Warga terus diingatkan tidak lengah karena situasi pandemi Covid-19 belum aman dan reda.
Oleh
AGUIDO ADRI
·4 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Satuan Penanganan Covid-19 Kota Bogor, Jawa Barat, terus gencar melakukan penelusuran kepada kontak erat warga di Perumahan Griya Melati, Bubulak, Bogor Barat, Jawa Barat. Sebanyak 449 warga sudah menjalani tes usap polymerase chain reaction atau PCR dan 85 kasus dinyatakan terkonfirmasi positif.
Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bogor terus berupaya menggencarkan tracing, treatment, dan testing (3T) agar Covid-19 tidak menyebar ke wilayah lainnya. Selain upaya pengawasan ketat oleh TNI dan polisi di Griya Melati, Satgas Covid-19 juga sudah menerjunkan 25 ambulans untuk pelaksanaan tes usap PCR kepada seluruh warga perumahan itu.
”Berdasakan pembaruan data, kemarin ada 397 warga yang menjalani tes usap PCR dan dilaporkan ada penambahan 15 kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19 sehingga total 85 kasus dari sebelumnya 70 kasus. Total sudah ada 449 yang tes usap PCR. Kami melakukan tes usap PCR kepada semua warga di Perumahan Griya Melati sebanyak total 660 warga untuk memutus rantai penyebaran virus korona,” kata Bima, Jumat (28/5/2021).
Bima melanjutkan, warga yang terkonfirmasi positif akan menjalani perawatan intensif ke pusat isolasi di Pusat Diklat Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Ciawi. Sementara penambahan 15 kasus baru masih akan mendapat edukasi dan pembekalan terlebih dahulu untuk kemudian proses dibawa ke pusat isolasi.
Saya sampaikan kepada Presiden, ada hambatan untuk vaksin warga lansia karena banyak dari mereka yang tidak mau menerima vaksin. Kami diminta fokus di situ. (Bima Arya)
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno menjelaskan, Satgas Covid-19 Kota Bogor mengerahkan 25 ambulans dari sejumlah puskesmas Kota Bogor untuk melaksanakan tes usap PCR kepada warga penghuni 220 rumah di Griya Melati. Satu ambulans akan melayani 10-20 warga di setiap blok perumahan. Warga yang belum dan sudah menjalani tes usap antigen dan hasilnya nonreaktif juga akan menjalani tes ulang melalui tes usap PCR.
”Masih ada beberapa warga tersisa yang belum tes PCR. Kami akan hubungi ke masing-masing untuk tindak lanjutnya. Jadi, dari total kasus terkonfirmasi positif Covid-19 ada 85 orang, 1 orang dinyatakan sembuh, 1 orang isolasi di RS Karya Bhakti Pertiwi, dan 68 orang isolasi di Pusat isolasi Pusdiklat BPKP Ciawi,” tutur Retno.
Dari hasil penelusuran kontak erat, lanjut Bima, munculnya kluster Perumahan Bubulak karena ada kegiatan keagamaan. ”Hasil evaluasi Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bogor, kesimpulannya penularan terjadi karena kegiatan iktikaf, shalat Jumat, dan shalat Idul Fitri. Kasus kluster Bubulak menjadi perhatian dan fokus penanganan kami. Pengawasan dan pembatasan ketat di perumahan. Kebutuhan warga juga akan kami perhatikan,” lanjut Bima.
Dari pembaruan data Dinkes Kota Bogor, ketersedian tempat tidur isolasi di 21 rumah sakit rujukan terisi 120 (16,3 persen) dari total 737 tempat tidur. Distribusi pasien berasal dari warga Kota Bogor sebanyak 69 orang (57,5 persen), warga Kabupaten Bogor ada 36 orang (30 persen), dan pasien kota lainnya sebanyak 15 orang (12,5 persen). Adapun keterisian tempat tidur di pusat isolasi Pusdiklat BPKP Ciawi mencapai 71 tempat tidur dari total 100 tempat tidur.
Masih dari data yang sama, angka kasus harian positif di Kota Bogor cukup tinggi, yaitu mencapai 42 kasus, sehingga total terkonfirmasi positif mencapai 15.939 kasus. Adapun pasien yang masih sakit ada 327 kasus, selesai isolasi atau sembuh sebanyak 15.353 kasus, dan meninggal 259 kasus.
Vaksin
Bima menambahkan, dari rapat Presiden Joko Widodo bersama kepala daerah se-Jawa Barat di Istana Bogor, Kamis (27/5/2021), Presiden meminta untuk maksimal untuk penanganan pandemi Covid-19 agar ekonomi kembali meningkat. Salah satu yang disinggung adalah percepatan vaksin untuk orang lanjut usia. Untuk itu, Pemkot Bogor akan berusaha maksimal tidak hanya kepada warga lansia, tetapi juga untuk pelayan publik dan tenaga pendidik.
”Saya sampaikan kepada Presiden, ada hambatan untuk vaksin warga lansia karena banyak dari mereka yang tidak mau menerima vaksin. Kami diminta fokus di situ. Selain itu, tentu pada Juli mendatang ada pembelajaran tatap muka (PTM), salah satu syaratnya terlaksana PTM ialah tenaga pendidik harus menerima vaksin. Saat ini cakupan vaksinasi tenaga pendidik sudah cukup banyak, hampir 90 persen,” tutur Bima.
Bima kembali mengingatkan seluruh warga untuk terus tidak lengah karena situasi pandemi Covid-19 belum aman dan reda. Jangan sampai Indonesia seperti India yang terjadi ledakan kasus karena kelenggahan dan tidak patuh protokol kesehatan.
Dari data Dinas Kesehatan Kota Bogor per 27 mei 2021, jumlah sasaran warga lansia terdata mencapai 95.371 orang. Hasil vaksinasi tahap pertama ada 37.433 warga lansia yang menerima vaksin atau 39,25 persen. Adapun pada vaksinasi tahap kedua ada 29.539 warga lansia atau 30,97 persen sudah menerima vaksin.
Adapun untuk tenaga kependidikan dan tenaga penunjang di instasi pendidikan jenjang taman kanak-kanak (TK) sampai perguruan tinggi terdata sebanyak 16.764 orang. Sementara itu, jumlah yang sudah menerima vaksin 14.142 orang atau 84,4 persen.
Total penerima vaksin di Kota Bogor yang mencakup tenaga kesehatan, warga lansia, petugas publik pada tahap pertama mencapai 113.481 orang atau 63,65 persen dan tahap kedua sebanyak 90.650 orang atau 50,85 persen.
Saat ini, ketersedian vaksin Covid-19 di Kota Bogor hanya 1.000 vial untuk 5.000 orang. Dinkes Kota Bogor sudah kembali mengajukan permintaan kepada Kementerian Kesehatan untuk vaksin sebanyak 16.000 vial guna memenuhi kebutuhan vaksin bagi pelayan publik dan warga lansia.