PPKM Level 3, Bogor-Bekasi Perketat Mobilitas, Siapkan Rumah Sakit, dan Genjot Vaksinasi
Selain kesiapan penanganan pasien bergejala sedang dan berat di rumah sakit rujukan jika terjadi lonjakan kasus Covid-19, warga yang menjalani isolasi mandiri juga perlu perhatian dan pengawasan.
Oleh
AGUIDO ADRI, STEFANUS ATO
·4 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Memasuki penanganan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat level 3, Satuan Tugas Covid-19 akan memperketat mobilitas dan kesiapan penanganan pasien di rumah sakit.
Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, berdasarkan rapat koordinasi terkait penanganan pandemi Covid-19 di aglomerasi Jabodetabek, saat ini berlaku PPKM level 3 karena peningkatan kasus sehingga perlu ada pembatasan dan pengawasan protokol kesehatan khususnya dari Satgas Covid-19 Kota Bogor.
Langkah pembatasan dan pengawasan itu seperti kebijakan ganjil genap dan penutupan jalur pedestarian di seputar sistem satu arah Kebun Raya Bogor. Selain itu, satgas melalui tim dari Polresta Bogor bersama Satpol PP Bogor juga berpatroli di titik-titik potensi kerumunan ruang publik serta kafe dan restoran. Petugas mengambil tindakan tegas terhadap pelanggar protokol kesehatan.
”Berbagai langkah sudah kami ambil dan pengawasan harus terus ditingkatkan hingga level RT/RW. Tidak hanya protokol kesehatan ketat, perlu juga antisipasi penanganan di rumah sakit,” ujar Bima, Senin (7/2/2022), saat meninjau kesiapan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bogor.
Bima menyebutkan, keterisian tempat tidur isolasi atau bed occupancy rate (BOR) di 21 rumah sakit rujukan pekan ini masih terkendali, yaitu 31,4 persen atau terisi 219 tempat tidur dari total 705 tempat tidur. Pasien yang dirawat saat ini rata-rata pasien lanjut usia dan belum menerima vaksin.
Adapun dari data RSUD Kota Bogor, ada 145 tempat tidur yang disiapkan untuk perawatan pasien Covid-19. Secara bertahap akan terus ditambah jika ada kenaikan kasus positif atau pasien yang masuk untuk menjalani perawatan. Saat ini ada 48 pasien sedang dan berat menjalani perawatan.
Meski masih terkendali, kasus yang saat ini terus meningkat di Jabodetabek tetap harus diwaspadai, termasuk terus melakukan akselerasi vaksin dan vaksin penguat (booster).
”Kesiapan dan ketersediaan tempat tidur bagi pasien bergejala sedang, berat, dan komorbid. Waspadai tren kenaikan kasus. Kita tidak boleh lalai, lengah, dan kita harus monitor BOR,” ujar Bima.
Selain itu, lanjut Bima, hal penting yang juga perlu diawasi adalah pasien yang saat ini sedang menjalani isolasi mandiri di rumah. Selain pemantauan kesehatan oleh puskesmas, kebutuhan harian warga isoman perlu pula diperhatikan.
”Posko logistik (di Gedung Wanita) sudah aktif kembali. Dari situ kita akan menyalurkan bantuan kepada warga yang isolasi mandiri. Bantuan itu sudah mengalir. Hari ini pun kami bagikan bantuan itu kepada mereka,” lanjutnya.
Dari data Dinas Kesehatan Kota Bogor, ada 2.061 kasus aktif dan sekitar 80 persen di antaranya bergejala ringan. Berdasarkan instruksi penanganan, pasien bergejala ringan dan tanpa gejala menjalani isolasi mandiri.
Hasil tracing memang rata-rata setiap kasus baru bergejala ringan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno menjelaskan, dari 2.061 pasien positif aktif, sekitar 1.600 pasien bergejala ringan dan tanpa gejala.
”Hasil tracing memang rata-rata setiap kasus baru bergejala ringan. Secara akumulasi 80 persen pasien di Kota Bogor bergejala ringan atau tanpa gejala dan kami arahkan untuk isoman. Mereka akan dipantau intensif selama 10 hari oleh puskesmas, sukarelawan, dan RW siaga,” kata Retno.
Retno melanjutkan, saat ini ketersediaan tempat tidur isolasi di 21 rumah sakit rujukan berjumlah 705 tempat tidur dan terisi 291 pasien atau 31,4 persen. Adapun tempat tidur isolasi di ruang perawatan khusus atau ICU terisi 16 pasien dari total 51 tempat tidur.
Vaksinasi
Seperti halnya Kota Bogor, Pemerintah Kota Bekasi di masa PPKM level 3 juga meningkatkan kewaspadaan untuk menekan penularan Covid-19. Salah satu fokus Kota Bekasi adalah mempercepat cakupan vaksinasi. Cakupan vaksinasi Covid-19 untuk kategori warga lanjut usia masih rendah.
Pelaksana Tugas Wali Kota Bekasi Tri Adhianto mengatakan, dari arahan Presiden Joko Widodo, Pemkot Bekasi diinstruksikan untuk mempercepat vaksinasi Covid-19, khususnya untuk kalangan lansia. Cakupan vaksinasi untuk penduduk lansia di Kota Bekasi baru 58 persen.
”Ada arahan dari Bapak Presiden, yang pertama terkait percepatan vaksinasi di semua daerah. Beliau memberikan perhatian khusus kepada Kota Bekasi, karena berdasarkan fasilitas kesehatan itu capaian vaksinasi kita untuk kategori lansia baru mencapai 58 persen,” ucap Tri.
Tri mengatakan, cakupan vaksinasi kategori lansia di wilayahnya melalui fasilitas kesehatan baru 58,91 persen. Namun, jika didasarkan pada kategori vaksinasi lansia berdasarkan KTP, capaian Kota Bekasi telah berada di atas 79 persen.
Adapun berdasarkan laporan Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) Kota Bekasi, penduduk lansia yang menjadi sasaran vaksinasi sebanyak 156.149 orang.
Adapun terkait langkah-langkah pembatasan selama PPKM Level 3, Tri menyebutkan, pihaknya masih menunggu instruksi dari pemerintah pusat mengenai aturan penerapan PPKM level 3 di wilayah Jabodetabek, DIY, Bali, dan Bandung Raya.