Dari ”Chat Room” Gim, Diduga Laporan Intelijen AS Bocor
Muncul dugaan kuat bahwa pembocoran berkas intelijen AS dimulai di media sosial Discord. AS pun mengkaji ulang pembagian informasi intelijen sensitif.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·4 menit baca
WASHINGTON, SELASA — Pemerintah Amerika Serikat tengah menyelami kemungkinan bahwa kebocoran dokumen intelijen mereka di media sosial dimulai dari sebuah ruang obrolan daring (chat room) di media sosial Discord. Hingga kini, otoritas masih mencari pelaku yang pertama kali mengunggah foto-foto dokumen tersebut.
”Kasus ini sudah ditangani oleh Departemen Kehakiman karena mereka yang berwenang melakukan penyelidikan. AS bekerja sama dengan semua negara sahabat untuk mencari tahu dalang dari pembocoran dokumen ini,” kata Wakil Juru Bicara Departemen Pertahanan AS (Pentagon) Sabrina Singh kepada ABC News, Senin (10/4/2023) waktu setempat atau Selasa waktu Indonesia.
Peristiwa ini viral di berbagai media sosial sejak Jumat (7/4/2023). Beredar dokumen intelijen AS yang membahas secara terperinci mengenai serangan di Ukraina beserta persenjataan dari AS yang dipakai, perkembangan nuklir di China dan Korea Utara, serta dugaan bahwa Rusia bekerja sama dengan Uni Emirat Arab untuk menyabotase jaringan intelijen AS dan Inggris.
Dokumen ini berupa foto-foto lembaran-lembaran fisik laporan intelijen, bukan berkas lunak seperti PDF ataupun Word. Selain mencari identitas pengunggah, Pemerintah AS juga mencari identitas orang dalam yang memotret laporan itu. Tidak diketahui berkas itu dipotret di kantor pemerintah atau di luar.
Meskipun demikian, para pakar keamanan di Pentagon meyakinkan masyarakat bahwa laporan itu adalah perkembangan situasi lima pekan lalu. Tidak ada pembahasan mengenai perencanaan tindakan sehingga dari segi keamanan misi di masa depan baik-baik saja.
Akan tetapi, bocornya laporan ini bisa menggoyang berbagai hubungan bilateral AS dengan negara lain ataupun kepercayaan masyarakat di dalam negeri. Korea Selatan, sekutu AS di Asia Timur, mengeluarkan pernyataan resmi agar penyelidikan dilakukan dengan saksama karena sejumlah informasi di dalam laporan itu dihimpun oleh intelijen mereka.
Organisasi jurnalisme investigasi Bellingcat menelusuri pergerakan laporan itu di media sosial ataupun sumber-sumber terbuka. Terungkap, dokumen itu sejatinya sudah diunggah sejak awal Maret lalu di media sosial Discord. Ini adalah kanal yang populer di kalangan penggemar gim video daring. Pengguna Discord bisa membuka ruang obrolan tersendiri untuk membahas topik tertentu. Semua pemilik akun Discord bisa ikut bergabung untuk ikut mengobrol atau sekadar menyimak.
Awalnya, ada ruang obrolan bernama Thug Shaker Central yang isinya obrolan ngalor-ngidul. Kemudian, ada seorang pengguna yang mengungkit topik perang Rusia-Ukraina. Pengguna lain ramai memberi pendapat pribadi. Pembahasan topik perang itu berlangsung selama beberapa hari dan semakin intens karena berbagai perdebatan pro dan kontra. Tiba-tiba, ada salah seorang pengguna yang mengunggah foto-foto dokumen tersebut.
Foto-foto itu mulanya tidak digubris. Tampaknya, warganet baru menyadari pekan lalu karena sejak Jumat itu dokumen tersebut diteruskan ke berbagai ruang obrolan Discord dan akhirnya viral ke media-media sosial yang lain. Fenomena ini ditangkap oleh media-media arus utama AS yang melakukan pengecekan keabsahan dokumen tersebut dan ternyata benar.
Salah seorang warganet pengguna Discord berbicara kepada Bellingcat dan kantor berita Associated Press dengan syarat namanya disembunyikan. Ia mengatakan, ruang obrolan Thug Shaker Central di Discord sudah dihapus. Tidak ada yang ingat siapa warganet yang pertama kali mengunggah laporan tersebut.
Adapun pengguna Discord yang menyebarluaskan dokumen itu memiliki nama daring Lucca. Ia meneruskan laporan itu ke mana-mana. ”Lucca ini masih anak-anak karena saya mengenalnya. Dia tidak paham arti dokumen itu sehingga bagi dia memviralkan itu buat seru-seruan. Kami semua ketika itu juga tidak paham bahwa ini masalah keamanan negara yang serius. Baru ketika membaca berita di mana-mana, kami menyadari ini bukan main-main,” tutur narasumber itu.
Terkait laporan tersebut, Uni Emirat Arab (UEA) menyangkal tuduhan yang menyebut mereka bersekongkol dengan Rusia. Dubai dan Abu Dhabi merupakan salah satu tempat pangkalan militer AS berada. Memang hubungan UEA-AS agak renggang akhir-akhir ini karena UEA melihat penarikan pasukan AS yang kacau dari Afghanistan dan mengakibatkan ketidakstabilan di Timur Tengah. Meskipun begitu, menurut UEA, tidak ada niat untuk menyabotase hubungan tersebut.
Sementara itu, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada CNN tidak kaget dengan isi dokumen itu. ”Semua orang juga tahu AS dan NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) terlibat dalam konflik,” ujarnya. (AP)