Ratusan Lubang di Pantura Semarang-Demak, Penanganan Terhambat Cuaca
Dari pantauan, lubang dengan berbagai ukuran, sedalam 3-10 cm, banyak ditemui mulai dari wilayah Genuk, Kota Semarang, hingga perbatasan Demak-Kudus atau sepanjang sekitar 58 kilometer dan jalur sebaliknya.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
DEMAK, KOMPAS — Ratusan lubang menganga di jalur pantai utara atau pantura yang merupakan ruas jalan nasional Semarang-Demak dan Demak-Kudus membuat para pengendara harus ekstra hati-hati saat melintas. Perbaikan jalan belum optimal lantaran terkendala tingginya intensitas hujan.
Berdasarkan pantauan pada Rabu (3/2/2021), lubang dengan berbagai ukuran hingga diameter 25 sentimeter (cm) dan kedalaman 3-10 cm banyak ditemui mulai dari wilayah Genuk, Kota Semarang, hingga perbatasan Demak-Kudus atau sepanjang sekitar 58 kilometer (km). Letak lubang acak di kedua jalur, baik di tepi maupun tengah jalan.
Sejumlah pengendara tampak melambatkan laju kendaraan atau berbelok mendadak begitu menyadari ada lubang di depan mereka. Di sejumlah titik, hal tersebut menyebabkan arus tersendat karena kendaraan antre untuk melewati bagian jalan yang tak berlubang.
Pada malam hari, kondisi lebih rawan karena sejumlah titik minim penerangan. Terlebih, letak lubang merata baik di tepi maupun tengah jalan. Hujan pada sore hingga malam hari juga membuat para pengendara lebih berhati-hati. Di sejumlah titik, lubang sudah ditambal aspal. Adapun rambu untuk berhati-hati hanya ditemui di beberapa titik.
Feri Faturrahman (22), warga Desa Batu, Kecamatan Karangtengah, Demak, mengatakan, lubang-lubang membahayakan pesepeda motor, terutama jika berada di belakang kendaraan besar. ”Harus hati-hati betul, apalagi pada malam hari lubangnya enggak kelihatan. Beberapa hari lalu juga saya lihat ada yang jatuh,” ujar Feri yang setiap hari berkendara Semarang-Demak.
Pada malam hari, kondisi lebih rawan karena sejumlah titik minim penerangan. Terlebih, letak lubang merata baik di tepi maupun tengah jalan.
Rizky Dwi (26), warga Kelurahan Singorejo, Kecamatan Demak, menambahkan, pelek sepeda motornya bengkok akibat menghantam lubang secara mendadak. Waktu berangkat kerja, yakni pagi dan sore hari, menurut dia, termasuk rawan karena jalan dipadati kendaraan dari Demak ke Semarang atau sebaliknya.
Sementara pada malam hari, yang dikhawatirkan ialah jika tak ada yang membantu jika pesepeda motor mengalami kecelakaan. ”Sebab, di (Jalan Demak-Semarang) sini banyak pabrik dan beberapa karyawan pulang malam. Saya lihat beberapa lubang sudah ditambal, tetapi kemudian hancur lagi, bahkan makin parah. Mungkin karena musim hujan,” ucapnya.
Hambatan cuaca
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 3.2 Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah 3 Jateng, Badarudin, dihubungi dari Demak, Rabu, menuturkan, penanganan kerusakan di jalur pantura Semarang hingga perbatasan Demak-Kudus masih dilakukan. Namun, intensitas hujan yang tinggi menghambat perbaikan.
”Menambal saat hujan tentu tidak bisa. Namun, setiap cuaca bagus, kami langsung maksimalkan penambalan. Kami targetkan selesai pertengahan Februari 2021 dengan catatan cuaca mendukung. Selain itu, kami lakukan percepatan dengan penambahan tim (penambalan) dari dua menjadi tiga tim,” kata Badarudin.
Menurut Badarudin, total ada sekitar 120 lubang besar di ruas tersebut. Namun, dari pantauan Kompas, dari Genuk Semarang hingga Demak kota saja atau sekitar 18 km sedikitnya terdapat 130 lubang dengan berbagai ukuran. Perhitungan itu pun hanya pada satu jalur, yakni arah Semarang.
Kepala Subbagian Umum dan Kepegawaian Dinas Perhubungan Demak Solekul Hadi mengatakan, perbaikan penerangan jalan umum terus dilakukan begitu ada laporan. Selain baru sejak Januari 2021 berada dalam kewenangan dinas perhubungan, penggunaan anggaran untuk 2021 juga masih disiapkan.
”Memang banyak warga yang melaporkan JPU padam, tidak hanya di jalur pantura. Lampu sebenarnya bisa kuat, tetapi jaringannya yang terganggu karena beberapa faktor, seperti angin kencang atau ada bagian yang dicuri orang. Namun, yang hanya butuh perbaikan ringan langsung kami lakukan. Untuk JPU jalan nasional, kami juga berkoordinasi dengan pemerintah provinsi dan pusat,” ujar Hadi.