Pengendara Motor di Bogor yang Terseret Banjir Belum Ditemukan
Petugas masih berupaya mencari pengendara sepeda motor yang terseret arus air di Jalan Dadali, Kota Bogor, Jawa Barat. Petugas menyebar dan menyusuri sejumlah titik untuk menemukan korban.
Oleh
AGUIDO ADRI
·4 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Seorang pengendara sepeda motor yang terseret banjir di Jalan Dadali, Kota Bogor, Jawa Barat, belum ditemukan, hingga Rabu (12/10/2022) siang. Tim gabungan masih berusaha menelusuri saluran air tempat korban terseret banjir.
Hujan deras dan angin kencang pada Selasa (11/10/2022) sore hingga malam di Kota Bogor menyebabkan 22 bencana di Kota Bogor. Tercatat ada satu korban jiwa dan satu korban hilang. Korban hilang adalah seorang mahasiswi IPB University yang terseret arus air di Jalan Dadali. Keberadaannya kini masih dicari tim gabungan penyelamat.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor Theofilo Patrocinio Freitas menyebutkan, hujan deras dan angin kencang menyebabkan bencana di beberapa daerah di Kota Bogor, seperti pohon tumbang, tanah longsor, banjir lintasan, atap rumah ambruk atau terbang, dan dinding rumah ambruk.
”Pohon tumbang dan tanah longsor menjadi yang terbanyak. Ada tujuh pohon tumbang, delapan tanah longsor, dua banjir lintasan, dan lainnya,” kata Theo, Rabu.
Ia menuturkan, ada dua peristiwa menonjol sehingga menyebabkan korban luka, meninggal, dan hilang. Pihaknya langsung berupaya melakukan penyelamatan kepada korban.
Korban terperosok
Peristiwa pertama dampak cuaca ekstrem adalah pengendara motor hilang terbawa arus di Jalan Dadali, Tanah Sareal, Kota Bogor. Tim gabungan BPBD Kota Bogor, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Bogor, Tagana, serta para sukarelawan SAR hingga pukul 12.00 masih mencari korban yang terperosok ke saluran air dan terbawa arus saat hujan deras di Jalan Dadali.
Selasa sore hingga malam kemarin, di bawah guyuran hujan, petugas gabungan dengan menggunakan perlengkapan keamanan dan tali karmantel menyusur masuk ke dalam saluran air. Namun, tim tidak menemukan korban dan sepeda motor yang terbawa arus. Di lokasi kejadian, petugas hanya menemukan pelat nomor dan spion motor yang diduga milik pengendara.
”Setelah dikonfirmasi, pelat itu milik korban,” kata Theo.
Setelah menelusur dari titik awal, petugas memperluas pencarian dengan menyusuri aliran air hingga ke aliran Sungai Ciliwung. Namun, hingga malam, pencarian korban belum membuahkan hasil.
”Korban bernama Adzra Nabila (20), warga Cilebut Timur, Sukaraja, Kabupaten Bogor. Mahasiswa IPB semester V. Kami lanjutkan pencarian hari ini (Rabu). Tim gabungan menyusuri lokasi titik awal kejadian hingga ke aliran Sungai Ciliwung. Kondisi saat ini, di saluran terowongan ada reruntuhan tembok. Kami berpacu dengan waktu dan cuaca,” kata Theo.
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim mengatakan, pihaknya langsung berkoordinasi dengan instansi lintas sektor untuk pencarian pengendara yang hilang terbawa arus di Jalan Dadali.
”Mudah-mudahan bisa ditemukan dengan selamat. Kami akan semaksimal mungkin,” kata Dedie.
Longsor
Kedua, peristiwa longsor di wilayah Gang Kepatihan, Kebon Kalapa, Bogor Tengah. Di lokasi yang tak jauh dari tempat pemancingan itu, ada 20 korban terdampak tanah longsor setinggi 15 meter.
Sembilan di antaranya tertimbun tanah longsor. Dari sembilan itu, dua korban mengalami luka cukup serius dan satu korban meninggal. Korban jiwa tersebut merupakan anggota kepolisian dari Kepolisian Sektor Bogor Tengah atas nama Jefri.
Sementara itu, kata Dedie, terkait longsor di Jalan KH TB M Falak (Jalan Daarul Qur’an) 1, Menteng, Bogor Barat, yang berdekatan dengan jembatan, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Bogor akan segera melakukan penanganan dan perbaikan.
”Karena ini akses strategis warga Bogor dan luar kota. Ini harus dilihat secara komprehensif, seperti saluran air yang kelihatan banyak sampah dan dahan pohon dari pohon tumbang menyumbat saluran aliran anak Sungai Cisadane sehingga memberikan tekanan pada sisi luar jembatan dan terjadi longsor,” tutur Dedie.
Dedie meminta Dinas PUPR juga mengkaji dan melihat kekuatan konstruksi di sisi jembatan yang longsor. ”Jika perlu dibongkar untuk memperkuat fondasi di sekitar jembatan. Jangan sampai ini nanti menimbulkan korban karena bagian bawah longsoran itu bolong. Dan antisipasi jembatan ini mungkin aksesnya akan ditutup sementara,” lanjutnya.
Ia mengimbau warga untuk tetap hati-hati dan waspada menghadapi fenomena cuaca ekstrem yang bisa mengakibatkan tanah longsor, pergerakan tanah, pohon tumbang, banjir lintasan, dan banjir.
Menurut prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), fenomena cuaca ekstrem ini masih akan berlangsung sampai dengan April 2023.
”Sejak bulan Juli sampai dengan hari ini ada sekitar 500 keluarga yang terdampak langsung (cuaca ekstrem). Kemudian juga ada beberapa kerusakan infrastruktur baik sedang maupun berat. Ditambah rumah warga yang terkena longsor maupun pergerakan tanah dan banjir,” ujar Dedie.
Pemerintah Kota Bogor dan juga BPBD Kota Bogor terus memonitor titik-titik rawan bencana.