Jelang Libur Akhir Tahun, Polda Jawa Barat Awasi Mobilitas Warga
Lima polres di Jawa Barat sepakat mendirikan 25 posko pemantauan untuk menekan mobilitas kunjungan wisatawan di kawasan Puncak. Tim kesehatan juga disiapkan untuk memvaksinasi wisatawan.
Oleh
AGUIDO ADRI
·4 menit baca
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Petugas polisi lalu lintas dan anggota satuan polisi pamong praja saat bersiap menggelar penyekatan lalu lintas dengan penerapan sistem ganjil genap menuju Puncak di Gadog, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (5/11/2021).
BOGOR, KOMPAS — Kepolisian Daerah Jawa Barat siap menekan mobilitas warga menjelang libur Natal dan Tahun Baru 2022. Sebanyak 25 posko beserta tim kesehatan akan disiapkan untuk mengawasi dan memeriksa warga yang belum divaksin.
Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat Inspektur Jenderal Suntana mengatakan, pihaknya akan melakukan beberapa pola pengamanan menjelang libur Natal dan Tahun Baru 2022 dengan mengakselerasi pengawasan mobilitas warga atau kendaraan serta menggencarkan vaksinasi di sejumlah obyek wisata, pasar, dan wilayah yang berpotensi ramai oleh warga.
”Walau kita ditetapkan (PPKM) level 1, tapi kami tetap ingin mencegah kerumunan berlebihan agar tidak terjadi penyebaran Covid-19 lebih luas. Kegiatan pos pelayanan dan pos pengamanan itu akan dilakukan dengan pemeriksaan laju lintasan masyarakat yang lalu lalang. Ini termasuk (kebijakan) ganjil genap,” ujar Suntana, Rabu (15/12/2021), di Kantor Polresta Bogor.
Di Kabupaten Bogor kami akan dirikan 10 pos pemantauan, Kota Bogor ada 6 pos, Kabupaten Sukabumi 3 pos, Kota Sukabumi 2 pos, dan Cianjur ada 4 pos.
Meski kebijakan ganjil genap ditentukan di tingkat pusat oleh Korlantas Polri, lanjut Suntana, pihaknya siap menjalankan ganjil genap karena sudah memiliki konsep dengan berkoordinasi bersama lima polres di wilayah hukum Polda Jawa Barat, yaitu Polresta Bogor, Polres Bogor, Polres Cianjur, Polresta Sukabumi, dan Polres Sukabumi.
”Jika pusat mengatakan ganjil genap, kami semua ganjil genap. Dirijennya dari pusat di Korlantas Polri. Ini tujuannya untuk membatasi penyebaran Covid-19. Itu (ganjil-genap) tetap kami laksanakan,” ujarnya.
KOMPAS/AGUIDO ADRI
Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat Inspektur Jenderal Suntana (kedua dari kanan), didampingi Dandim 0606/Kota Bogor Kolonel Infanteri Roby Bulan, Kapolresta Bogor Komisaris Besar Susatyo Purnomo Condro, dan Danrem 061/Suryakencana Brigadir Jenderal Achmad Fauzi, di Polresta Bogor, Rabu (15/12/2021).
Kepala Kepolisian Resor Kota Bogor Komisaris Besar Susatyo Purnomo Condro melanjutkan, wilayah Bogor Raya, khususnya obyek wisata Puncak, Kabupaten Bogor, diprediksi akan ramai kunjungan wisatawan dari banyak daerah.
Untuk itu, lima polres sepakat mendirikan 25 posko pemantauan untuk menekan mobilitas kunjungan wisatawan di kawasan Puncak. Dalam pengawasan, Polri akan dibantu tim satuan polisi pamong praja (satpol PP), dinas perhubungan, dan TNI.
”Di Kabupaten Bogor kami akan dirikan 10 pos pemantauan, Kota Bogor ada 6 pos, Kabupaten Sukabumi 3 pos, Kota Sukabumi 2 pos, dan di Cianjur ada 4 pos,” kata Susatyo.
Susatyo menjelaskan, 25 posko pemantauan tersebut akan mengawasi mobilitas masyarakat hingga memeriksa sertifikat vaksin Covid-19. Sejumlah obyek wisata di Puncak ditetapkan sebagai kawasan wajib vaksin.
Suasana trotoar yang menjadi tempat warga menonton rusa yang hidup di halaman Istana Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat, ketika mengisi waktu liburan akhir pekan, Minggu (21/11/2021).
Di setiap posko nanti akan diterjunkan tim kesehatan dari puskesmas-puskesmas wilayah. Para tenaga kesehatan akan memvaksin wisatawan yang terjaring karena tidak bisa menunjukkan bukti sudah divaksin.
”Jadi, saat kami menemukan ada wisatawan yang belum vaksin, akan kami arahkan untuk vaksin dahulu sambil diputarbalikkan. Kita tingkatkan capaian vaksin untuk kekebalan komunal,” ujarnya.
Wali Kota Bogor Bima Arya menambahkan, meski Kota Bogor masuk ke pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 1, warga tetap harus waspada dengan menerapkan protokol kesehatan ketat.
Bima menjelaskan, indikator penurunan ke PPKM level 1 karena salah satunya kekebalan komunal sudah mulai terbentuk dan capaian vaksinasi yang sudah mencapai sekitar 89 persen. Meski dinilai baik, tidak menjadi alasan untuk tidak menerapkan protokol kesehatan ketat.
KOMPAS/AGUIDO ADRI
Wali Kota Bogor saat meninjau vaksinasi anak usia 6-11 tahun di Kampung Cincau, Ciheuleut, Bogor Tengah, Rabu (15/12/2021). Pemkot Bogor menargetkan 100.862 anak berusia 6 hingga 11 tahun akan menerima vaksin jenis Sinovac hingga 12 Februari 2022.
Untuk mendorong capaian 95-100 persen pada akhir Desember dan upaya mencegah penularan luas Covid-19, lanjut Bima, Satuan Tugas Covid-19 akan terus menggencarkan vaksinasi hingga ke sasaran anak-anak usia 6-11 tahun serta akan mengawasi ketat mobilitas warga menjelang Natal dan Tahun Baru.
”Kondisi Kota Bogor terus membaik. Masyarakat tidak lengah dan selalu waspada. Seluruh aparat dan Forkopimda dalam posisi Siaga 1,” ujar Bima.
”Saya, Pak Kapolres, Pak Dandim tidak ke mana-mana. Setelah tanggal 24 Desember, saya akan monitor terus pergerakan warga, termasuk arus masuk ke Kota Bogor,” kata Bima.
KOMPAS/AGUIDO ADRI
Wali Kota Bogor Bima Arya mendampingi anak-anak jalanan yang dibawa di mobil bak terbuka untuk divaksin, Rabu (15/12/2021).
Vaksin anak
Bima melanjutkan, ada 100.862 anak berusia 6 hingga 11 tahun yang akan menerima vaksin jenis Sinovac. Rabu ini vaksinasi sudah mulai dengan sasaran sekitar 600 anak di Kawung Luwuk, Tegal Gundil, Bogor Timur, dan di Kampung Cincau, Ciheuleut, Bogor Tengah.
”Target waktu vaksinasi dosis pertama selesai pada 15 Januari 2022 dan dosis kedua rampung pada 12 Februari 2022,” kata Bima.
Bima mengatakan, sasaran vaksin tidak hanya anak-anak yang terdaftar di dinas pendidikan, tetapi juga di dinas sosial. ”Tidak hanya anak sekolah, tetapi juga anak-anak jalanan atau yang tidak sekolah, kami fasilitasi untuk menerima vaksin,” lanjutnya.