IPEF, Pedang Berbilah Dua bagi Pengaruh Amerika Serikat
AS perlu menyadari kegentingan posisinya dalam perundingan IPEF. Kesepakatan dagang tidak hanya sedang dibuat AS dengan peminat IPEF. Negara lain juga terus mendekati peminat IPEF dengan kesepakatan dagang versi mereka.
Oleh
KRIS MADA
·5 menit baca
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN RI
Suasana rapat para menteri perdagangan 14 negara anggota Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik (IPEF) di Detroit, Negara Bagian Michigan, Amerika Serikat, 27 Mei 2023.
Pengaruh Amerika Serikat di Asia terus merosot. Kerangka Kerja Ekonomi Indo-Pasifik atau IPEF bisa menjadi pedang berbilah dua bagi pengaruh Washington di kawasan. Kerangka itu berpeluang menaikkan, sekaligus bisa semakin menurunkan pengaruh AS.
Kemerosotan pengaruh AS terlihat di beberapa tempat. Arab Saudi, yang lama dipandang sebagai sekutu penting AS, secara terbuka menentang Washington. Penentangan ini, antara lain, terlihat saat dan setelah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berkunjung ke Arab Saudi.
Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) menerima Blinken di Jeddah pada Selasa (6/6/2023) malam. Hal yang mengejutkan, tidak ada bendera AS dalam ruangan pertemuan itu. Lazimnya, tuan rumah memajang bendera negara tamu di ruang pertemuan resmi. Apalagi, apabila foto dan video pertemuan di ruangan tersebut disiarkan.
Sehari setelah menerima Blinken, MBS menelepon Presiden Rusia Vladimir Putin. Dalam pernyataan resmi yang dikeluarkan Riyadh dan Moskwa disebutkan, MBS-Putin sepakat meningkatkan kerja sama Arab Saudi-Rusia. Pernyataan itu menjadi tamparan serius bagi AS yang terus berusaha mengisolasi Rusia sejak perang Ukraina meletus.
Kakak tiri MBS yang juga Menteri Energi Arab Saudi, Abdulaziz bin Salman, malah membuat manuver lebih menantang. Ia mengumumkan paket kerja sama bernilai total 15,6 miliar dollar AS antara Arab Saudi dan China. Kerja sama energi, teknologi, hingga transportasi dijalin China dan Arab Saudi dalam konferensi bisnis pada 11-12 Juni 2023 di Riyadh.
Abdulaziz mengatakan, semua kritik soal hubungan Arab Saudi-China tidak perlu didengar. ”Saya sebenarnya mengabaikan itu karena, sebagai pebisnis, akan menuju ke mana peluang tersedia,” katanya dalam konferensi itu.
Turun juga di ASEAN
Manuver dua anak Raja Salman bin Abdulaziz itu bukan satu-satunya indikasi penurunan pengaruh AS. Dalam Asia Power Index 2023, Lowy Institute menyimpulkan, pengaruh AS di antara anggota ASEAN semakin merosot. Dari 10 negara ASEAN, pengaruh AS hanya sedikit unggul atas China di Singapura dan Filipina. Di delapan negara lain, AS terus tertinggal dari China.
”Jelas ada perebutan pengaruh di Asia Tenggara dan bandul keseimbangan kini lebih condong ke China,” kata Susannah Patton, peneliti Lowy Institute, kepada Australia Financial Review.
FAKHRI FADLURROHMAN
Kepala Staf Angkatan Darat Amerika Serikat James Charles McConville (tengah, kiri) dengan didampingi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berjalan menuju mobil di kompleks kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, 12 Mei 2023. Dalam kunjungan ini, McConville membahas kerja sama pendidikan dan pelatihan para prajurit Indonesia dengan AS.
Meski ada banyak kekuatan lain berebut pengaruh di Asia Tenggara, AS-China jelas paling keras bersaing. Namun, arah persaingan ini tidak menguntungkan bagi AS. Riset Lowy menunjukkan, pengaruh AS terus terpangkas dari China. Di tempat yang unggul pun, poin AS hanya lebih tidak sampai lima poin dari China. Sementara di tempat China unggul, selisih poinnya bisa sampai puluhan.
Lowy, antara lain, menyoroti tren di Indonesia. China memangkas pengaruh AS di empat sektor yang diukur Lowy: ekonomi, pertahanan, diplomatik, dan kebudayaan. Meski tetap unggul atas China, pengaruh AS pada sektor pertahanan terus menurun. Dari 69 poin pada 2018, nilai pengaruh AS pada sektor pertahanan di Indonesia tinggal 55 poin pada 2022.
Penurunan terus terjadi meski sejumlah pihak memperingatkan bahwa Asia Tenggara adalah arena utama persaingan AS-China. Bagi China, Asia Tenggara adalah halaman terdekat sekaligus rute dan mitra perdagangan yang penting. Dibandingkan tetangganya di Asia Timur, Asia Tenggara lebih ramah bagi China.
Asia Tenggara juga menjadi pasar dan kekuatan ekonomi yang terus berkembang. China terus menambah investasi di Asia Tenggara meski akumulasinya tetap tertinggal dibandingkan AS. Masalahnya, penambahan investasi baru AS tidak sebesar penambahan investasi China di kawasan.
Majalah The Economist, antara lain, menyarankan agar AS perlu lebih serius memanfaatkan perdagangan dan investasi sebagai alat menjaga pengaruhnya di Asia Tenggara. AS juga perlu menjaga agar jangan sampai anggota ASEAN dipaksa memilih berpihak pada Washington atau Beijing.
Peluang IPEF
Direktur Rock Creek Global Advisors Barbara Weisel mengatakan, AS punya peluang menaikkan lagi pengaruhnya di kawasan lewat IPEF. Sebagian negara Indo-Pasifik mengakui potensi IPEF sebagai perangkat meningkatkan hubungan dagang, meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, serta memperkuat komitmen AS pada kawasan.
”Bangsa-bangsa Indo-Pasifik berminta meningkatkan hubungan ekonomi dengan AS. Akan tetapi, mereka punya pertanyaan yang dapat dimaklumi: apakah AS serius untuk meningkatkan hubungan ekonomi yang sesuai dengan kepentingan mereka?” kata Weisel, mantan juru runding sejumlah perjanjian dagang AS itu.
Sejauh ini, menurut Weisel, AS belum menunjukkan keseriusan untuk mendorong peningkatan perdagangan dan investasi dengan anggota IPEF. Sejak diumumkan pada Mei 2023, baru pilar rantai pasok yang selesai perundingan prinsipnya. Selanjutnya, perunding akan mematangkan aspek teknis dari pilar kedua IPEF itu.
KOMPAS/SUTTA DHARMASAPUTRA
Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo (kiri) dan Perwakilan Dagang Katherine Tai sedang berdiskusi dengan para pemimpin redaksi yang hadir dalam penutupan IPEF di Los Angeles, Amerika Serikat, 9 September 2022.
Adapun pilar perdagangan, ekonomi bersih, dan keadilan ekonomi belum jelas kapan selesai perundingan prinsipnya. Seperti disampaikan Weisel, anggota IPEF belum melihat keseriusan AS soal perdagangan dan investasi yang sesuai kepentingan mitra AS.
Dalam berbagai kesempatan, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan, Indonesia dan kawasan ingin melihat tawaran dan aksi nyata. Indonesia dan kawasan tidak tertarik para proses yang hanya menawarkan pembahasan nilai dan norma tanpa manfaat nyata untuk kesejahteraan warga.
Agar IPEF sukses, menurut Weisal, AS harus mengubah pendekatan dari sekadar retorika menjadi pendekatan yang sesuai kepentingan mitranya. Untuk itu, rangkaian perundingan harus menunjukkan dengan jelas apa manfaatnya bagi mitra AS di IPEF. Peraturan dan standar dalam IPEF harus mengikat, terperinci, sekaligus menguntungkan semua pihak.
”Kalau AS masih terus menolak membuka pasarnya bagi produk anggota IPEF, AS harus memberikan tawaran lain yang jelas keuntungannya,” kata Weisel.
AS perlu menyadari kegentingan posisinya dalam perundingan IPEF. Kesepakatan dagang tidak hanya sedang dibuat AS dengan peminat IPEF. Negara lain juga terus mendekati peminat IPEF dengan kesepakatan dagang versi mereka.
Weisel mengatakan, IPEF akan dipandang sebagai ujian keampuhan pendekatan dan pengaruh AS. Untuk lolos, kesepakatan IPEF harus kokoh dalam meningkatkan perdagangan di antara peminat IPEF, meningkatkan daya tahan rantai pasok, dan sangat membantu proses peralihan energi di negara-negara anggota IPEF.
Beberapa anggota IPEF siap menerima perubahan bertahap dan sangat menyambut bantuan AS dalam proses transisi energi. Walakin, tidak berarti AS bisa bersantai dengan menawarkan hal-hal yang tidak menarik bagi kawasan. ”Kesuksesan perundingan IPEF amat penting bagi AS,” ujarnya.(AFP/REUTERS)