PPKM Level 3 Batal, Satgas Kota Bogor Tetap Awasi Ketat Mobilitas Warga
Selain mengawasi mobilitas warga menjelang libur akhir tahun, Satgas Covid-19 Kota Bogor juga menargetkan capaian vaksinasi 90 persen pada akhir tahun ini.
Oleh
AGUIDO ADRI
·2 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Meski pemerintah pusat membatalkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM level 3 saat libur Natal dan Tahun Baru 2022, Satuan Tugas Covid-19 Kota Bogor tetap mengawasi ketat kepatuhan warga dalam menerapkan protokol kesehatan.
Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, meski pemerintah pusat membatalkan keputusan PPKM level 3, bukan berarti tidak ada pengawasan aktivitas kegiatan masyarakat. Kewaspadaan menjelang libur Natal dan Tahun Baru 2022 tetap menjadi perhatian, apalagi pada masa tersebut Kota Bogor diperkirakan ramai dikunjungi wisatawan.
”Tidak serta-merta aturan longgar. Kami tetap akan memperketat aturan menjelang libur, mobilitas warga diawasi dan diperketat. Tetap protokol kesehatan ketat dan jangan abai,” kata Bima, Senin (13/12/2021).
Bima menyadari pembatalan PPKM level 3 akan menjaga kondisi ekonomi pelaku usaha dan warga, yang hingga kini masih terdampak pandemi Covid-19. Namun, pembatalan PPKM level 3 menjelang akhir tahun tidak boleh membuat warga lengah. Kebutuhan peningkatan ekonomi tidak boleh mengabaikan protokol kesehatan ketat.
Hal senada juga dikatakan Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim. Kondisi penanganan kasus Covid-19 di Kota Bogor dinilai cukup terkendali. Kondisi itu tetap harus dipertahankan atau ditingkatkan dengan semakin mematuhi protokol kesehatan.
Ia menjelaskan, tingkat kekebalan komunal menjadi salah satu faktor yang memengaruhi penanganan Covid-19 di Kota Bogor cukup terkendali. Oleh karena itu, Satuan Tugas Covid-19 Kota Bogor akan terus gencar menargetkan capaian vaksinasi 90 persen pada akhir tahun agar kekebalan komunal semakin luas. Langkah itu diharapkan dapat menekan potensi gelombang ketiga Covid-19.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bogor, saat ini capaian vaksinasi mencapai 730.970 orang atau 89,2 persen dari total 819.444 sasaran.
”Kasus memang landai dan rendah kasus baru, tetapi ini bukan berarti sudah aman. Vaksinasi dan prokes ketat harus beriringan. Ini upaya kita semua menjaga kesehatan, menuntaskan pandemi, dan memulihkan serta meningkatkan ekonomi,” tutur Dedie.