Lengang Kereta Api untuk Mudik Lebih Dini
Segelintir masyarakat memilih mudik lebih dini untuk menghindari keramaian pada puncak mudik. KAI juga memberikan diskon tiket kereta sebesar 20 persen untuk keberangkatan 14-17 April 2023, sebelum periode puncak mudik.
Kurang dua pekan jelang Lebaran 2023, pemudik kereta masih jauh dari ramai. Stasiun lengang meski seruan mudik lebih dini telah didengungkan jauh-jauh hari. Instrumen dan strategi pola perjalanan dibutuhkan agar pemudik tak menumpuk di puncak waktu mudik.
Berkas sinar matahari menjerang ruang tunggu Stasiun Pasar Senen, Sabtu (8/4/2023) jelang sore. Di area tengah ruang tunggu itu, sepasang suami-istri terkantuk-kantuk menunggu keberangkatan kereta. Eti Suprapti (58) dan Sasmito (62) sedang menunggu kedatangan Kereta Api Jayakarta menuju Purwokerto, Jawa Tengah. Angin semilir stasiun membuat Eti sesekali menguap dan membenahi syal di kepalanya yang jatuh ke pundak. Sang suami, Sasmito, telah terbawa mimpi.
Warga Cempaka Putih, Jakarta Pusat, ini datang dengan bajaj dan sampai di stasiun dua jam sebelum keberangkatan. Kata Eti, ia sengaja datang lebih awal bukan karena takut macet saja, melainkan juga sudah ingin segera pulang ke kampung halaman.
”Bapak sudah pensiun lima tahun lalu. Sehari-hari kami hanya berdua di rumah. Anak pertama sudah menikah dan tinggal di Bekasi. Anak kedua sedang kuliah di Purwokerto,” tutur Eti sambil membenahi syal, menutupi rambutnya yang mulai beruban.
Mudik lebih awal dipilih oleh Eti dan suami untuk menghindari keramaian pada tanggal-tanggal sibuk. Ia sudah tidak memiliki tanggungan dan pekerjaan lain sehingga bisa meninggalkan Jakarta lebih cepat. Tiket mudik telah dipesankan oleh putrinya sekitar dua minggu sebelum keberangkatan. Rencananya mereka akan tinggal di Purwokerto selama satu bulan.
”Tiket balik ke Jakarta belum beli. Santai aja nanti pesan belakangan, yang penting menghindari tanggal-tanggal puncak arus mudik dan arus balik,” ujar Eti.
Jarak Purwokerto-Jakarta yang mudah dijangkau dan relatif dekat membuat Eti dan suami sering bepergian ke sana. Selain menengok putrinya, Eti juga berkunjung ke sanak saudara karena masih banyak yang tinggal di Purwokerto. Rumah orangtuanya juga masih dihuni oleh anaknya yang berkuliah dan anggota keluarga yang lain.
Meskipun sering ke berkumpul, Eti melanjutkan, merayakan hari raya Idul Fitri atau Lebaran bersama jelas berbeda dari kumpul-kumpul biasa. Bersilaturahmi, saling memaafkan, berbagi rezeki, hingga kedatangan sanak saudara lain yang hanya berkunjung saat Lebaran menimbulkan kehangatan sendiri. Seperti budaya, perayaan ini rutin dilakukan.
Baca juga: Menyusuri Jalan Tol Cisumdawu, Si Pengurai Arus Mudik Lebaran 2023
Di bangku lain, tiga remaja laki-laki berselonjor sembari memainkan gim di gawai masing-masing. Mereka menunggu keberangkatan kereta Sawunggalih ke Purwokerto. Menurut jadwal, kereta berangkat pukul 18.40, tetapi mereka telah ada di ruang keberangkatan sejak pukul 14.00.
”Lebih baik menunggu sejak siang ketimbang terjebak macet ketika berangkat sore hari,” tutur Almas (18), satu dari tiga remaja ini. Ia bersama adik dan sepupunya berangkat dari pondok pesantren di Tangerang, Banten, menggunakan taksi.
Pihak pondok meliburkan siswanya lebih dini. Alhasil, Almas dan kedua adiknya yang bersekolah di lembaga yang sama ini dapat pulang ke kampung halaman lebih cepat. Biasanya, mereka mendapat libur selama satu bulan untuk Lebaran.
Mudik lebih awal menjadi opsi mereka yang telah lepas dari kewajiban dan tanggungan. Namun, untuk sebagian besar orang, mudik lebih dini masih terbentur berbagai hal.
Sutikno (54) salah satunya. Teknisi vendor proyek di Jakarta Timur ini hanya bisa mengantar Rudi (63), sepupunya, untuk mudik. ”Saya kemarin mintanya juga pulang bareng, tetapi belum boleh sama bos. Perkiraan tanggal 17 April 2023 boleh pulang,” katanya. Ia dan sepupunya itu bekerja di perusahaan yang sama.
Padahal, satu bulan sebelumnya, Sutikno sudah mengecek ketersediaan tiket Jayabaya tujuan Malang pada 16 April dan 17 April 2023, tetapi saat itu tiket sudah habis.
Sutikno harap-harap cemas pada mudik kali ini. Ia jelas akan dapat jatah libur untuk Lebaran, tetapi belum mengamankan tiket untuk pulang. Pihak kantor akan menanggung tiket kepulangan dan keberangkatannya. Namun, jika tiket kereta habis, ia terpaksa harus naik bus karena tiket pesawat sudah terlampau mahal.
Baca juga: Separuh Penduduk Indonesia Akan Mudik Lebaran 2023
Bus memang moda transportasi yang mudah didapatkan dan selalu ada menjelang Lebaran. Namun, untuk mencapai Malang dari Jakarta, Sutikno harus berganti dua hingga tiga bus. Pengalaman sebelumnya, dari Bekasi ia harus naik bus ke Semarang, kemudian melanjutkan ke rute Surabaya apabila rute ke Malang tidak tersedia. Baru dari Surabaya ia bisa naik bus ke arah Malang.
Melelahkan memang, tetapi upaya ini dilakukan untuk dapat Lebaran bersama keluarga di kampung halaman. Sejak 2019-2021, ia tidak pernah Lebaran di rumah. Keluarganya sudah mewanti-wanti untuk mendapatkan libur Lebaran pada 2022. Syukurlah, pada tahun lalu dan tahun ini ia mendapat jatah libur saat Lebaran.
Lebaran tanpa sanak saudara memang beda rasanya, terlebih jika ada tradisi berkumpul dengan keluarga besar. Pada momen Lebaran, jumlah anggota keluarga besar Rudi dan Sutikno yang berkumpul bisa mencapai 100 orang. Masing-masing di antara mereka memiliki tujuh saudara, ditambah satu keluarga lain yang memiliki delapan anak yang juga sudah beranak-pinak.
”Sayang banget kalau Lebaran enggak pulang dan enggak kumpul dengan keluarga,” tutur Sutikno. Baginya, berjabat tangan, tertawa, dan memeluk cucu rasanya jauh lebih baik ketimbang sekedar panggilan video saat Lebaran.
Belum dilirik
Berbagai elemen masyarakat memilih mudik menggunakan kereta api lebih dini untuk menghindari tanggal-tanggal ramai. Mereka adalah orang-orang yang sudah tidak memiliki tanggungan pekerjaan atau dapat bekerja dari rumah serta libur sekolah.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi juga telah mendorong masyarakat agar menyesuaikan diri dengan mengambil cuti dan mudik lebih awal. Hal ini dilakukan untuk mengurai arus mudik pada periode 13-19 April 2023.
Vice President Public Relations Kereta Api Indonesia (KAI) Joni Martinus mengatakan, per Senin (10/4/2023) pagi, tiket kereta api jarak jauh untuk Lebaran yang telah terjual adalah 1,68 juta tiket atau 55 persen dari total 3,06 juta tiket yang disediakan. Sementara itu, okupansi penumpang paling tinggi yaitu pada 20 April 2023 sebanyak 79 persen, 24 April 2023 sebanyak 81 persen, dan 25 April 2023 sebanyak 80 persen.
”KAI berharap masyarakat dapat merencanakan perjalanannya dengan baik karena tiket kereta api masa angkutan Lebaran masih banyak tersedia,” tuturnya.
Merujuk imbauan Kementerian Perhubungan, okupansi tiket kereta api untuk mudik lebih awal pada 12-18 April 2023 belum begitu dilirik penumpang. Hingga Senin sore, tiket kereta api yang terjual pada periode ini adalah 472.000 tiket atau rata-rata 67.000 tiket per hari dengan rata-rata okupansi per harinya 48 persen.
Baca juga: Mudik Lebaran 2023, 600.000 Tiket KA Jarak Jauh Masih Tersedia
KAI memberikan diskon 20 persen pada periode keberangkatan 14-17 April 2023 untuk memecah keramaian pada puncak mudik yang diprediksi terjadi pada 19-21 April. Dalam diskusi persiapan mudik pada Selasa (11/4/2023), Direktur Niaga KAI Hadis Surya Palapa mengatakan, KAI menyediakan 31.000 tiket pada periode diskon ini. Jumlahnya dibagi rata selama empat hari dan hingga kini sudah terjual sekitar 50 persen.
Salah satu kunci memperlancar angkutan Lebaran adalah dengan mengatur pola perjalanan dan pergerakan masyarakat. Ketua Forum Transportasi Perkeretaapian dan Angkutan Antarkota Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Aditya Dwi Laksana mengatakan, beban puncak pergerakan masyarakat dapat diurai dan diratakan dengan membagi pada beberapa gelombang perjalanan pada periode tertentu. Misalnya dibagi menjadi tiga gelombang, yaitu gelombang I pada 17-23 April 2023, gelombang II pada 19-25 April 2023, dan gelombang III pada 21-27 April 2023.
”Perlu instrumen untuk membagi gelombang pergerakan masyarakat ini. Alternatifnya dengan membuat Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama, Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Ketenagakerjaan, serta Menteri Badan Usaha Milik Negara. SKB ini akan mengatur ketentuan pembagian cuti bersama yang berbeda antara sektor aparatur sipil negara, pegawai BUMN dan BUMD, serta swasta,” kata Aditya.
Selain itu, pola transportasi juga perlu diarahkan untuk meratakan dan mengurai kepadatan di tanggal-tanggal puncak arus mudik dengan pemberlakuan tarif progresif. Tarif progresif dengan memberlakukan harga lebih tinggi pada tanggal yang diprediksi akan penuh. Sementara pemberlakuan harga lebih rendah dilakukan pada tanggal-tanggal di luar itu agar tidak terjadi penumpukan pengguna.
Antisipasi perlu dilakukan untuk menghadapi ledakan penumpang di luar kapasitas infrastruktur yang tersedia. Apalagi, kereta masih menjadi primadona pilihan pemudik. Kemenhub memprediksi, sebanyak 14,47 juta orang atau 11,69 persen dari 123 juta total pemudik akan bepergian dengan kereta api.
Baca juga: Dorong Mudik Lebih Awal, 31.300 Tiket Kereta Diskon hingga 20 Persen