Percepatan Vaksin Pelajar dan Penyandang Disabilitas di Kota Bogor
Untuk mencapai target vaksinasi terhadap pelajar sebanyak 100 persen, Pemkot Bogor, Jawa Barat, mengelar vaksinasi serentak di 68 kelurahan. Setiap kelurahan menargetkan 300 pelajar menerima vaksin.
Oleh
AGUIDO ADRI
·4 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat, menggencarkan vaksinasi kepada pelajar usia 12-17 tahun sebanyak 104.417 di 68 kelurahan secara serentak. Vaksinasi pelajar itu sebagai upaya perlindungan anak-anak dari paparan Covid-19 dan persiapan menggelar pembelajaran tatap muka.
Berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 37 Tahun 2021, sekolah diperbolehkan mengelar pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas. Untuk itu, Pemkot Bogor mempercepat capaian vaksinasi kepada pelajar hingga September 2021 agar PTM berlangsung aman dan mengurangi risiko besar paparan Covid-19.
Wali Kota Bogor Bima Arya menegaskan, salah satu persiapan dan syarat PTM adalah mempercepat vaksinasi pelajar hingga 100 persen. Demi mencapai target, mulai Kamis hingga Sabtu (26-28/8/2021) vaksinasi digelar serentak di 68 kelurahan. Setiap kelurahan menargetkan sekitar 300 pelajar menerima vaksin jenis Pfizer.
”Kita targetkan satu bulan ini fokus vaksinasi pelajar. Apabila satu bulan ke depan tuntas untuk pelajar, PTM bisa dimulai,” kata Bima, Kamis (26/8/2021).
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor Hanafi menyatakan, teknis pelaksanaan PTM sudah disiapkan berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri. Namun, kasus Covid-19 meningkat sehingga SKB 4 Menteri dicabut Ketua Satgas Covid-19 Kota Bogor Bima Arya.
”Pak Wali selaku Ketua Satgas mencabut itu, jadi PTM ditunda hingga kasus turun. Namun, secara teknis sudah dipersiapkan. Dinas pendidikan bersama dinas kesehatan melakukan verifikasi ke sekolah-sekolah. Sebelum mengelar PTM tidak menutup kemungkinan kami adakan kembali simulasi PTM,” kata Hanafi.
Dalam Inmendagri Nomor 37 itu, daerah yang berada pada level 3 dimungkinkan melaksanakan PTM dengan kapasitas maksimal 50 persen. Untuk itu, lanjut Hanafi, pihaknya terus memantangkan persiapan PTM sembari percepatan target capaian vaksin kepada pelajar.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno mengatakan, setelah tenaga pendidik, kini pemkot fokus menggencarkan target vaksinasi kepada anak sekolah usia 12-17 tahun. Dinkes Kota Bogor menyiapkan 64.000 dosis vaksin Pfizer di 68 kelurahan.
”Jika hingga Sabtu besok tercapai sekitar 85.000 pelajar, artinya tersisa 20 persen lagi dari total 104.417 target. Setelah itu, kami akan kembali meminta Sinovac atau Pfizer untuk menuntaskan semua usia sekolah sehingga ketika nanti persyaratan PTM, kita sudah siap dan anak-anak sudah tervaksin semua,” lanjut Retno.
Untuk dosis pertama sebanyak 16.423 pelajar (15,56 persen) menerima vaksin dan dosis kedua atau yang sudah menerima dosis lengkap sebanyak 7.643 orang (7,32 persen).
Bunga Syakila (14), pelajar kelas 9, mengaku senang bisa mengikuti vaksinasi. Dengan vaksinasi, ia bisa segera kembali bertemu teman-teman di sekolah dan mendengar langsung para guru menjelaskan materi pelajaran.
”Enggak sabar mau kembali sekolah. Semoga cepat dibuka sekolah, semoga para pelajar bisa disuntik vaksin. Saya bosan harus belajar di rumah terus. Makanya senang divaksin biar bisa cepat kembali ke sekolah bertemu teman-teman juga. Terus lebih enak belajarnya di sekolah karena langsung dengar penjelasan guru. Pokoknya kangen mau ke sekolah,” kata Bunga.
Perasaan senang juga disampaikan Fajar (14) dan Alamsyah (15). Keinginan kembali ke sekolah mendorong mereka untuk vaksin. Hampir dua tahun belajar secara daring membuat mereka merasa bosan.
”Dua tahun dari kelas 9 SMP hingga masuk SMA sekarang belajar daring sampai kering. Sampai enggak akrab, bahkan enggak kenal sama teman seangkatan. Gaulnya sama orangtua. Kan, kita anak muda. Perlu gaul juga sama anak muda,” tutur Alamsyah sambil tertawa.
Meski sudah menerima vaksin, mereka sadar harus tetap menjalankan protokol kesehatan di lingkungan perumahan dan sekolah jika nanti sudah dibuka. Selain itu, mereka juga akan mengajak teman-temannya untuk segera vaksin di kelurahan masing-masing.
”Kalau prokes mah pasti atuh masker pastinya. Tapi, mikir juga kalau masker enggak boleh lepas di lingkungan sekolah. Kita mau kenal satu sama lain, kenal muka gimana, tuh. Tak kenal maka tak sayang,” lanjut Alamsyah.
Vaksinasi penyandang disabilitas
Selain menargetkan dan fokus pada vaksin pelajar, Kota Bogor juga mengencarkan vaksinasi untuk disabilitas. Retno menuturkan, tercatat ada 650 disabilitas yang akan menerima vaksin, 266 di antaranya merupakan anak atau pelajar disabilitas.
Jumat ini, Pemkot Bogor bersama Staf Khusus Kepresidenan Bidang Sosial Angkie Yudistia mengelar vaksinasi untuk disabilitas. Bima mengatakan, kaum disabilitas juga menjadi perhatian untuk menerima vaksin.
”Kemarin sudah ada sekitar 100 teman-teman disabilitas menerima vaksin. Hari ini tercatat ada sekitar 400 orang yang akan menerima vaksin. Vaksinasi ini juga dimobilitas oleh SLB. Kami pemkot bantu siapkan fasilitas transportasi dan lainnya,” tutur Bima.
Angkie melanjutkan, Presiden Joko Widodo mengamanatkan memberikan vaksinasi kepada disabilitas. Vaksin untuk para penyandang disabilitas itu berasal dari kiriman Kerajaan Uni Emirat Arab sekitar 450.000 dosis Sinopharm, 60.000 dosis disebar untuk wilayah Jawa Barat. Kota Bogor mendapat jatah 1.300 dosis.
”Amanah dari Pak Presiden untuk kita saling peduli kepada penyandang disabilitas. Ini juga kolaborasi nyata dari pemerintah pusat dan daerah untuk memberikan perhatian khusus bagi mereka agar terbentuk kekebalan komunal,” kata Angkie.