Telepon Zelenskyy, Xi Jinping Siap Bantu Perdamaian di Ukraina
Xi menekankan bahwa China tidak terlibat di dalam pecahnya konflik Rusia-Ukraina. Zelenskyy menekankan perdamaian harus menghormati kedaulatan geografis sesuai Piagam PBB.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·5 menit baca
BEIJING, KAMIS — Presiden China Xi Jinping menelepon Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Rabu (26/4/2023) malam untuk pertama kalinya sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022. Xi mengatakan, satu-satunya penyelesaian peperangan antara Rusia dan Ukraina adalah melalui meja perundingan. Adapun Zelenskyy menekankan, perdamaian harus dicapai dengan adil dan tidak mengorbankan integritas Ukraina.
Kantor berita nasional China, Xinhua, melaporkan, pembicaraan kedua kepala negara berlangsung selama satu jam dan dimulai dengan saling memberi salam hormat. Ukraina tengah memperingati tragedi Chernobyl, pembangkit listrik tenaga nuklir yang mengalami bencana pada 26 April 1986. Xi mengatakan, hubungan bilateral China-Ukraina telah berlangsung selama 31 tahun dan dengan status kemitraan strategis.
”Saya berterima kasih atas bantuan aparat dan rakyat Ukraina dalam menolong evakuasi warga China tahun lalu ketika konflik dimulai,” kata Xi.
Masuk ke topik Perang Rusia-Ukraina, Xi menekankan bahwa China tidak terlibat di dalam pecahnya konflik tersebut. China tidak berpihak kepada Kyiv maupun Moskwa karena satu-satunya pihak yang diakui oleh Beijing adalah perdamaian. Oleh sebab itu, Xi mengatakan pentingnya menyegerakan gencatan senjata dan membawa semua perkara ke meja perundingan.
Menurut dia, China akan mengirim utusan khusus yang menangani wilayah Eurasia ke Kyiv maupun negara-negara yang berkaitan dengan perang tersebut. Xi tidak memberi penjelasan lebih lanjut mengenai negara-negara yang akan dilawati utusan tersebut. Perang Rusia-Ukraina ini secara tidak langsung melibatkan negara-negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang mengirim senjata ke Ukraina dan Belarus yang menyediakan pangkalan militer untuk Rusia.
Kedua belah pihak, lanjut Xi, harus fokus kepada masa depan, yaitu perdamaian. Semua orang harus pula mengucurkan segala upaya untuk menghindari pemakaian senjata nuklir atas dalih apa pun. ”Kuncinya ialah saling menghormati kedaulatan masing-masing. Maju ke meja perundingan dengan hati yang terbuka dan kepala dingin. China siap membantu memfasilitasi perundingan,” ujarnya.
Menanggapi pernyataan Xi, Zelenskyy berterima kasih kepada China yang telah menjadi mitra dagang terbesar Ukraina selama ini. China juga menanam modal di sejumlah pembangunan infrastruktur di Ukraina. Kyiv menegaskan kembali komitmennya terhadap prinsip Satu China dan berterima kasih atas berbagai bantuan sosial yang dikirim oleh Beijing selama masa sulit ini.
”Mengenai perdamaian, harus dicapai dengan adil tanpa mengorbankan integritas dan kedaulatan geografis Ukraina,” kata Zelenskyy, dikutip oleh kantor berita Ukrinform.
Ia menerangkan mengenai Semenanjung Crimea yang sejatinya milik Ukraina dan dicaplok oleh Rusia pada 2014. Selain itu, ada empat wilayah yang diduduki Rusia, yaitu Zaporizhia, Kherson, Luhansk, dan Donetsk. Jika menerapkan prinsip menghormati kedaulatan masing-masing dan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, kelima wilayah ini harus dikembalikan kepada Ukraina karena di dalam Piagam PBB jelas bahwa ini masuk wilayah geografis Ukraina.
”Ukraina tidak memulai perang ini. Kami membela diri guna mempertahankan kedaulatan kami ketika diinvasi. Invasi ini pelanggaran Piagam PBB. Belum lagi berbagai pelanggaran hak asasi manusia, salah satunya penculikan 20.000 anak Ukraina oleh pasukan Rusia,” tutur Zelenskyy.
Ia menjelaskan mengenai PLTN Zaporizhia yang diduduki oleh tentara Rusia. Tempat itu dijadikan salah satu markas militer dan Rusia mengancam sewaktu-waktu bisa meledakkannya. Jika ini terjadi, radiasi nuklir akan membahayakan wilayah tersebut. Menurut Zelenskyy, PLTN ini menjadi alat pemerasan oleh Moskwa.
Oleh sebab itu, Zelenskyy meminta kesediaan Xi untuk membantu menyelesaikan masalah keamanan PLTN Zaporizhia dengan cara berbicara dengan Moskwa. Ia mengingatkan, Rusia bersama Ukraina, Belarus, Kazakhstan, Amerika Serikat, dan Inggris terikat Memorandum Budapest. Ini adalah perjanjian pada Desember 1994 mengenai nonproliferasi nuklir di kawasan Eropa Timur.
”Ukraina adalah pihak yang paling menginginkan perdamaian karena perang terjadi di tanah air kami. Akan tetapi, perdamaian ini harus adil, berkelanjutan, dan sesuai dengan hukum internasional yang menghormati Piagam PBB. Bukan sekadar penghentian konflik,” ujarnya.
Dari Gedung Putih, Koordinator Dewan Keamanan Nasional AS Jack Kirby berpendapat, pembicaraan Xi-Zelenskyy ini positif. Penting bagi dunia melihat bahwa China menganggap serius sudut pandang Ukraina. Pada Februari, China meluncurkan Inisiatif Keamanan Global. Xi menindaklanjutinya dengan melawat ke Rusia untuk bertemu Presiden Vladimir Putin.
Kunjungan itu dianggap masyarakat global tidak memberi hasil karena pertempuran semakin sengit. Oleh karena itu, pembicaraan dengan Zelenskyy ini penting untuk menunjukkan bahwa China tidak berpihak dalam menanggapi perang tersebut. Meskipun begitu, Kirby mengatakan harus ada upaya lebih dari China selain berbicara dengan Putin maupun Zelenskyy. Contohnya ialah benar-benar mengupayakan fasilitasi perundingan antara kedua pihak.
Harian TheWashington Post menerbitkan bocoran laporan militer AS yang menyebutkan bahwa Rusia sanggup membiayai perang untuk satu tahun ke depan walaupun mereka di bawah tekanan ekonomi. Sementara itu, harian TheNew York Times mengutip salah satu komandan NATO, Jenderal Christopher Cavoli dari AS, yang mengatakan, 98 persen kendaraan tempur yang dijanjikan untuk Ukraina telah tiba di negara tersebut.
Di garis depan, Ukraina memulangkan 44 orang yang ditahan oleh pasukan Rusia. Semuanya adalah prajurit Ukraina, kecuali dua warga sipil. Secara keseluruhan, Ukraina telah membebaskan 2.279 warganya. Serangan terjadi di dekat Jembatan Antonivsky di Kherson yang telah dibebaskan oleh Ukraina. Wartawan surat kabar Italia La Repubblica, Corrado Zunino, terluka. Adapun kontaknya dari Ukraina, Bohdan Bitik, tewas.
Menurut La Repubblica, Zunino dan Bitik dijebak oleh regu penembak jitu Rusia. Sisi barat Sungai Dnipro memang telah direbut kembali oleh Ukraina, tetapi pasukan Rusia masih ada di sisi lain sungai itu. ”Padahal, kami sudah memakai semua atribut wartawan. Ini penyerangan yang disengaja,” kata Zunino.