Ada 24 Kasus Positif, PTM di SD Sukadamai 2 Kota Bogor Dihentikan
Sesuai aturan, sekolah yang melaksanakan PTM terbatas dan ditemukan kasus positif akan langsung menghentikan kegiatan untuk selanjutnya melacak semua kontak erat.
Oleh
AGUIDO ADRI
·5 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Setelah sekolah di Kota Depok, Jawa Barat, kini menyusul ada temuan konfirmasi positif Covid-19 sebanyak 24 kasus di Sekolah Dasar Negeri Sukadamai 2 Kota Bogor, Jabar. Pemerintah Kota Bogor pun langsung menghentikan pembelajaran tatap muka atau PTM terbatas di sekolah itu.
Sebanyak 24 kasus konfirmasi positif Covid-19 tersebut menjangkiti guru dan pelajar di SDN Sukadamai 2, Kelurahan Sukadamai, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Sekolah itu sekarang harus tutup atau menghentikan PTM terbatas selama 10 hari.
Wali Kota Bogor Bima Arya saat dikonfirmasi mengatakan, sesuai aturan, di sekolah yang melaksanakan PTM terbatas dan ditemukan kasus positif, kegiatan akan langsung dihentikan untuk selanjutnya dilakukan pelacakan semua kontak erat.
”PTM dihentikan selama 10 hari dan sudah dilakukan tracing (pelacakan) kontak erat semua. Saat ini berproses untuk kemudian dilakukan tes usap PCR,” kata Bima, Minggu (21/11/2021).
Bima menjelaskan, Satuan Tugas Covid-19 Kota Bogor sejak awal PTM terbatas melakukan screening (penapisan) secara rutin. Di awal ditemukan lima kasus positif Covid-19, kemudian pada Rabu (17/11/2021) lalu dilakukan screening 50 sampel tes usap PCR.
Sebanyak 50 sampel uji PCT dari 29 siswa dan 21 pendidik di SDN Sukadamai 2 itu diambil oleh Puskesmas Mekarwangi dan diperiksa di labkesda. Hasilnya, ditemukan 24 orang terkonfirmasi positif Covid-19.
”Sebanyak 14 siswa dan 10 guru, semuanya tanpa gejala dan isolasi mandiri. Saya kira ini indikasi herd immunity sudah terbentuk, karena ini berbeda. Mudah-mudahan bukan indikasi gelombang ketiga, mudah-mudahan ini indikasi herd immunity. Jadi, virusnya semakin melemah, tapi tidak ada gejala,” kata Bima menambahkan.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bogor, hasil tes sampel PCR SDN 2 Sukadamai dan tracing tersebar di tujuh kelurahan dan satu dari luar kota, seperti Kelurahan Sukadamai (11 orang), Suka Resmi (3 orang), Mekarwangi (2 orang), Kedung Badak (4 orang), Bogor Barat (1 orang), Kayu Manis (1 orang), Kebon Pedes (1 orang), dan luar Kota Bogor dari Cibinong (1 orang).
Dari temuan kasus itu, Bima meminta Dinas Kesehatan Kota Bogor untuk mengobservasi pelajar dan tenaga pendidik yang positif selama 10 hari ke depan, termasuk mengencarkan tracing kontak erat.
Bima juga menginstruksikan Dinas Pendidikan Kota Bogor berkoordinasi dengan pihak sekolah untuk terus melakukan pemantauan jika ada pelajar dan tenaga pendidik yang bergejala. Tidak hanya di SDN 2 Sukadamai, tetapi juga di semua sekolah.
”Temuan kasus ini, kita tetap siaga dan waspada. Minggu depan, pusat (Kemenkes) akan melakukan screening kepada sekitar 1.000 orang. Rumah sakit lapangan siap diaktivasi dan Pusdiklatwas BPKP Ciawi juga siap dioperasikan. Semuanya sudah siaga,” ujar Bima.
Pastikan mereka tidak ke mana-mana, RT dan RW setempat diminta untuk memonitor.
Kepala Kepolisian Resor Kota Bogor Komisaris Besar Susatyo Purnomo Condro mengatakan, selain mengimbau pelajar dan guru yang terkonfirmasi positif tidak keluar saat isolasi mandiri, pihaknya juga akan memantau bersama satgas kelurahan dan RT/RW untuk mengawasi mereka.
”Pastikan mereka tidak ke mana-mana, RT dan RW setempat diminta untuk memonitor,” ujar Susatyo.
Sebagai langkah antisiapasi lain, Bima melanjutkan, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Kapolresta Bogor Komisaris Besar Susatyo. Mereka sepakat akan kembali mengeluarkan kebijakan pengetatan mobilitas pada awal Desember nanti.
Pengetatan itu sesuai imbauan Presiden Joko Widodo agar waspada terhadap peningkatan mobilitas warga menjelang liburan Natal dan Tahun Baru.
”Pengetatan seperti pemberlakuan ganjil genap. PPKM level 3 akan berlaku pada tanggal 24 Desember hingga 2 Januari 2022 sesuai dengan instruksi pusat,” ujarnya.
Bima menilai, keputusan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3 pada masa libur Natal dan Tahun Baru 2022 untuk melindungi dan mengantisipasi paparan serta lonjakan kasus Covid-19. Selain itu, kebijakan pengetatan harus diambil untuk pemulihan ekonomi agar tidak semakin jatuh di masa rentan itu.
Menurut Bima, langkah penanganan dalam PPKM level 3 pasti akan berdampak pada perekonomian yang saat ini sudah mulai membaik. Namun, jika tidak ada antisipasi, muncul risiko besar untuk kesehatan warga. Tidak ada langkah antisipasi justru dikhawatirkan membuat sektor ekonomi akan semakin terpuruk.
Pada 2022, beberapa kota di Indonesia, termasuk Kota Bogor, akan fokus untuk pemulihan ekonomi. Oleh karena itu, antisipasi dari sisi kesehatan harus diperhatikan. Sebab, jika terjadi lonjakan kasus positif yang tinggi, anggaran akan banyak tersedot untuk penanganan kesehatan.
”Ini memberikan pesan penting bahwa pandemi Covid-19 belum selesai. Kita jaga keluarga kita, jangan lelah untuk protokol kesehaatan ketat. Dan, liburan akhir tahun ini jangan ke mana-mana dulu,” ujar Bima.
Temuan kasus positif pada pelajar dan guru ini cukup mengagetkan. Padahal, sebelumnya, dari data pada Rabu (17/11/2021), tercatat tidak ada kasus atau nol kasus.
Berdasarkan data terakhir pada Sabtu (20/11/2021), ada penambahan konfirmasi positif sebanyak 24 kasus. Adapun jumlah pasien yang menjalani perawatan atau masih sakit sebanyak 34 orang, selesai isolasi atau sembuh 37.061 orang, dan meninggal 525 orang.
Diberitakan sebelumnya di Kompas.id (Jumat, 19/11/2021), Pemerintah Kota Depok menghentikan PTM terbatas karena temuan kasus positif dari berbagai jenjang pendidikan di Kecamatan Pancoran Mas. Kluster PTM itu muncul di 2 SD, 1 SMP, dan 1 madrasah tsanawiyah.
Sekolah di Pancoran Mas harus tutup sampai 28 November untuk menekan risiko penyebaran kasus dari kluster PTM terbatas.
Rabu (17/11/2021), Pemkot Bogor mencatat penambahan kasus Covid-19 baru sebanyak 105 kasus. Penambahan kasus ini tertinggi dibandingkan dengan angka kasus harian, yang biasanya di bawah 20 kasus. Kasus positif dari kluster PTM terbatas berjumlah 84 orang. Sisanya berasal dari kluster keluarga.