Revitalisasi Halte Ikonik Berpotensi Ganggu Estetika Ruang Tugu Selamat Datang
Bentuk dan tinggi halte Bundaran Hotel Indonesia dan halte Tosari nantinya bisa menghalangi pandangan ke Tugu Selamat Datang di tengah Bundaran Hotel Indonesia.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Revitalisasi halte Bundaran Hotel Indonesia dan halte Tosari di Jakarta Pusat berpotensi mengganggu estetika ruang. Bentuk dan tinggi halte nantinya bisa menghalangi pandangan ke Tugu Selamat Datang di tengah Bundaran Hotel Indonesia.
Revitalisasi kedua halte ikonik itu berlangsung sejak April 2022. Proses pengerjaan di lokasi pada Selasa (6/9/2022), berupa pemasangan dan pengelasan rangka untuk bangunan halte.
Yayat Supriyatna, Anggota Tim Ahli Bangunan Gedung DKI Jakarta, menuturkan, ada upaya menambah pendapatan non-tiket (non-farebox) dalam revitalisasi Halte Bundaran Hotel Indonesia dan Halte Tosari. Fungsi halte dikembangkan menjadi ruang publik yang memungkinkan untuk berusaha karena sebagai badan usaha yang disubsidi, Transjakarta tetap mencari pendapatan melalui iklan, merchant, dan pemakaian nama atau tempat.
"Nilai jualnya visual ke arah Tugu Selamat Datang. Tapi bentuk dan tingginya tak sesuai estetika ruang. Ada poros utara dan selatan yang terganggu. Tidak bisa melihat kawasan secara lebih terbuka," kata Yayat selaku tim bidang arsitektur dan perkotaan.
Revitalisasi kedua halte ikonik tersebut, menurut dia, hendaknya menyelaraskan aspek layanan transportasi, integrasi, estetika ruang, dan pendapatan dari luar tiket. Dengan begitu penumpang akan nyaman, pejalan kaki di sekitarnya tertarik beralih ke transportasi umum, dan halte jadi ruang publik.
Yayat mencontohkan revitalisasi Halte Cikoko Stasiun Cawang dan Halte Juanda. Revitalisasi yang berlangsung memerhatikan integrasi Transjakarta dan Kereta Rel Listrik (KRL) dan memanusiakan pejalan kaki. Dengan demikian, halte bisa jadi ruang publik yang bisa jadi sumber pendapatan di luar tiket.
Revitalisasi di Halte Juanda berlangsung sejak April 2022. Revitalisasi menghubungkan halte dan stasiun KRL supaya pengguna angkutan lebih mudah beralih moda. Pengguna juga bisa nongkrong di area integrasi yang lebih luas. Tim Ahli Bangunan Gedung DKI Jakarta sudah menyampaikan catatan kepada Transjakarta. Namun, belum ada informasi tindak lanjutnya.
Revitalisasi
Revitalisasi Halte di Sekitar Bundaran HI
Dari 46 halte tersebut akan dibangun kembali empat halte ikonik, empat halte integrasi yang menghubungkan antarmoda angkutan, dan sisanya sebanyak 38 adalah halte-halte biasa, baik halte ujung maupun halte transit.
Untuk revitalisasi halte yang akan dipugar menjadi halte ikonik adalah Halte Sarinah, Halte Bundaran Hotel Indonesia, Halte Tosari, dan Halte Dukuh Atas 1. Sementara revitalisasi menjadi halte terintegrasi atau halte yang menghubungkan Transjakarta dengan KRL atau kereta api adalah Halte Cikoko Stasiun Cawang, Halte Stasiun Jatinegara 2, Halte Kebon Pala, dan Halte Juanda.