Dokumen 17 Februari 2023 diduga hasil sadapan percakapan Sisi dan pejabat militer Mesir, 1 Februari 2023. Sisi meminta para perwira Mesir menjajaki penjualan senjata ke China. AS menduga senjata itu untuk Rusia.
Oleh
KRIS MADA
·4 menit baca
WASHINGTON, SELASA – Amerika Serikat menuding Mesir, salah satu sekutu dekat dan penerima bantuan besar, bermain mata dengan Rusia. Tudingan itu tercantum dalam dokumen intelijen yang bocor di media sosial. Kasus ini merupakan kebocoran terbesar dokumen rahasia sejak kasus Wikileaks dan Snowden.
Setidaknya 53 paket dokumen dibocorkan di Discord. Forum itu lazim dipakai para pengguna permainan daring untuk berkomunikasi. Dalam laporan pada Selasa (11/4/2023), harian The Washington Post mencuplik sebagian isi dokumen tersebut. Bagian yang dicuplik soal rencana Mesir mengirim hingga 40.000 roket ke Rusia.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Mesir Ahmed Abu Zeid menyangkal tudingan itu. ”Sejak awal, Mesir tidak mau terlibat dan berkomitmen menjaga jarak dari semua pihak. Mesir mendukung Piagam PBB dan hukum internasional. Kami terus mendesak semua pihak menghentikan kekerasan dan mencapai resolusi politik,” kata dia.
Dokumen tersebut berisi salinan percakapan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi dengan sejumlah petinggi militer Mesir. Salah satunya diidentifikasi bernama Salahuddin, walau tidak disebut apa jabatannya.
Dokumen bertanggal 17 Februari 2023 itu diduga hasil sadapan percakapan Sisi dan pejabat militer Mesir pada 1 Februari 2023. Dalam percakapan tersebut, Sisi meminta para perwira Mesir menjajaki penjualan sejumlah produk ke China. Dengan demikian, Mesir bisa menambah produksi roket Sakr 45. Peluncur roket multilaras (MLRS) ATG-59S Mesir dan BM-21 Grad buatan Uni Soviet bisa meluncurkan Sakr 45.
Intelijen AS di Mesir menduga, roket-roket itu akan dikirim diam-diam ke Rusia. Sejak era Uni Soviet, Kairo sudah erat dengan Moskwa. Mesir bisa menjadi salah satu pemilik persenjataan terbaik di masa lalu karena pasokan dari Uni Soviet. Kini, Mesir menjadikan Rusia sebagai pemasok pangan andalan. Setidaknya separuh kebutuhan gandum, makanan pokok warga Mesir, dipasok Rusia. Porsi impor gandum Mesir dari Rusia meningkat sejak perang Ukraina meletus.
Dalam dokumen intelijen AS itu, Salahuddin disebut menilai pengiriman roket sebagai cara Mesir membalas aneka jasa Rusia. Ia mengklaim, Rusia siap membeli apa pun.
Tudingan intelijen AS tersebut mengejutkan. Sebab, selama ini Mesir menjadi salah satu sekutu terdekat AS di Timur Tengah. Setiap tahun, setidaknya 1,3 miliar dollar AS dikucurkan Washington untuk bantuan pertahanan ke Kairo.
Kekurangan senjata
Media di berbagai negara secara bertahap mengutip salinan dokumen yang bocor itu. Dalam salinan tersebut, antara lain, diungkap tekanan pada Rusia akibat menyerbu Ukraina lebih dari setahun. Kini, Rusia membutuhkan pasokan aneka persenjataan dan amunisi dari berbagai negara. Rusia juga kehilangan ratusan ribu prajuritnya dalam perang itu.
Kondisi Ukraina tidak lebih baik. Kyiv disebut sangat kekurangan persenjataan dan amunisi. Bahkan, artileri pertahanan udara Ukraina kekurangan amunisi dan akan kesulitan menangkal serangan udara Rusia di masa mendatang.
Dokumen-dokumen tersebut juga kembali mengungkap, sasaran tembak oleh Ukraina ditentukan oleh AS dan sekutunya. AS memberikan koordinat lokasi komandan, pasukan, persenjataan, dan aneka aset penting Rusia kepada Ukraina. Selanjutnya, Ukraina menyerang target itu. Informasi sejenis pernah diungkap The Washington Post pada Oktober 2022.
Dengan pengungkapan sekarang, praktis bisa disebut AS dan sekutunya berperang dengan Rusia. Kecuali pasukan resmi di lapangan, AS dan sekutunya telah mengerahkan hampir semua sumber daya dalam perang itu.
Sejumlah pejabat AS, sebagaimana dikutip antara lain oleh The New York Times dan The Washington Post, menyebut Kyiv terpaksa memodifikasi rencana serangan selepas kebocoran tersebut. Kebocoran terjadi kala Kyiv sedang mempersiapkan serangan balik terhadap Rusia.
Di sisi lain, mereka cemas pada nasib informan AS di kalangan militer dan milisi Rusia. Informasi terperinci soal pasukan dan persenjataan Rusia hanya mungkin diberikan oleh orang di lokasi. Selepas kebocoran ini, dikhawatirkan Rusia akan melakukan pembersihan besar-besaran.
Kebocoran itu juga memicu kemarahan sejumlah sekutu AS. Sebab, AS kembali terungkap memata-matai mitra dan sekutunya. Bukan hanya Sisi, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pun dimata-matai dan disadap oleh AS.
Teka-teki pembocor
Sejauh ini, AS tidak menangkap indikasi dokumen-dokumen itu dibocorkan oleh Rusia. Bahkan, sejumlah perwira AS menyebut Rusia baru tahu penyusupan oleh AS setelah kebocoran itu. “Kami tidak tahu siapa di balik semua ini. Kami tidak tahu motifnya. Kami tidak tahu apa lagi yang mungkin tersebar,” kata John Kirby, Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS.
Mantan penyelidik Biro Investigasi Federal AS (FBI) Javid Ali mengatakan, dokumen yang bocor sepertinya dibawa dengan tergesa-gesa. Selanjutnya, pembocor memotret dokumen-dokumen itu, lalu membagikannya.
Seorang petinggi AS menyebut, dokumen-dokumen yang bocor tersebut bisa diakses oleh ribuan orang di AS. Di Kantor Staf Gabungan Angkatan Bersenjata AS, ada pembatasan akses pada aneka dokumen mulai Jumat pekan lalu. Pembatasan itu merupakan bagian dari reaksi setelah kebocoran.
Kebocoran kali ini mengingatkan insiden Wikileaks dan Snowden. Dalam kasus Wikileaks, seorang prajurit AS bernama Bradley Manning memberikan jutaan salinan informasi intelijen kepada Julian Assange. Manning telah bebas dari penjara, sementara Assange sampai sekarang masih dikurung di Inggris.
Adapun Edward Snowden bekerja sebagai teknisi alih daya di Badan Keamanan Nasional (NSA) AS. Pekerjaan itu memberinya akses pada aneka dokumen rahasia. Belakangan, Snowden membocorkan sebagian dokumen itu. Kini, Snowden menetap di Rusia. (AFP/REUTERS)