Hati-hati, ”Aku Melihatmu!”
Kegiatan yang kita lakukan dengan melibatkan mata ternyata memiliki beragam istilah. Jenis kegiatan akan menentukan istilah apa yang sepatutnya digunakan.
Mata adalah organ tubuh yang luar biasa. Ketika melibatkan mata dalam kegiatan keseharian, otak pun mendapat banyak masukan secara lebih cepat. Tanpa mata, asupan informasi bagi otak akan terasa lebih lambat, mungkin juga terbatas.
Kali ini, rasa penasaran menggiring jemari menari di papan tik untuk sedikit mengulik hubungan mesra antara mata dan prosesor pengolah kata dalam otak. Sebab, ketika kelopak mata terbuka, muncullah beragam istilah untuk satu kegiatan ini: melihat.
Banyak orang kurang, bahkan mungkin tidak menyadari bahwa dalam hidup keseharian aktivitas yang kita lakukan dengan melibatkan mata ternyata memiliki beragam istilah. Jenis kegiatan akan menentukan istilah apa yang sepatutnya digunakan.
Akan tetapi, harus diingat pula, perbendaharaan istilah dalam otak tentang aktivitas melihat ditentukan juga oleh aksi kita. Untuk hal yang satu ini, yakni pemerolehan istilah atau kata, kondisi setiap orang sangatlah berpengaruh.
Seseorang yang setiap hari hanya berdiam diri di kamar dan tidak melakukan apa-apa akan sangat terbatas perbendaharaan istilahnya dibandingkan dengan mereka yang setiap hari keluar rumah untuk berkegiatan.
Balik lagi ke aktivitas melihat, ternyata sangat menakjubkan bahwa kita bisa menggunakan mata untuk memandang, menyaksikan, menonton, membaca, meneliti, memperhatikan, memelototi, bahkan menelanjangi. Bisa juga untuk mencermati, mengawasi, mengintai, mengintip, memata-matai, mengerling, menerawang, dan melirik.
Baca juga: Perbedaan "Momen" dan Momentum"
Semua itu adalah aktivitas melihat. Otaklah yang memilihkan kata buat kita: kapan kita harus menggunakan salah satu dari istilah di atas. Sebab, sangatlah tidak mungkin dalam konteks yang normal kita akan mengatakan, ”Aku ingin mengintai wajahmu sekali lagi” atau ”Aku memata-matai diriku di cermin”.
Namun, sekali lagi, kondisi setiap orang, yaitu di mana dia berbicara, kepada siapa, dan kapan, sangat berpengaruh. Bisa jadi kedua contoh di atas dianggap benar.
Lewat sejumlah contoh istilah di atas, kita akhirnya mengenal beragam kata untuk melukiskan aktivitas menggunakan mata. Untuk memperjelas, mari kita simak beberapa contoh berikut, yang berarti melakukan tindakan melihat secara lebih spesifik serta lebih intens.
a. Mengintai
Menurut KBBI, mengintai berasal dari kata intai yang memiliki arti: 1. v mengamat-amati dari jarak jauh atau dari tempat tersembunyi (gerak-gerik orang yang dicurigai, musuh, dan sebagainya); 2. v mengintip; melihat melalui lubang kecil, sela semak-semak, dan sambil bersembunyi.
Contoh kalimat: Curiga bahwa Iem melakukan tindakan di luar perintah yang telah diberikan, Ivon memutuskan untuk mengintai rekannya itu malam nanti.
Penggunaan kata mengintai menunjukkan kegiatan melihat yang lebih spesifik. Asyiknya lagi, kata mengintai juga memiliki tingkat intensitas yang lebih tinggi daripada kata melihat, yang mewakili kegiatan menggunakan mata secara umum. Hal ini dapat kita lihat dari arti pertama kata intai yang menggunakan istilah mengamat-amati.
Baca juga: Jaga, Jangan Lewah!
Berdasarkan KBBI, kata amat-amat adalah prakategorial yang merujuk pada kata mengamati dan mengamat-amati. Adapun kata mengamati berarti ’melihat dan memperhatikan dengan teliti’.
Terdapat kegiatan yang secara lebih intens dilakukan dalam kata mengintai daripada hanya melihat, yang secara konteks contoh kalimat di atas juga kurang sesuai jika kata melihat yang digunakan.
Karena sudah lebih spesifik, dalam kalimat tidak perlu lagi ditambahkan keterangan yang menyertai kata mengintai. Misalnya, Ivon ingin mengintai secara diam-diam kegiatan Iem malam nanti.
Menjadi aneh karena kata mengintai sendiri sudah mengandung arti dari tempat tersembunyi alias dilakukan secara diam-diam. Sebaliknya, kata melihat, karena memiliki makna yang lebih luas, mungkin akan lebih membutuhkan keterangan tambahan jika ingin digunakan pada hal-hal yang lebih spesifik.
Apabila digambarkan secara sederhana, berdasarkan KBBI, perjalanan arti kata mengintai dimulai dari kata mengamat-amati, kemudian mengintip dan kembali lagi ke kata melihat.
Baca juga: Arti "Booster" pada "Vaksin Booster"
b. Memperhatikan
Menurut KBBI, memperhatikan berasal dari kata hati yang memiliki arti: 1. v membuat berhati; 2. v mengamati; mencermati; mengawasi.
Contoh kalimat: Masduri sedang memperhatikan anak buahnya saat mendirikan fondasi rumah susun sewa yang dibangun menggunakan dana pemerintah.
Pemakaian kata memperhatikan menunjukkan kegiatan yang lebih intens dari hanya melihat. Juga, dibutuhkan usaha yang lebih atau ekstra karena kegiatan melihat itu dilakukan dengan cermat dan awas, dengan memberikan perhatian penuh. Serunya lagi, kata memperhatikan juga bersua kembali dengan kata mengamati dan melihat.
Jadi, jika digambarkan secara sederhana, masih berdasarkan KBBI, perjalanan arti kata memperhatikan dimulai dari kata mengamati, mencermati, mengawasi, dan akhirnya kembali lagi ke kata melihat. Sebab, arti pertama kata melihat dalam KBBI adalah ’menggunakan mata untuk memandang; (memperhatikan)’.
c. Mengamati
Menurut KBBI, kata mengamati memiliki arti ’melihat dan memperhatikan dengan teliti’. Seperti kedua contoh istilah di atas, jelas sudah bahwa lagi-lagi kata mengamati ini berhubungan dengan kata melihat, tetapi dilakukan dengan lebih intens, yakni memerlukan ketelitian dalam melihat obyek yang sedang diamati.
Contoh kalimat: Karena curiga, Ivon mengamati tas kulit kerbau yang akan dibelinya dari Iem.
Sesuai dengan arti katanya, mengamati membutuhkan intensitas yang lebih tinggi dalam laku tindakan, tidak sekadar melihat, tetapi juga meneliti benda yang menjadi obyek pandangnya. Dengan demikian, dapat kita lihat bahwa kata mengamati pun berawal dan berakhir kembali kepada kata melihat, yakni melihat lalu memperhatikan (yang merupakan arti pertama dari kata melihat).
Baca juga: Membersihkan Sampah, Tepatkah?
Intinya adalah melihat
Setelah memperhatikan beberapa pembahasan contoh di atas, pemahaman pun mendatangi dengan mengatakan bahwa kata melihat adalah ”kata payung” dari semua kata yang melukiskan aktivitas penggunaan mata. Kesannya memang seperti lingkaran dan dibolak-balik.
Akan tetapi, dengan munculnya berbagai istilah untuk setiap aktivitas menggunakan mata, kita tidak akan kebingungan lagi dalam memadupadankan sehingga terwujudlah ketepatan dalam penggunaan istilah.
Saya bukan pekamus, apalagi ahli bahasa. Saya hanya pengguna bahasa yang kebingungan saat mencoba memahami bahasa saya sendiri. Jujur, saya terinspirasi istilah-istilah dalam bahasa Jawa, seperti nggeblak, njlungup, njempalik, ndlosor, dan ceblok; ngajungkel, tikusruk (Sunda); tatungkuik, takongkang (Minang); serta tajrungkep, tagentang (Madura), dan masih banyak bahasa Nusantara lainnya yang melukiskan arti yang sama, yaitu ’jatuh’, tetapi dengan cara jatuh yang lebih spesifik alias berbeda.
Jadi, setelah tahu betapa umumnya arti kata melihat, saya pun menjadi lebih waspada. Saran saya, berhati-hatilah jika ada seseorang mengatakan kepada Anda, ”Aku melihatmu!”
Teguh Candra, Penyelaras Bahasa Harian Kompas