Sepertiga Tanaman, Binatang, dan Ekosistem di AS Terancam Punah
Perambahan alam akibat ulah manusia mendorong keanekaragaman hayati di Amerika Serikat ke ambang kepunahan.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·3 menit baca
WASHINGTON, SELASA — Sepertiga tanaman, binatang, dan ekosistem di Amerika Serikat terancam punah akibat ulah manusia melalui pembukaan lahan dan pencemaran yang bermuara kepada perubahan iklim. Makhluk-makhluk hidup yang terancam ini berperan penting dalam kelangsungan hidup manusia dan ekosistem yang lebih besar.
Demikian dilaporkan oleh NatureServe, lembaga kajian lingkungan hidup yang berbasis di AS. Mereka meluncurkan laporan terbaru secara daring pada Senin (6/2/2023) malam waktu setempat atau Selasa (7/2/2023) pagi waktu Indonesia.
Di dalam pengantar laporan tersebut, Kepala NatureServe Sean O’Brien mengatakan bahwa perusakan alam ini bisa dihentikan dengan kebijakan politik. Oleh sebab itu, Rancangan Undang-Undang Alam Liar AS sangat ditunggu-tunggu pengesahannya. RUU ini telah beberapa kali tertunda pembahasannya di DPR AS.
NatureServe berjejaring dengan 1.000 ilmuwan yang tersebar di Amerika Utara. Dalam laporan kali ini, mereka fokus kepada AS untuk menganalisis besar kerusakan dan risikonya terhadap keberlanjutan ekosistem.
Terungkap bahwa 41 persen ekosistem di AS terancam punah. Jenisnya berupa padang rumput dan paya-paya yang rentan diubah menjadi wilayah permukiman, pertanian, ataupun rekreasi. Adapun hutan tropis di negara tersebut telah binasa.
Wilayah selatan AS yang antara lain terdiri dari Negara Bagian California, Texas, Florida, Louisiana, dan Mississipi mengalami kerusakan terparah akibat pengalihan fungsi lahan dari ekosistem liar menjadi permukiman dan pertanian. Disusul dengan negara-negara bagian barat tengah (midwest) yang antara lain terdiri dari Ohio, Iowa, Indiana, dan Kentucky yang walaupun minim penduduk, memiliki lahan pertanian dan peternakan luas.
Perairan tawar
NatureServe mengkhawatirkan keberlanjutan ekosistem air tawar karena, dari 40 persen hewan di AS, mayoritasnya adalah hewan-hewan di perairan tawar yang terancam punah. Hewan-hewan ini antara lain adalah ikan, kerang, kepiting, udang, siput, amfibi, reptil, dan mamalia yang hidup di dalam ataupun sekitar sungai dan danau.
Ancaman terbesar di perairan tawar AS adalah pencemaran yang menempati angka 69 persen. Dilanjutkan dengan pembangunan bendungan dan perubahan tata kelola air demi kebutuhan manusia. Baru setelah itu disusul dengan munculnya spesies invasif ataupun penyakit.
Ancaman terbesar di perairan tawar AS adalah pencemaran yang menempati angka 69 persen.
Dari sisi tanaman, sekitar 34 persen terancam punah. Mayoritas adalah jenis kaktus dan kayu-kayu keras. Risiko kepunahan tanaman langsung terasa kepada populasi lebah yang dengan sendirinya sudah menurun akibat pencemaran udara. Lebah adalah agen penyerbuk alami yang berperan penting dalam reproduksi tumbuhan.
”Laporan ini sangat membantu pemerintah memilih prioritas penanganan kerusakan alam,” kata Don Beyer, anggota DPR dari Partai Demokrat.
Saat ini, pemerintah federal AS mengucurkan dana sebesar 50 juta dollar AS untuk 50 negara bagian yang diberikan kepada Rencana Aksi Alam Liar Negara Bagian (SWAP). Program SWAP ini wajib ditinjau kembali setiap sepuluh tahun. Apabila RUU Alam Liar disahkan, ada pasal yang memungkinkan dana perlindungan alam dinaikkan menjadi 1,4 miliar dollar AS.
Kemarau
Contoh perairan tawar yang mengalami krisis adalah Danau Mead dan Danau Powell yang bergantung dari aliran Sungai Colorado. Kedua danau buatan ini juga merupakan sumber listrik, air minum, dan air guna bagi populasi di California, Nevada, dan Arizona.
Data Dinas Perairan California Selatan menyebutkan, kekeringan selama 23 tahun terakhir membuat air Danau Mead surut dan hanya tinggal 30 persen dari debit utuh. Adapun di Danau Powell airnya tinggal 23 persen. Bahkan, musim dingin terburuk global yang terjadi pada Desember 2022 hingga kini tidak cukup menambah debit air Sungai Colorado.
”Kebutuhan manusia akan air di California, Nevada, dan Arizona melonjak sejak tahun 1990. Alam tidak bisa mengimbanginya,” kata Bill Hasencamp, Pengelola Unit Sungai Colorado dari dinas tersebut kepada harian Los Angeles Times.
Kebutuhan manusia yang dimaksud tidak hanya untuk makan, minum, mandi, dan mencuci pakaian. Gaya hidup juga sangat berpengaruh mengingat warga kini menanami pekarangan dengan tanaman yang bukan dari wilayah gurun sehingga membutuhkan banyak air. Demikian pula dengan kebiasaan memiliki kolam renang pribadi di rumah-rumah warga. (REUTERS)