Tindak pidana perdagangan anak kerap kali melibatkan orang dekat dengan dalih seolah membantu korban. Jerat utang dan tawaran penghasilan besar dapat menjadi awal kejahatan ini.
Oleh
ILO/JOG/FRD/RAZ/DIV
·5 menit baca
ARSIP KOMPAS
RA (16) korban anak yang diperdagangkan lewat media sosial di Jakarta.
JAKARTA, KOMPAS - Tim Investigasi Harian Kompas mengungkap sejumlah praktik perdagangan anak yang melibatkan orang dekat seperti pacar, teman, kerabat, dan tetangga. Mereka justru berperan menjerumuskan korban. Modus pelibatan orang dekat kerap muncul dalam kasus pekerja migran anak yang dipekerjakan ke luar negeri.
SK (17), perempuan asal Nglegok, Blitar, Jawa Timur, menjadi korban perdagangan orang ke Malaysia saat berusia 14 tahun pada 2019. Sementara EH (22), warga Tangerang, Banten, diperdagangkan sebagai pekerja migran lintas negara saat masih berusia 17 tahun.
Masih maraknya perdagangan orang membuat Indonesia turut memelopori kerja sama lintas negara untuk memerangi perdagangan manusia. Bersama Australia, Pemerintah RI pada 2002 menginisiasi Bali Process on People Smuggling, Trafficking in Persons and Related Transnational Crime (Bali Process).
KOMPAS
EH (22) dan SK (17) pernah menjadi korban perdagangan anak yang dijual ke luar negeri sebagai pekerja migran Indonesia (PMI). Sejak usia belia, mereka terpaksa jauh dari rumah demi membantu perekonomian keluarga. Akan tetapi, mereka malah jatuh dalam cengkraman perdagangan anak.
Bali Process kini memiliki 49 anggota terdiri dari 44 negara dan sejumlah organisasi internasional. Mulai 2017, pelaku usaha turut dilibatkan dalam wadah Bali Process Government and Business Forum (GABF).
Ketua bersama dari pemerintahan adalah Menteri Luar Negeri RI dan Menlu Australia. Adapun ketua bersama dari kalangan pebisnis adalah pengusaha Garibaldi Thohir dan pengusaha Australia, Andrew Forrest.
Menlu RI Retno LP Marsudi melalui Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri Tri Tharyat, Kamis (9/3/2023), menyatakan, Bali Process aktif mendorong penguatan mekanisme nasional deteksi dini perdagangan manusia di Indonesia lewat beragam pelatihan untuk mengidentifikasi calon korban dan pelaku.
Garibaldi Thohir menuturkan, di tengah kompleksitas rantai pasok global saat ini, praktik-praktik tidak baik di dalam sistem masih terjadi dan sulit dideteksi. ”Mungkin disengaja atau mungkin karena para pelaku bisnis tidak menyadari adanya elemen-elemen yang ternyata berkontribusi pada perdagangan manusia atau eksploitasi,” ujar pria yang akrab disapa Boy Thohir ini.
KOMPAS/NINA SUSILO
Presiden Direktur Adaro Group Garibaldi Thohir yang juga ketua bersama Bali Process Government and Business Forum dari Indonesia
Karena itu, Garibaldi mengajak para pelaku usaha untuk memiliki pemahaman yang lebih mendalam guna memastikan aktivitas bisnis mereka transparan dan etis. Tujuan itu bisa tercapai antara lain lewat pemanfaatan teknologi.
Mungkin disengaja atau mungkin karena para pelaku bisnis tidak menyadari adanya elemen-elemen yang ternyata berkontribusi pada perdagangan manusia atau eksploitasi
Menurut Tri Tharyat, perlindungan warga negara Indonesia di luar negeri, termasuk korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO), merupakan prioritas perwakilan Pemerintah RI dengan mencakup layanan hotline 24 jam, jemput bola korban, menyediakan shelter, asesmen psikologis, hingga fasilitasi pemulangan.
Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemenlu Judha Nugraha menambahkan, untuk mencegah anak-anak menjadi korban TPPO, perlintasan WNI ke luar negeri terus diawasi secara ketat. Anak-anak yang berangkat ke luar negeri harus dipastikan didampingi orangtua.
Kisah korban
Penderitaan SK di Malaysia bermula dari lowongan pekerjaan yang ditawarkan SR, sekitar September 2019. SR kerap berbelanja sayuran ke ibu SK sekaligus menanyakan kesibukan SK. Dari situ, SR mulai mendatangi rumah SK dan menawarkan lowongan kerja sebagai pembantu rumah tangga.
SK lalu diantar ke rumah US (38), kenalan yang kerap menjadi sponsor bagi keberangkatan pekerja migran di Blitar. SK dimintai berkas berupa akta kelahiran dan kartu keluarga. SK diberi tahu dokumen itu hendak digunakan untuk paspor dan kelengkapan lainnya, termasuk untuk mengurus identitas SK yang masih di bawah umur.
”Saya tanya, apakah saya bisa (berangkat) kalau masih umur 14 tahun? Dia (US) bilang bisa, itu mah urusan saya,” ujar SK, yang tamatan sekolah dasar ini, menirukan kata US.
ARSIP KOMPAS
SK (17) saat ditemui di Blitar, Jawa Timur, Kamis (12/1/2023). Perempuan ini adalah penyintas perdagangan anak yang sempat dibawa hingga ke Malaysia.
SK ingat diantar kenalan US untuk foto dan cap sidik jari di Surabaya. Selang sehari setelah paspor jadi, SK disiapkan berangkat ke Malaysia. Dia dilarang memegang paspor dan berkas keberangkatan lain. US hanya menunjukkan sekilas paspor SK yang dibuat dengan usia lebih tua.
Setelah berada di Malaysia sekitar enam bulan dan berganti-ganti majikan, SK disekap, tidak digaji, hingga mendapat kekerasan fisik. SK lalu berhasil kabur meski akhirnya hidup luntang-lantung di Malaysia. Awal 2020, dia dideportasi ke Indonesia.
US yang ditemui Sabtu (14/1), membenarkan dirinya pernah menampung SK. Dia mengaku membantu atas keinginan SK dan meneruskan lagi ke pihak agensi yang berdomisili di Jawa Barat. ”Saya cuma bantu, terus saya kasihkan orang lagi. Kalau dari orang, ke saya, terus ke orang lagi. Seperti itu,” kata US.
Penjelasan itu lantas dipotong UN (43), suami US, yang mengaku tidak tahu-menahu tentang SK. Rumah UN kerap menjadi tempat transit pekerja migran. Namun, dia mengklaim tidak pernah meloloskan anak di bawah umur agar bisa bekerja di luar negeri.
infografik Modus Operandi Perdagangan Anak
Kondisi miris juga menimpa EH, yang menerima tawaran menjadi pekerja migran karena terjerat utang tetangganya yang juga menawarinya untuk bekerja ke Malaysia. Namun, EH justru terjebak sindikat perdagangan manusia sehingga dibawa dari Malaysia hingga ke Uni Emirat Arab, Sudan, Suriah, dan Irak.
ARSIP KOMPAS
EH (22) saat ditemui di Kabupaten Tangerang, Banten, Sabtu (7/1/2023). EH adalah penyintas perdagangan anak yang sempat dibawa ke Malaysia, Dubai, Turki, Sudan, Suriah, dan Irak.
Selama berbulan-bulan berpindah negara dan majikan, EH tidak digaji dan malah mendapat perlakuan kekerasan seksual.
EH justru terjebak sindikat perdagangan manusia sehingga dibawa dari Malaysia hingga ke Uni Emirat Arab, Sudan, Suriah, dan Irak
Secara terpisah Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM Silmy Karim mengatakan, celah penyimpangan terhadap proses pemberkasan paspor masih mungkin terjadi. Terkait itu, dia akan menindak tegas anak buahnya yang melanggengkan upaya perdagangan orang.
“Celah pasti ada. Tetapi yang penting adalah tindak tegas dan meminimalkan adanya potensi penyimpangan,” ucap Silmy.
KOMPAS/PRIYOMBODO
Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM Silmy Karim
Koordinator Bantuan Hukum Migrant Care Nurharsono mengatakan, minimnya informasi terkait tata cara bermigrasi yang benar menyebabkan kasus perdagangan orang kerap terjadi. Tak jarang kasus itu menimpa anak-anak.
Dia membenarkan, sponsor pekerja migran ilegal kerap mendekati calon korban lewat pendekatan langsung sebagai tetangga atau sesama warga desa. Dari situ, beragam iming-iming mulai disampaikan ke calon korban.
Prostitusi daring
Peran orang dekat yang memfasilitasi perdagangan manusia juga terjadi pada anak-anak yang terjebak prostitusi daring. Salah satu pelaku berinisial AL (17), lelaki asal Bogor, Jawa Barat, mengaku pernah menjual pacarnya yang berusia 17 tahun untuk melayani jasa prostitusi.
AL menjadi joki atau mucikari sang pacar di salah satu apartemen di Kota Depok pada pertengahan 2022. Tarif yang dipasang AL untuk pacarnya Rp 300.000-Rp 800.000. AL biasanya mendapatkan bagian Rp 50.000-Rp 150.000. AL mengaku bisa mendapat 12 tamu dalam sehari.
KOMPAS
Tim Investigasi Harian Kompas sejak awal Januari hingga Februari menelisik keberadaan anak-anak perempuan belasan tahun yang diperdagangkan dan dipaksa menjadi pekerja seks komersial di Jakarta dan berbagai daerah. Anak-anak tersebut terperangkap jaringan perdagangan manusia dengan berbagai tipu daya dari pelaku. Ada yang menjadi korban karena dijual lewat skema prostitusi daring, ada juga yang dijajakan di tempat layanan spa plus serta rumah bordil berkedok kafe.