di bawah Kali Dombo, membuat banjir menjadi peristiwa tahunan yang selalu terjadi. Desa Sayung pun berada di hilir kali. Dengan demikian, setiap terjadi hujan deras di daerah hulu atau selatan, debit sungai pun meningkat. Di sisi lain, pasang surut air laut juga memengaruhi banjir.
Ia menambahkan, Desa Sayung, yang berjarak sekitar 2 km dari perbatasan Semarang-Demak, sebenarnya sudah memiliki lahan yang diharapkan menjadi lokasi pembangunan gedung pengungsian. ”Namun, gedungnya belum ada. Diharapkan, akan menjadi perhatian pemerintah sehingga saat terjadi banjir, penanganannya dapat lebih terorganisasi, terutama dalam rangka memberikan jaminan hak hidup warga terdampak. Selama ini, warga mengungsi di masjid, mushala, atau daerah tetangga,” kata Munawir.