UE Tegur Polandia Karena Larang Impor Produk Pangan Ukraina
Uni Eropa menegur Polandia yang melarang masuknya produk biji-bijian Ukraina di wilayahnya. Tapi Polandia tidak sendirian. Masih ada beberapa negara anggota UE lain yang akan melarang impor produk Ukraina.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·4 menit baca
Warsawa, Senin — Pandangan berbeda soal produk gandum Ukraina terjadi antara Uni Eropa dengan anggotanya, Polandia dan Hongaria. Tindakan kedua negara yang melarang pengiriman produk pertanian Ukraina dengan alasan bahwa produk itu menurunkan nilai harga jual pertanian petani setempat, tidak diterima.
Larangan tidak hanya diberlakukan oleh Hongaria dan Polandia. Bulgaria juga akan melakukan tindakan yang sama.
“Kami mengetahui pengumuman Polandia dan Hongaria mengenai larangan impor biji-bijian dan produk pertania lainnya dari Ukraina. Dalam konteks ini, penting untuk digarisbawahi bahwa kebijakan perdagangan adalah kompetensi eksklusif UE dan, oleh karena itu, tindakan sepihak tidak dapat diterima,” kata juru bicara Komisi Eropa, via surat elektronik, Minggu (16/4/2023). Dia menambahkan, di tengah situasi krisis seperti sekarang ini negara-negara anggota diharapkan selalu mengoordinasikan dan menyelaraskan keputusan mereka dengan semua keputusan UE.
Teguran itu disampaikan Komisi Eropa setelah Polandia dan Hongaria secara tidak terduga sejak Sabtu (15/4/2023), melarang produk biji-bijian dan makanan lain dari Ukraina. Tindakan itu menyusul keluhan dari para petani dan produsen makanan Polandia yang menyebut bahwa harga jual produk mereka terjun bebas karena melimpahnya bahan pangan dari Ukraina.
Larangan masuk bagi produk biji-bijian dan bahan makanan asal Ukraina mulai berlaku sejak diumumkan hingga akhir Juni mendatang. Pengumuman pemerintah soal larangan impor ini disampaikan oleh pemimpin partai berkuasa, yaitu Partai Hukum dan Keadilan (PiS), Jaroslaw Kaczynski, saat berbicara di depan konvensi partai.
“Hari ini, pemerintah telah memutuskan sebuah peraturan yang melarang impor biji-bijian, tetapi juga puluhan jenis makanan lainnya, ke Polandia,” kata Kaczyński, Sabtu. Peraturan tersebut juga mencakup larangan impor gula, telur, daging, susu dan produk susu lainnya serta buah-buahan dan sayuran.
Larangan itu tidak terlepas dari keluhan para petani di sejumlah negara tetangga Ukraina, seperti Polandia, Hongaria, Bulagria, Republik Ceko, Rumania dan Slovakia soal harga produk pertanian mereka yang anjlok. Blokade jalur laut ekspor tradisional Ukraina, yaitu Laut Hitam, membuat produk pertanian Ukraina disalurkan melalui jalan darat melalui berbagai negara, sebelum dikirimkan ke banyak kawasan, termasuk Asia, Timur Tengah dan Afrika utara.
Masalah yang terjadi di Polandia, menurut Serikat Solidaritas Petani, dari sekitar tiga juta produk biji-bijian yang seharusnya ditujukan untuk Afrika tidak dikirim ke wilayah itu melainkan mengendap dan diserap oleh pasar lokal. Yang terkena getahnya adalah para petani lokal Polandia.
Tomas Obszanski, wakil Serikat Solidaritas Petani, menuding beberapa perusahaan importir produk pertanian mengambil untung dari situasi ini dengan membeli biji-bijian yang murah dan berkualitas rendah, dan kemudian menjualnya ke pabrik roti dan pasta, melabelinya sebagai produk Polandia berkualitas tinggi. Kepala Kelompok Petani AgroUnia, Michal Kolodziejczak memerkirakan, kerugian petani Polandia akibat situasi ini mencapai 10 miliar zlotys atau sekitar 2,3 miliar dolar AS.
Menteri Pertanian Polandia Robert Telus juga menyebut masuknya produk biji-bijian dari Ukraina telah meningkatkan gangguan serius pada pasar dan juga pada produsen pertanian. Ujungnya adalah keresahan sosial.
“Kami tidak bisa menerima situasi karena peningkatan impor ditanggung oleh para petani dari negara kami,” katanya.
Larangan Transit
Polandia tidak sebatas melarang impor biji-bijian dari Ukraina, tapi juga melarang produk pertanian negara itu transit di wilayahnya.
"Larangan itu penuh, termasuk larangan transit melalui Polandia," tulis Menteri Pengembangan dan Teknologi Waldemar Buda di Twitter. Dia menambahkan, Polandia dan Ukraina akan melakukan pembicaraan secara bilateral untuk menciptakan sistem yang memastikan barang hanya melewati Polandia dan tidak berakhir di pasar lokal.
Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari tahun lalu, dunia internasional mencoba membujuk Rusia untuk mengizinkan Ukraina mengekspor gandum dan produk biji-bijian lain ke pasar internasional. Terhentinya ekspor gandum dan biji-bijian Ukraina telah mengakibatkan kenaikan harga bahan pangan dunia dan juga mengakibatkan potensi kelaparan di sejumlah kawasan, khususnya di wilayah Afrika.
Koridor ekspor biji-bijian Laut Hitam sendiri telah diperpanjang beberapa kali. Yang terakhir, Rusia sepakat koridor ini diperpanjang selama 60 hari ketika mulai 18 Maret 2023 dan akan berakhir pada pertengahan Mei 2023.
Dalam catatan Kementerian Pertanian Ukraina, sekitar 3 juta ton biji-bijian meninggalkan Ukraina setiap bulan melalui koridor biji-bijian Laut Hitam. Dari total jumlah tersebut hanya sekitar 200.000 ton produk pertanian Ukraina yang melalui Polandia sebelum didistribusikan ke sejumlah negara Eropa.
Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky menyebut bahwa produk pertanian Ukraina yang melintasi Polandia hanya berkisar antara 500.000 hingga 700.000 ton setiap bulannya, termasuk biji-bijian, minyak sayur, gula, telur, daging, dan produk lainnya.
Solsky mengatakan bahwa tindakan Polandia tidak bisa diterima karena mereka memiliki perjanjian perdagangan bilateral. Ukraina menyebut bahwa mereka akan berbicara langsung pada Polandia.
Solsky menyebut bahwa selain berbicara dengan Polandia, Ukraina juga akan berbicara dengan Hongaria dan sejumlah negara lain yang berencana menerapkan larangan yang sama. (AP/AFP/Reuters)