Pandemi Covid-19 Buat Target Penyelesaian Pembangunan Trotoar Meleset
APBD DKI Jakarta masih difokuskan untuk penanganan Covid-19. Itu berdampak pada penyelesaian target kerja Dinas Bina Marga, salah satunya penataan trotoar, yang pada 2021-2022 ditargetkan mencapai 118 kilometer.
Oleh
Helena F Nababan
·3 menit baca
Kompas/Wawan H Prabowo
Pekerja berjalan menyusuri kerindangan trotoar menuju tempat kerja di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (2/6/2021).
JAKARTA, KOMPAS — Dinas Bina Marga DKI Jakarta memastikan, sebagai kota yang dikembangkan dengan mengedepankan pejalan kaki, pembangunan trotoar menjadi prioritas. Sayangnya, pandemi Covid-19 membuat anggaran berkurang sehingga pada 2021 dan 2022 Bina Marga hanya bisa menargetkan membangun trotoar sepanjang 118 kilometer.
Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho dalam webinar Construction Experts Sharing Session bertema ”Geliat Infrastruktur DKI Selama Pandemi”, Senin (23/8/2021), menjelaskan, dengan tujuan utama pengembangan kota Jakarta yang mengedepankan pejalan kaki dan kendaraan nonmotor, penataan trotoar pun dilakukan.
Total ada 2.600 kilometer trotoar di dua sisi jalan di sepanjang jalan arteri yang ditargetkan bisa ditata di DKI Jakarta. Sesuai rencana strategis (renstra), Bina Marga DKI Jakarta merencanakan bisa menata sedikitnya 60 kilometer trotoar per tahun.
Adapun pendanaan, selain dari APBD DKI Jakarta, juga berasal dari sumber lain. Dari target renstra, dalam periode pemerintahan 2017-2022, setidaknya 300 kilometer trotoar bisa ditata.
Dalam webinar tersebut, Hari menjelaskan, pada 2020, dengan anggaran Dinas Bina Marga DKI sebanyak Rp 1,1 triliun, setidaknya menargetkan bisa mengerjakan 146 km. Dengan terjadinya pandemi Covid-19, anggaran Dinas Bina Marga dialokasikan untuk penanganan kesehatan sehingga tersisa Rp 20 miliar.
Anggaran itu dipakai untuk penataan trotoar di empat stasiun terintegrasi, yaitu Stasiun Tanah Abang, Juanda, Sudirman, dan Pasar Senen. ”Yang terealisasi di 2020 hanya 4 kilometer,” ucap Hari.
Meski terealisasi 4 kilometer, menurut Hari, keberadaan trotoar di empat stasiun integrasi itu membantu para penumpang angkutan umum. Para penumpang dimudahkan saat hendak berganti moda.
Pada 2021 ini, Hari melanjutkan, DKI Jakarta memang masih fokus pada penanganan pandemi Covid-19. ”Tapi, kita menargetkan 46 kilometer trotoar terbangun pada 2021 ini. Itu mudah-mudahan terealisasi karena memang sudah diblok anggarannya,” tutur Hari.
Adapun pada 2022, Bina Marga DKI merencanakan bisa membangun 72 kilometer trotoar. ”Pada 2022, alhamdulillah sedikit meningkat. Kita target 72 kilometer. Jadi, agak baik dibandingkan 2021 yang 46 kilometer,” ujarnya.
Dalam penjelasan terpisah, pada 2021, Bina Marga DKI mengalokasikan Rp 130 miliar untuk pembangunan trotoar. Adapun sebesar Rp 230 miliar direncanakan dialokasikan pada 2022.
Untuk penataan trotoar, lanjut Hari, seiring pembangunan Jakarta sebagai kota modern, ada sejumlah kriteria pemilihan lokasi penataan. Pertama aksesibilitas dan mobilitas pergerakan orang, kedua di lokasi yang merupakan integrasi antarmoda transportasi, ketiga terkait aktivitas kawasan, dan keempat adalah ruang milik jalan di dalam perencanaan sehingga sekaligus menata jalur mobilitas.
Kompas/Wawan H Prabowo
Bayangan pekerja saat berjalan menyusuri trotoar menuju tempat kerja di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (2/6/2021).
Itu sebabnya, pada 2021, Bina Marga DKI menyelesaikan pembangunan trotoar di kawasan Kebayoran Baru. Kawasan tersebut merupakan kawasan tempat tinggal, bisnis, perkantoran, pusat perbelanjaan, kawasan wisata dan kuliner, serta dihubungkan oleh angkutan umum yang saling terintegrasi, yaitu MRT Jakarta dan Transjakarta.
”Karena kawasan ini akan dikembangkan sebagai kawasan berorientasi transit atau TOD, perlu didukung dengan kemudahan aksesibilitas pejalan kaki untuk menuju berbagi akses moda transportasi publik tersebut,” kata Hari.
Hal ini membuat prioritas penanganan trotoar adalah di Jalan Senopati, Jalan Suryo, dan Jalan Wolter Monginsidi. Trotoar di lokasi tersebut dikerjakan pada Juni 2021-November 2021. Selain itu juga penataan trotoar di kawasan Kota Tua.
Sementara Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menginstruksikan melalui Instruksi Gubernur Nomor 49 Tahun 2021, sampai dengan Juni 2022, Bina Marga ditargetkan juga harus bisa menyelesaikan peningkatan jalan dan kawasan pedestrian di kawasan TOD Lebak Bulus dan TOD Fatmawati.
Nirwono Joga, peneliti Pusat Studi Perkotaan Universitas Trisakti, Jakarta, mengingatkan, penataan trotoar itu berkaitan erat dengan penataan utilitas dan drainase. ”Di sini saya mengingatkan, supaya penataan berkelanjutan, perlu segera disusun rencana induk trotoar, drainase, juga dengan utilitas,” katanya.