Hujan deras pada Rabu (12/10/2022) sore hingga malam menyebabkan 24 titik longsor di Kota Bogor. Salah satu titik terparah berada di RT 003 RW 002 Gang Barjo, Kebon Kalapa, Bogor Tengah. Tiga korban dalam pencarian.
Oleh
AGUIDO ADRI
·2 menit baca
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Longsor di gang Barjo, Kebon Kalapa, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (12/10/2022). Musibah longsor yang terjadi pada Rabu (12/10/2022) petang mengakibatkan delapan warga tertimbun. Dari para korban itu, 1 tewas, 4 luka-luka, dan 3 dalam proses evakuasi.
BOGOR, KOMPAS — Curah hujan berintensitas tinggi kembali menyebabkan longsor di Kebon Kalapa, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (12/10/2022) malam. Tiga dari delapan korban longsor masih dalam proses evakuasi petugas gabungan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor Theofilo Patricino Freitas mengatakan, peristiwa longsor yang terjadi di RT 003 RW 002 gang Barjo, Kebon Kalapa, Bogor Tengah, Rabu malam, mengakibatkan delapan warga tertimbun reruntuhan tebing setinggi sekitar 20 meter. Lokasi longsor susulan itu tak jauh dari gang Kepatihan yang pada sehari sebelumnya juga mengalami longsor sehingga satu korban meninggal.
”Subuh tadi (Kamis), kami evakuasi satu korban. Jadi ada lima orang yang kami evakuasi. Empat orang selamat dan satu orang meninggal. Tiga lainnya masih dalam proses evakuasi,” kata Theo, Kamis (13/10/2022).
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Suasana daerah longsor di gang Barjo, Kebon Kalapa, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (12/10/2022). Hujan lebat yang mengguyur Kota Bogor pada Selasa (11/10/2022) dan Rabu (12/10/2022) menyebabkan 24 lokasi longsor, termasuk musibah yang terjadi di Kebon Kalapa ini.
Theo melanjutkan, hujan deras sejak sore hingga malam pada Rabu lalu setidaknya menyebabkan 24 titik longsor dan di Kebon Kalapa menjadi salah satu yang terparah.
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim mengatakan, proses evakuasi dan pencarian korban juga melibatkan tim Badan SAR Nasional (Basarnas).
Salah satu kendala petugas mengevakuasi korban longsor ialah cuaca dan medan yang cukup berat sehingga alat berat sulit masuk ke daerah longsor.
”Sebab, ini permukiman cukup padat di kondisi kontur yang sangat terjal. Jadi, ini tingkat tanah yang labil masih menjadi faktor dan fenomena cuaca ekstrem beberapa hari terakhir dengan intensitas hujan dengan curah tinggi,” ujar Dedie.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Para petugas BASARNAS mencari korban yang masih tertimbun longsor di gang Barjo, Kebon Kalapa, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (12/10/2022). Musibah longsor yang terjadi pada Rabu (12/10/2022).
Tempat lebih aman
Sementara itu, Menteri Sosial Tri Rismaharini mengatakan, pihaknya memastikan warga di sekitar longsor untuk dievakuasi di tempat yang lebih aman dan menjamin kebutuhan warga. Begitu pula bantuan bagi warga yang menjadi korban terdampak langsung longsor di sana.
”Saya minta Pak Camat, warga yang di bawah ditarik semua ke sini. Supaya aman, kita cari tempat yang aman sekalian. Sebab, saya sudah pengalaman berkali-kali kejadiannya seperti itu. Karena warga kemudian tidak mau pindah,” kata Risma dalam keterangan tertulisnya.
Dari hasil evaluasi dari peristiwa longsor beruntun, Dedie meminta perangkat daerah dan aparatur wilayah untuk menyosialisasikan kepada masyarakat agar tidak ada lagi yang mendirikan bangunan di atas Tembok Penahan Tanah (TPT) mengingat konstruksinya tidak cukup kuat untuk menopangnya.
Dalam tiga bulan terakhir, ada 13 TPT yang mengalami longsor, antara lain disebabkan beban dari tiang fondasi rumah berada persis di atas TPT. Hal itu tentu berisiko tinggi terjadi bencana saat cuaca ekstrem. Selain itu, kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan pun harus menjadi tugas bersama.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Warga yang terdampak menyelamatkan harta bendanya untuk dibawa mengungsi akibat longsor di gang Barjo, Kebon Kalapa, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (12/10/2022).