Putin amat jarang menyambangi garis depan. para perwira di Luhansk dan Kherson terkejut kala didatangi Putin. Mereka tidak tahu mantan intel Uni Soviet itu akan datang dalam rapat evaluasi perkembangan pertempuran.
Oleh
KRIS MADA
·4 menit baca
Kyiv, Rabu - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Rusia Vladimir Putin sama-sama mendatangi garis depan perang di Ukraina. Lawatan itu menegaskan klaim Moskwa atas wilayah Ukraina yang diduduki tentara Rusia.
Zelenskyy dan Putin sama-sama ke palagan timur pada Senin (17/4/2023). Kyiv dan Moskwa mengungkap lawatan itu pada Selasa (18/4). Zelenskyy ke Donetsk dan Poltava, Putin ke Kherson dan Luhansk. “Merasa terhormat menemui para pejuang,” ujar Zelenskyy dalam video yang disiarkan pada Rabu dini hari.
Di kedua provinsi itu, Zelenskyy memberikan medali kepada sejumlah prajurit dan perwira Ukraina. “Terima kasih untuk pelayanan Anda kepada negara. Saya secara khusus berterima kasih kepada korps kesehatan, semua dokter dan perawat yang menyelamatkan para pejuang,” kata dia.
Ia memang rutin menyambangi garis depan pertempuran. Dalam rombongan kecil, ia menemui tentara, korps kesehatan, hingga warga biasa di garis depan. Di Poltava dan Donetsk, ia antara lain mengunjungi rumah sakit.
Ada pun Putin amat jarang menyambangi garis depan. Karena itu, seperti dilaporkan TASS, para perwira di Luhansk dan Kherson terkejut kala didatangi Putin. Mereka tidak tahu mantan intel Uni Soviet itu akan datang dalam rapat evaluasi perkembangan pertempuran.
Juru bicara Kantor Kepresidenan Rusia Dmitry Peskov mengatakan, kunjungan itu memang mendadak. Rencana kunjungan tidak diungkap sampai menjelang waktu perjalanan. “Para komandan tahu akan ada rapat dengan Presiden. Mereka tahunya rapat lewat telekonferensi video. Mereka tidak tahu Putin akan datang langsung,” kata dia.
Putin melawat karena dua hal. Pertama, menyemangati tentara Rusia di garis depan. Kedua, alasan efektivitas. Putin tidak mau para komandan terlalu lama meninggalkan medan perang demi bertemu dirinya di Moskwa. “Selesai rapat, mereka (para komandan) bisa segera kembali ke pos masing-masing,” kata Peskov.
Putin mendatangi markas komando operasi Rusia di dua provinsi Ukraina itu. Lawatan itu menegaskan klaim Moskwa atas wilayah-wilayah Ukraina yang diduduki Rusia. Pada 2022, Putin telah mengesahkan dekrit penggabungan empat provinsi Ukraina ke Rusia. Sebelum itu, Rusia telah mengklaim Semenanjung Crimea. Baik untuk Crimea maupun Kherson, Zaporizhia, Donetsk, serta Luhansk, klaim Rusia ditolak komunitas internasional.
Persenjataan
Sementara Wakil Ketua Dewan Keamanan Nasional Rusia Dmitry Medvedev memperingatkan Korea Selatan. Peringatan diberikan setelah Presiden Korsel Yoon Suk Yeol mengindikasikan Seoul akan memberi senjata ke Kyiv. “Saya penasaran, apa yang dipikirkan warga negara itu bila persenjataan terbaru Rusia diberikan kepada tetangga mereka, mitra kami di DPRK,” ujarnya menggunakan singkatan nama resmi Korea Utara.
Ia mengatakan hal itu beberapa jam setelah wawancara Yoon dengan Reuters disiarkan pada Rabu. “Belum lama Korsel berkeras tidak akan mengirim persenjataan ke Kyiv,” ujarnya.
Yoon mengatakan, Seoul bisa saja mengirimkan lebih dari sekadar bantuan keuangan atau persenjataan ke Kyiv. Korsel akan melakukan itu bila serangan terhadap warga dan fasilitas sipil Ukraina terus meningkat. “Jika ada situasi di mana komunitas internasional tidak menerimanya, seperti serangan besar terhadap warga sipil, pembantaian, atau pelanggaran serius hukum perang, sulit bagi kami berkeras hanya memberikan bantuan keuangan atau kemanusiaan,” ujar Yoon.
Korsel mengaku telah menjajaki cara membantu Ukraina bertahan di perang lalu membangun lagi selepas perang. “Saya yakin tidak ada batasan untuk mendukung negara yang diserang secara ilegal,” kata dia.
Kantor Kepresidenan Korsel membantah Seoul akan mengubah kebijakan terkait perang Ukraina. Seoul menolak menanggapi potensi reaksi Moskwa atas pernyataan Yoon. “Jawaban Presiden diberikan dalam konteks ada harapan tinggi komunitas internasional pada peran Korea Selatan,” demikian pernyataan Kantor Kepresidenan Korsel kepada kantor berita Yonhap.
Pernyataan Yoon diungkap menjelang bertandang ke Amerika Serikat. Pekan ini, Yoon dijamu Presiden AS Joe Biden selama beberapa hari. Lawatan itu disebut untuk meningkatkan hubungan kedua negara. Secara resmi, Korsel menolak mengirimkan persenjataan ke Ukraina. Sejauh ini, secara resmi Seoul hanya mengirimkan rompi dan helm antipeluru serta paket bantuan kemanusiaan.
Meski demikian, AS diketahui memesan ratusan ribu butir peluru artileri ke Korsel. Selanjutnya, peluru itu dikirimkan ke Ukraina. Seoul berkeras, Korsel menjual peluru itu kepada AS. Seoul menyerahkan kepada Washington soal cara penggunaannya.
Nuklir
Sementara itu CNN melaporkan, AS meminta Rusia tidak mengganggu teknologi nuklir AS yang terpasang di PLTN Zaporizhia. Dalam surat pada 17 Maret 2023 kepada Rosatom, Departemen Energi AS mengingatkan PLTN itu memiliki sejumlah peralatan yang menggunakan teknologi AS. Rosatom diminta tidak mengganggu peralatan tersebut. Washington mengingatkan, seluruh orang dan badan hukum Rusia dilarang menyentuh teknologi nuklir AS.
Secara faktual, warga Ukraina yang menjadi pegawai PLTN itu masih mengoperasikan pembangkit tersebut. Adapun pengelolaan harian menjadi tanggung jawab Rosatom, BUMN Rusia yang mengurusi nuklir.
Departemen Energi AS membenarkan pernah mengirimkan surat itu. Walakin, tidak ada kejelasan tanggapan Rosatom terhadap surat itu. Selain Maret 2023, Departemen Energi AS juga menyurati Rosatom pada Oktober 2022.
Pendudukan Rusia atas PLTN itu menjadi salah satu isu yang diperhatikan Perserikatan Bangsa-bangsa. Rusia menempatkan pasukannya di dalam dan sekitar kompleks PLTN. Sementara Ukraina berulang kali menyerang posisi pasukan Rusia di sana. PBB cemas, baku tembak Rusia-Ukraina bisa memicu bencana nuklir baru. (AFP/REUTERS/AP)