Lantunan Doa Menggema bagi Awak Kapal KRI Nanggala
Lantunan doa dari keluarga dan masyarakat luas menggema di seantero negeri, mengiringi ikhtiar pencarian KRI Nanggala 402 oleh berbagai pihak. Semua berharap 53 awak KRI Nanggala bisa selamat.
Oleh
Angger Putranto
·4 menit baca
Kekhawatiran dan kecemasan berpadu dengan harapan serta keyakinan akan keselamatan awak KRI Nanggala-402. Dalam suasana ketidakpastian ada lantunan doa dari keluarga serta handai tolan. Mereka terus berharap, awak kapal dapat ditemukan selamat.
Sejak KRI Nanggala dikabarkan hilang kontak pada Rabu (21/4/2021), sejumlah kerabat dan keluarga berkumpul di kediaman Yayak Dwi Ernawati (46) di Banyuwangi, Jawa Timur. Yayak tak lain ibunda Mega Dian Pratiwi, istri Serda Ede Pandu Yudha Kusuma.
Pandu merupakan salah satu dari 53 prajurit TNI AL yang berada di KRI Nanggala. Kehadiran kerabat bertujuan memberikan dukungan moral kepada Mega serta berdoa bagi keselamatan awak kapal.
Kurang dari dua bulan lalu, keluarga juga berkumpul di rumah Yayak. Kala itu, suasana gembira menaungi momen pernikahan Mega dan Pandu.
”Belum sampai dua bulan usia pernikahan anak-anak saya. Saya ingat, tiga hari setelah menikah, Nak Pandu langsung berdinas ke Surabaya. Itu memang panggilan dan tanggung jawabnya pada tugas negara,” tutur Yayak.
Yayak bangga kepada Pandu dan Mega karena di awal pernikahan keduanya setia pada tugas sebagai abdi negara. Demikian pula Mega, yang langsung kembali bertugas sebagai bidan di Puskesmas Klatak, Banyuwangi.
Tidak hanya abdi negara berdedikasi, Pandu juga dirasa sebagai pribadi yang bertanggung jawab terhadap keluarga. Pandu yang terlahir sebagai anak pertama juga mampu mengayomi adik-adik Mega. Sebelum berangkat bertugas, Pandu selalu pamit, minta restu dari Yayak, termasuk saat hendak berangkat bertugas di KRI Nanggala, Senin (19/4).
KRI Nanggala menurut rencana menjalankan skenario latihan peluncuran rudal di perairan Bali, Kamis (22/4). Rudal yang menjadi fokus latihan seharusnya ditembakkan Pandu, yang dipercaya sebagai operator senjata dalam kapal selam itu.
Saat sedang menunggu waktu berbuka puasa, Rabu, Yayak terkejut mengetahui kabar KRI Nanggala hilang kontak dari unggahan instastories temannya. Yayak langsung meminta Mega untuk memastikan informasi tersebut.
Kendati dirundung kekhawatiran, tetap ada harapan terselip di setiap tarikan dan embusan napas keluarga. Dengan suara bergetar, Yayak mengatakan, ”Saya yakin anak saya bisa pulang. Dia prajurit terbaik. Ia harus kembali ke rumah”.
Kekhawatiran dan harapan juga tampak dalam diri Sudarmaji, ayah dari Sertu Dedi Heri Susilo. Dedi yang juga berasal dari Banyuwangi merupakan awak KRI Nanggala.
Saya yakin anak saya bisa pulang. Dia prajurit terbaik. Ia harus kembali ke rumah. (Yayak Dwi Ernawati)
Doa-doa terbaik terus dilambungkan Sudarmaji dan keluarganya. Ia berharap kekhawatiran berganti dengan kegembiraan saat munculnya KRI Nanggala di permukaan.
Di Sidoarjo, rumah milik Komandan Satuan Kapal Selam Komando Armada II di KRI Nanggala-402 Kolonel Laut Harry Setiawan, di Desa Tebel, Kecamatan Gedangan, hingga Jumat (23/4) juga terus didatangi tetangga, kerabat, dan rekan sejawat. Mereka memberikan doa terbaik dan dukungan moral kepada istri Harry, Winny Widayanti (45), dan empat anaknya.
”Saya mohon doa semoga suami dan awak KRI Nanggala-402 segera ditemukan dalam keadaan sehat dan selamat. Saya cuma bisa berdoa dan mohon doa serta dukungan dari semua,” ujar Winny, ditemui di rumahnya.
Meski dirundung kekhawatiran, Winny bersyukur didukung banyak pihak. Dia optimistis kapal segera ditemukan. Sebagai istri komandan, Winny juga memberikan dukungan moral kepada istri-istri para awak kapal lainnya.
Mukjizat
Doa keselamatan yang tiada putus dipanjatkan pula oleh Ida Farida (65), ibu dari Harry Setiawan. Ida baru tiba di Sidoarjo pukul 08.00 setelah menempuh 12 jam perjalanan darat dari Depok, Jawa Barat.
”Mudah-mudahan ada keajaiban atau mukjizat, segera mendapat pertolongan dari Allah SWT. Kita berharap yang terbaik, semua ditemukan dalam kondisi selamat,” kata Ida.
Harry merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Menurut Ida, Harry selalu meminta restu setiap kali hendak berlayar. Saat ini, keluarga terus menanti kabar terkini dari upaya pencarian.
Mudah-mudahan ada keajaiban atau mukjizat, segera mendapat pertolongan dari Allah SWT. Kita berharap yang terbaik, semua ditemukan dalam kondisi selamat. (Ida Farida)
Optimisme keluarga dari awak KRI Nanggala menguat setelah mendengar banyak pihak membantu pencarian. Dukungan doa dari warga sekitar ikut memelihara harapan keluarga.
”Sebenarnya, (saya) agak khawatir waktu membaca berita, oksigen di kapal itu hanya cukup sampai Sabtu (24/4). Namun, saya kembali optimistis karena ada bantuan kapal penyelamat dari Singapura dan Malaysia,” ujar Rakiyan (59), ayah dari Mayor Laut (P) Eko Firmanto, awak KRI Nanggala, di Tegal, Jawa Tengah.
Rakiyan selalu memantau perkembangan pencarian melalui pemberitaan televisi dan internet. Dia berharap bakal mendengar kabar baik dari usaha pencarian tersebut.
Harapan juga dipelihara lewat doa bersama warga tiap malam dan dukungan rekan-rekan Eko. Rosita (56), ibu Eko, mengatakan menerima banyak telepon dan pesan singkat berisi doa untuk anaknya. Hal itu menguatkannya.
Keluarga besar Kelasi Satu Gunadi Fajar Rahmanto (27), awak KRI Nanggala, juga berkumpul dan berdoa di rumahnya di Dusun Ngreco, Desa Seloharjo, Pundong, Bantul, DI Yogyakarta. Dukungan masyarakat setempat mewujud dalam doa bersama, Kamis malam, selepas shalat Tarawih.
Seiring doa dari keluarga dan masyarakat luas serta ikhtiar pencarian oleh berbagai pihak, semua berharap awak KRI Nanggala bisa selamat. (NIK/XTI/NCA)