Jalur Balikpapan-Samarinda Ambles, Mobilitas Ekonomi Terhambat
Jalan poros Balikpapan-Samarinda ambles sepanjang 55 meter di Kilometer 11, Kelurahan Karang Joang, Balikpapan Utara, Kota Balikpapan. Warga berharap perbaikan bisa dilakukan sebelum kondisi jalan rusak parah.
Oleh
SUCIPTO
·4 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Jalan poros Balikpapan-Samarinda ambles sepanjang 55 meter di Kilometer 11, Kelurahan Karang Joang, Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (14/8/2020). Akibatnya, mobilitas ekonomi warga terhambat. Petugas mengupayakan pemulihan jalan agar bisa segera dilintasi.
Pantauan Kompas, ruas jalan selebar 11 meter itu ambles sekitar 3,5 meter di sisi barat. Amblesan terdalam hingga 3,5 meter. Sebuah gudang kayu di dekat tanah yang ambles nyaris roboh akibat pergeseran tanah. Di bagian longsoran juga terlihat aliran air dari pipa milik PDAM yang bocor.
Pemilik toko di sekitar lokasi jalan ambles, Yanto (48), mengatakan, jalan mulai ambles parah sekitar pukul 06.00 Wita. Akibatnya, sebuah truk yang sedang melintas ikut terperosok dan baru bisa dievakuasi pukul 08.00 Wita. Ia mengatakan, amblesan di badan jalan mulai terlihat sejak Desember 2019. Saat hujan, tepi jalan terkikis sedikit demi sedikit dan mengakibatkan beberapa kali longsor.
”Setiap malam ada saja motor yang jatuh di jalan itu karena jalan sudah mulai ambles,” katanya.
Akibat kejadian itu, jalan utama akses Balikpapan-Samarinda itu tak bisa dilalui kendaraan. Kendaraan dari arah Balikpapan harus melintasi akses lain dari Kilometer 5 Balikpapan, tembus di Kilometer 13 arah Samarinda.
Yanto mengatakan, perbaikan jalan semestinya dilakukan sebelum terjadi kerusakan parah. Terlebih, tanda-tanda jalan akan ambles sudah ada sejak cukup lama. Jika menunggu kerusakan parah terjadi, mobilitas dan perekonomian warga terdampak.
”Itu berdampak juga pada perekonomian saya. Onderdil motor yang saya jual bergantung pada orang yang melintas juga,” katanya. Selain toko milik Yanto, terdapat juga puluhan toko dan warung makan di sekitar jalan yang ambles.
Hal serupa dikeluhkan Arianto (37), sopir truk kontainer yang berkantor di ruas Balikpapan-Samarinda Kilometer 11. Ia berharap perawatan jalan di lintas kota dan lintas provinsi di Kalimantan Timur dilakukan sebelum terjadi kerusakan parah. Sebab, ketika ada longsoran jalan, truk kontainer kerap kesulitan mencari jalan alternatif.
”Jalan lain pasti ada. Tapi, biasanya susah dilewati karena kontainer, kan, besar. Tadi, saya harus putar balik lagi. Takutnya, lain waktu bisa terlambat kirim barang kalau harus cari jalan dulu,” katanya.
Perbaikan jalan semestinya dilakukan sebelum terjadi kerusakan parah. Terlebih, tanda-tanda jalan akan ambles sudah ada sejak cukup lama.
Pemulihan jalan
Jalan poros itu berada di bawah pengelolaan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Preservasi jalan juga masuk dalam kontrak persiapan pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur dengan nama Paket Preservasi Jalan Mulawarman.
Pejabat Pembuat Komitmen 14 Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) XII Kalimantan Timur Rachmat Fajard mengatakan, longsoran awal diketahui pada awal Januari. Saat itu, terjadi longsoran sepanjang 22 meter di sisi barat jalan. Berjalannya waktu, ternyata longsoran itu semakin melebar dan memicu amblesan di badan jalan.
”Kami akan lakukan perbaikan permanen. Hari ini kami upayakan badan jalan sudah bisa dilalui sebagian dengan melakukan pemadatan di badan jalan yang ambles,” kata Fajard.
Ia mengatakan, perbaikan jalan tidak bisa langsung dilakukan saat terjadi longsoran awal. Dana perbaikan jalan belum bisa cair karena pemerintah tengah melakukan realokasi anggaran untuk pandemi Covid-19. Saat ini, dana perbaikan sudah tersedia Rp 2,3 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk pemasangan fondasi guna menahan tanah agar tidak longsor. Selain itu, badan jalan yang ambles akan ditimbun dan dipadatkan sehingga kembali rata.
”Dalam perbaikan jalan ini, kontrak dengan rekanan selama 148 hari. Pengerjaan akan dilakukan setiap hari sampai kondisi badan jalan normal kembali,” kata Fajard.
Terkait pipa yang bocor di tepi jalan, Fajard mengaku sudah berkoordinasi dengan PDAM Kota Balikpapan. Selama pengerjaan, aliran air di pipa itu ditutup untuk sementara. Pasalnya, rembesan air bisa memicu timbunan tanah di sisi jalan bergeser selama pengerjaan.
Menurut data survei Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR pada semester II-2018, dari 1.710 kilometer (km) jalan nasional di Kaltim, hanya 33,75 persen atau 577,45 km yang dalam keadaan baik. Sebagian besar jalan dalam kondisi sedang, yakni sepanjang 999,78 km atau 58,44 persen. Adapun yang rusak ringan sepanjang 105,87 km dan rusak berat 22,79 km.