Tenang dan Senang Bersama Anjing Terapi di Bandara
Tak main-main, mereka memiliki sertifikat untuk keahliannya bergerak lincah, menggemaskan, mudah bersahabat, dan ramah.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·4 menit baca
Keberadaan anjing di bandara bukan hal baru. Biasanya anjing-anjing itu berstatus ”pekerja” yang bertugas memberikan keamanan dengan mengendus dan melacak benda-benda berbahaya. Namun, kini banyak bandara menerapkan program berbeda: menempatkan anjing-anjing khusus untuk dielus, dipeluk, dan diajak bermain.
”Halo, namaku Kuki.” Demikian kalimat pembuka sebuah video tentang anjing-aning di Bandara Internasional Istanbul, Turki. Bersama empat ekor anjing lainnya, Kuki menjadi bagian dari tim anjing terapi sejak akhir Februari 2024. Tugas mereka membuat calon penumpang pesawat tersenyum lebar, tertawa lepas, dan lebih rileks.
Dilansir Associated Press, Rabu (10/4/2024), Kuki dan teman-temannya dilatih secara profesional dan dikondisikan untuk menghibur manusia. Tak main-main, mereka memiliki sertifikat untuk keahliannya bergerak lincah, menggemaskan, mudah bersahabat, dan ramah.
Dengan karakter itu, mereka diharapkan bisa mengurangi kecemasan dan stres di antara para calon penumpang pesawat. Mengutip laman Airport Technology, sumber stres penumpang pesawat bermacam-macam, mulai dari perjalanan menuju bandara, proses mendaftarkan diri dan memasukkan bagasi, pemantauan keamanan, hingga transit.
Tim Anjing Terapi di Bandara Internasional Istanbul mulai bertugas setelah berbulan-bulan melakukan persiapan dan pelatihan intensif. Mereka juga mempelajari desensitisasi atau upaya pengurangan terhadap rangsangan yang mengganggu, seperti suara dan manusia.
”Kami harus memastikan mereka aman dan 100 persen beradaptasi dengan semua lingkungan,” kata Kadir Demirtas, Manajer Pengalaman Pelanggan Bandara Internasional Istanbul.
Yang membuat penumpang merasa aman dengan kehadiran Kuki dan teman-temannya adalah anjing-anjing itu bekerja ditemani pawang. Satu pawang untuk seekor anjing terapi memfasilitasi interaksi anjing dan penumpang.
”Mereka berjalan di sekitar bandara bersama pawangnya yang juga bertanggung jawab atas perawatan mereka,” kata Volkan Arslan, dokter hewan pada tim anjing terapi.
Lantaran dipekerjakan sebagai ”karyawan” bandara, Kuki dan teman-temannya mengenakan lencana dan seragam resmi saat bertugas. Mereka memiliki jadwal kerja yang ditetapkan pada jam sibuk perjalanan, yaitu pukul 10.00 hingga 16.00.
Kami selalu dikelilingi oleh orang-orang yang terus-menerus mengelusnya.
Namun, jam kerja mereka tidak kaku. Dokter hewan tim menjelaskan, temperamen setiap anjing menentukan jam kerja mereka sehari-hari. Kuki, misalnya, bertugas sebagai kapten tim. Anjing jenis Lagotto Romagnolo, ras retriever Italia, itu selalu bekerja keras menyenangkan para penumpang. Namun, ia sangat menyukai waktu istirahatnya dan terkadang membolos. ”Tidak apa-apa,” kata dokter.
Selain Kuki, ada pula Alita, anjing jenis border collie. Dengan tatapan yang intens dan tenang, Alita memiliki kemampuan menenangkan saraf. ”Kami selalu dikelilingi oleh orang-orang yang terus-menerus mengelusnya. Alita membantu para penumpang lebih santai,” kata Volkan Gul, pawang Alita.
Quimby Zhang, penumpang pesawat dari China di Bandara Internasional Istanbul, menuturkan, adanya anjing terapi di bandara sungguh ide bagus. ”Maksud saya, setelah Anda terbang begitu lama, atau mengalami stres, atau kehilangan sesuatu, Anda membutuhkan sesuatu yang bisa menenangkan,” kata Zhang.
Tak heran, banyak calon penumpang terlihat tertawa riang sambil mengelus perut Kuki yang berbaring telentang. Ada pula penumpang yang tertawa lepas karena mendapat ciuman basah dari anjing-anjing itu.
Kucing dan kelinci
Jauh sebelum Kuki dan teman-temannya bertugas di Bandara Istanbul, program serupa telah dijalankan di sejumlah bandara lain. Bandara Internasional San Jose Mineta di AS merupakan bandara pertama yang menerapkan program anjing terapi. Tepatnya setelah peristiwa 11 September 2001.
Seorang pendeta bandara membawa anjing terapi terlatih miliknya, Orion, untuk membantu menenangkan penumpang dan pegawai bandara yang stres akibat kejadian tersebut. Orion sukses, dan program bandara berlanjut hingga hari ini dengan 42 anjing, satu kucing, dan satu kelinci.
Menurut riset yang dilakukan Vane Research di bandara-bandara di Amerika Utara (AS dan Kanada) pada 2020, terdapat 87 bandara yang menerapkan program anjing terapi. Eropa dan Australia menerapkan program serupa, di antaranya Bandara Southend di London, Inggris, dan Bandara Gold Coast, Australia.
Stasiun televisi AS, KSL, pada 26 Desember 2022 menyiarkan penerapan program anjing terapi di Bandara Internasional Salt Lake City. Anjing-anjing dari Intermountain Therapy Animals (ITA) datang ke bandara seminggu sekali untuk memberikan kenyamanan bagi wisatawan yang cemas. Petugas membawa mereka ke gerbang ataupun ke terminal.
Cindy Yorgason, koordinator ITA di bandara, mengatakan, dirinya telah membawa anjing terapi ke bandara selama sekitar sembilan tahun terakhir. Dia melihat secara langsung bagaimana hewan-hewan tersebut dapat mengurangi stres perjalanan.
”Ada orang-orang yang mengalami kecemasan saat terbang, dan dengan membiarkan anjing duduk bersama orang-orang, tekanan darah mereka akan turun dan mereka menjadi rileks,” katanya.
Sejak lama, anjing dan sejumlah hewan lain dimanfaatkan untuk memberikan terapi bagi manusia yang tengah mengalami situasi tidak menyenangkan. Mengutip dari Asosiasi Rumah Sakit Hewan Amerika Serikat (AAHA), anjing terapi merupakan anjing yang dilatih untuk memberikan dukungan emosi, fisik, sosial, dan fungsi kognitif. Mereka membantu manusia dengan menawarkan persahabatan dan sering kali dapat membantu mengatasi depresi, kecemasan, dan fobia tertentu.
Salah satunya untuk membantu anak-anak korban perang. Kantor berita Reuters, 14 April 2022, melaporkan, anjing-anjing terapi yang memberikan kenyamanan dan kebahagiaan pada anak-anak korban perang Ukraina. Anak-anak korban perang yang ketakutan dibawa ke pusat terapi ”Dr Doc” di kota Zaporizhia di wilayah selatan Ukraina.
Di sana anak-anak bermain-main dengan anjing terapi, berjabat tangan, menggambar, menyanyi, dan menari. Mereka menjadi lebih stabil dan tenang.
Ada pula anjing yang khusus membantu melakukan tugas tertentu bagi manusia. Mereka bertugas, misalnya, untuk membantu penyandang disabilitas, penyandang tunanetra, anak-anak autis, hingga mendeteksi alergi.
Selain itu, ada juga anjing yang dilatih untuk mendeteksi dan mengendus barang-barang mencurigakan, aroma khusus, manusia, tumbuhan, ataupun hewan. Anjing untuk pekerjaan khusus ini bisa dilihat, misalnya, pada pencarian dan penyelamatan korban gempa di Taiwan. Anjing untuk pekerjaan khusus juga dilatih untuk militer ataupun keamanan.