Jakarta bersiap jadi Kota Global setelah tak lagi menjadi ibu kota. Salah satunya melalui pengembangan pesisir Ancol.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·5 menit baca
Senin (13/11/2023) menjadi tahap awal untuk membangun Jakarta menjadi Kota Global setelah tidak lagi menjadi ibu kota Republik Indonesia. Forum Investasi yang dihelat pada Senin siang itu menjadi salah satu strategi DKI Jakarta mempersiapkan diri.
Digelar di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tokyo, Jepang, forum itu bertajuk Ancol Waterfront Development Investment Forum. Forum yang dihelat di awal pekan studi banding peserta MRT Fellowship Program (MFP) 2023 di Tokyo itu diketahui bertujuan menawarkan potensi pengembangan pesisir utara Jakarta, tepatnya di kawasan Ancol, serta menjajaki minat calon potensial investor Jepang.
KBRI Tokyo menjembatani upaya penawaran investasi oleh PT MRT Jakarta (Perseroda) bersama PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk dan Pemprov DKI Jakarta kepada para investor Jepang.
Duta Besar RI untuk Jepang, Heri Akhmadi, pada forum itu menyampaikan, dalam hubungan Jepang-Indonesia, sejak lama Indonesia dan Jepang mempunyai hubungan baik dalam hal investasi. ”Kita mengetahui MRT Jakarta adalah salah satu ikon dari kerja sama Indonesia dan Jepang yang kita harapkan tidak hanya memperlancar transportasi di Jakarta, tetapi juga mengubah kultur kerja dan bertransportasi di Jakarta,” kata Heri.
MRT Fase 1 koridor selatan-utara sepanjang 16 km dari Lebak Bulus ke Bundaran Hotel Indonesia (BHI) sudah beroperasi sejak 24 Maret 2019. Saat pandemi Covid-19 merebak, jumlah penumpang turun jauh ke angka ribuan orang per hari. Begitu pandemi Covid-19 mereda, hari ini rata-rata penumpang harian sudah mencapai 100.000 orang.
Dengan pinjaman JICA pula, saat ini MRT Jakarta sedang melanjutkan pembangunan koridor selatan-utara. Pembangunan dari BHI ke Ancol sejauh 12 km ini merupakan Fase 2.
Pembangunan Fase 2 ini dibagi ke dalam dua bagian. Fase 2A dari BHI ke Kota sejauh 5,8 kilometer dan sisanya adalah Fase 2B dari Kota ke Ancol.
”Untuk fase 2A yang sedang berlangsung, saat ini kemajuan konstruksi sudah mencapai 27 persen,” kata Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) Tuhiyat.
Untuk Fase 2B, setelah melalui pembahasan panjang, akhirnya Pemprov DKI Jakarta memutuskan lokasi depo ada di dalam kawasan Ancol, tepatnya di Ancol Barat. Berada di kawasan Ancol Barat, artinya depo MRT Jakarta Fase 2B ada di area di bawah pengelolaan PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk.
Kepala Bappeda DKI Jakarta Atika Nur Rahmania menjelaskan, dua perusahaan yang adalah BUMD Pemprov DKI Jakarta itu bekerja sama untuk mengembangkan kawasan depo. Area depo MRT Jakarta Fase 2B direncanakan untuk dikembangkan sebagai kawasan berorientasi transit (KBT) atau area transit oriented development (TOD).
Berkonsep TOD, di kawasan depo itu nantinya bukan hanya akan menjadi depo kereta saja, melainkan juga di sekitar depo akan dikembangkan sebagai kawasan fungsi campuran untuk mengakomodasi gaya hidup urban. Jadi di sekitar depo akan dibangun hunian atau residential, area komersial, rekreasi, dan area untuk bisnis.
Semua kawasan fungsi campuran itu, menurut Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk Winarto, akan terintegrasi dengan angkutan umum. Utamanya MRT Jakarta dan angkutan laut menuju Kepulauan Seribu. Area marina eksisting menurut rencana akan direvitalisasi agar terjadi integrasi antara moda angkutan laut dan MRT.
Pengembangan kawasan demikian memerlukan keahlian dari para investor potensial Jepang. Di Senin siang itulah, KBRI Tokyo menghubungkan kebutuhan akan investasi dan keahlian dengan mengundang sejumlah calon investor potensial.
Targetnya di Maret 2024 akan ada Forum Investasi lagi khusus tentang TOD.
Duta Besar Heri sempat menyebut sejumlah perwakilan perusahaan Jepang yang memiliki keahlian yang diundang dalam forum itu. Di antaranya perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi pantai, keahlian teknis, keahlian konstruksi bangunan, pembangunan properti, perdagangan dan investasi, pusat perbelanjaan, juga ritel.
Perusahaan-perusahaan yang disebutkan itu antara lain Hanshin Hankyu, Tokyo Land, Penta Ocean, Sojitz, AEON, Shimizu Corporation, Nippon Concrete Industries, dan Oriental Consultant Global.
Melongok ke kota-kota besar di dunia, Heri melanjutkan, tidak bisa dimungkiri kota-kota itu bertumbuh secara organik dan pertumbuhannya tidak bisa diperintah siapa pun, termasuk politik. Konsep TOD untuk pengembangan kota sudah lama menjadi bagian dari pertumbuhan kota-kota besar lain di dunia itu.
Kehadiran MRT Jakarta berperan penting dalam pengembangan kota dengan konsep TOD. ”Ini adalah lifestyle, urban culture. Di Jakarta sendiri sebenarnya urban culture itu belum berkembang dan budaya ini harus memang harus dirintis. Itu harus menjadi bagian organik kota yang seperti itu,” kata Heri.
Dengan Jakarta yang sebentar lagi tidak menjadi ibu kota negara, Pemprov DKI Jakarta tengah bersiap menjadikan Jakarta pusat perekonomian dan kota global. Melalui proyek pengembangan pesisir utara Jakarta, Pemprov DKI Jakarta berupaya mengembangkan wilayah utara secara progresif.
MRT Jakarta yang menghubungkan wilayah selatan Jakarta dengan wilayah tengah dan utara akan menambah jumlah pengguna dan mobilitas warga. Dengan begitu, Heri berharap Ancol di kawasan utara Jakarta akan menjadi kawasan pertumbuhan ekonomi baru di Jakarta.
Atika juga menyampaikan optimismenya. Pembangunan kawasan Depo MRT di Ancol yang diyakini sangat strategis dan akan memberikan nilai tambah bagi pembangunan Jakarta ke depan pascapemindahan ibu kota ke IKN Kalimantan.
Namun, menuju perubahan status Jakarta, Heri melihat para investor masih wait and see. Untuk itu, ia menyarankan Pemprov DKI Jakarta segera memastikan status Jakarta dan UU terkait, serta menyiapkan perencanaan kota Jakarta.
Sambil memastikan semuanya, jelas Heri, KBRI Tokyo terus mendukung upaya Jakarta. Pertemuan demi pertemuan untuk meyakinkan dan memastikan calon-calon potensial investor akan digelar, demikian juga koordinasi dengan kementerian terkait di Jepang antara lain Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi (MLIT) Jepang.
“Targetnya di Maret 2024 akan ada Forum Investasi lagi khusus tentang TOD,” ujar Heri.