Penyamaran Pemudik Jadi Hiburan Petugas Penyekatan
Larangan mudik Lebaran 2021 meninggalkan banyak cerita bagi petugas yang berjaga di pos penyekatan. Tingkah konyol pemudik mengundang rasa kesal, iba, hingga mengundang tawa. Ada yang jadi pemancing dan tukang AC.
Oleh
STEFANUS ATO
·5 menit baca
Pemudik tak kehabisan akal mencari cara untuk lolos dari penyekatan petugas. Mereka menggunakan berbagai cara untuk melewati pos penyekatan, mulai dari memicu kemacetan, memprovokasi petugas, hingga menyamar. Penyamaran pemudik yang berhasil dibongkar sering kali jadi hiburan petugas penyekatan di kala mereka beristirahat.
Sepeda motor matik bersama puluhan kendaraan lain meluncur dengan kecepatan sedang di Jalan Rengas Bandung, Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (12/5/2021) sekitar pukul 18.30. Di tempat itu berdiri puluhan personel kepolisian, satuan polisi pamong praja, hingga anggota dinas perhubungan. Sekilas, tampak tak ada yang mencolok dari pengendara sepeda motor tersebut karena ia hanya pengendara tunggal dan tak membawa barang apa pun selain sebuah tas kecil.
Namun, petugas tak kalah jeli. Sepeda motor itu tetap dihentikan petugas lantaran tanpa pelat nomor kendaraan. Pengendara bernama Abdulah Hamid (29), yang bakal mudik ke Purbalingga, Jawa Tengah, itu ketika diperiksa petugas mengakui sengaja melepas pelat nomor kendaraan dengan harapan mudah lolos dari peyekatan petugas.
Hamid akhirnya dipaksa petugas untuk putar balik. Namun, perjuangan pekerja swasta itu untuk tetap mudik demi berlebaran bersama keluarga tak surut. Ia bergabung bersama puluhan pemudik lain yang diminta petugas putar balik di Jalan Rengas Bandung arah Jakarta atau berjarak sekitar 50 meter dari titik penyekatan petugas.
Mereka berdiskusi serius mencari cara untuk bisa lolos penyekatan. Salah satu kesempatan yang mereka nantikan adalah menunggu terjadinya kemacetan panjang akibat membeludaknya jumlah pemudik.
Selama tiga hari terakhir, polisi sering membiarkan para pemudik melintas demi mengurai kemacetan di Jalan Rengas Bandung pada malam hari atau dini hari. Momentum itu yang selalu ditunggu pemudik.
Sayangnya, satu hari menjelang Lebaran, lalu lintas di Jalan Pantura itu kian lengang. Jumlah pemudik yang melintas tak lagi sebanyak hari-hari sebelumnya. Harapan munculnya kemacetan untuk bisa lolos dari penyekatan sirna.
Eko Fadillah (30), pemudik dari Jakarta dengan tujuan Jawa Tengah, masih tampak mondar-mandir di jalan pantura itu. Ia baru mendapat jatah libur dari tempatnya bekerja satu hari menjelang Idul Fitri.
Eko beberapa kali bertanya kepada warga sekitar terkait waktu penyekatan dari polisi. Ia bertekad untuk bisa lolos penyekatan demi bisa merayakan Idul Fitri bersama keluarga di kampung.
”Saya tahun lalu Lebaran enggak pulang dan sebenarnya sudah janji sama orangtua. Saya juga sehat (bebas Covid-19). Tujuan saya baik, kok, mau Lebaran dengan keluarga,” katanya.
Harapan Eko, Hamid, dan puluhan pemudik yang diminta putar balik itu akhirnya terwujud. Pada pukul 20.00, petugas melonggarkan penyekatan. Lalu lintas di jalanan itu kembali mengalir lancar. Mereka memacu kendaraannya melintas tanpa pemeriksaan.
Jadi tukang AC
Ulah pemudik untuk lolos penyekatan banyak dijumpai petugas selama penyekatan larangan mudik Lebaran 2021 di Kedungwaringin. Tingkah para pemudik sering kali jadi bahan obrolan dan candaan petugas di kala mereka beristirahat.
Menurut Kepala Pos Pengamanan Kedungwaringin Ajun Komisaris Albarzani, selama enam hari penyekatan atau dari 6-12 Mei 2021 di wilayah perbatasan Bekasi-Karawang, petugas menjumpai berbagai alasan pemudik. Ada pemudik yang rela meminjam peralatan perawatan AC dari kerabat atau kenalannya untuk meyakinkan petugas.
”Datang pakai pakaian lusuh. Namun, kami curiga, kenapa dia harus memperbaiki AC sampai Karawang. Kami coba tanya alamat pelanggan, dia malah bingung dan akhirnya mengaku,” kata Albarzani.
Pemudik lain berupaya mengelabui petugas dengan membawa alat pancing untuk memancing. Namun, saat diinterogasi petugas, mereka tak mampu memberikan jawaban memuaskan terkait lokasi pancingan yang dituju. Petugas pun pada akhirnya dengan tegas meminta mereka putar balik.
Selain menyamar, para pemudik juga sering kali menyiapkan alasan yang mengundang iba dan sulit untuk ditolak petugas. Para pemudik sudah menyiapkan foto orangtua yang sakit, istri yang melahirkan, atau anak yang terbaring di rumah sakit akibat mengalami kecelakaan lalu lintas.
”Ada yang bilang ibu saya lagi dirawat, ibu saya sakit, istri saya lahiran, sambil menunjukkan foto. Banyak, segala macam, secara manusiawi kami menerima keadaan seperti itu,” kata Albarzani.
Tidak hanya menyamar, pemudik juga sering kali melawan petugas. Mereka beramai-ramai berupaya menerobos penyekatan dengan maju bersamaan sembari membunyikan klakson atau berteriak kepada petugas untuk memberi jalan.
Tindakan memprovokasi petugas itu sempat terjadi pada Selasa (11/5/2021) dini hari. Polisi akhirnya menangkap empat orang yang diduga sebagai provokator untuk dilakukan pendataan dan pembinaan.
Ketegangan pemudik dan petugas selama beberapa hari penyekatan sering sulit diredam lantaran pemudik memiliki karakter yang berbeda-beda. Tak semua pemudik memahami dan menerima penjelasan dari petugas tentang kebijakan larangan mudik.
”Malahan, kemarin pimpinan saya dilempar pakai botol air mineral. Mungkin karena (pemudik) kesal,” ucap Albarzani.
Meski terus diprovokasi, petugas penyekatan selalu menjalankan tugas dengan humanis. Mereka saat apel selalu diingatkan oleh pimpinan untuk tetap sabar dalam menghadapi tingkah laku pemudik. Petugas juga menyadari bahwa mereka sama sekali tak berniat mempersulit masyarakat yang ingin merayakan Lebaran di kampung halaman.
Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo mengatakan, pemerintah, khususnya aparat, sama sekali tak bermaksud melarang mudik. Penyekatan dilakukan semata-mata guna menjaga keselamatan masyarakat dari risiko penularan Covid-19
”Sekali lagi kami mohon maaf. Kami mohon masyarakat bisa maklum,” kata Listyo saat meninjau posko penyekatan larangan mudik di Kilometer 31 Jalan Tol Ruas Jakarta-Cikampek, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Rabu (12/5/2021).