AS-China Berlomba Operasikan Pangkalan di Asia Tenggara
China punya tiga pangkalan militer di luar negeri. AS mengoperasikan hampir 800 pangkalan di 80 negara. Sebagian pangkalan itu ada di Asia Tenggara.
Oleh
KRIS MADA
·5 menit baca
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH (DRI)
Salah satu sudut di kawasan Teluk Subic, Filipina, pada Desember 2019. Sampai 1992, Amerika Serikat mengoperasi pangkalan laut di tempat ini. Pada November 2022 diungkap, AS akan mengucurkan puluhan juta dollar AS untuk merevitalisasi sejumlah pangkalan militer di Filipina.
MANILA, JUMAT — Setelah ditolak Kamboja, Amerika Serikat memacu pengoperasian pangkalan militer di Filipina. Asia Tenggara kini menjadi pusat persaingan pengoperasian pangkalan militer oleh Amerika Serikat dan China.
Kepala Otoritas Metropolitan Teluk Subic Rolen Paulino mengatakan, aneh jika AS tidak kembali menggunakan bekas pangkalannya di Subic, Filipina. ”Hanya soal waktu mereka (AS) akan kembali ke sini, apalagi dengan situasi sekarang,” katanya sebagaimana dilaporkan Kyodonews, Kamis (24/11/2022).
Pernyataan itu disampaikan beberapa hari selepas Wakil Presiden AS Kamala Harris menyambangi Palawan. Kepulauan Palawan merupakan wilayah terdekat Filipina dengan Kepulauan Spratly.
Pada 14 November 2022, Kementerian Pertahanan Filipina mengungkap Pangkalan Udara (Lanud) Antonio Bautista di Palawan termasuk yang akan dijadikan lokasi pangkalan AS. Pada 2023, Washington akan mengucurkan dana 66,5 juta dollar AS untuk membangun lima pangkalan udara di Filipina.
Sebelum Harris ke Palawan, Duta Besar AS di Manila Mary Kay Carlson bertandang ke Teluk Subic pada 9 November 2022. Carlson juga mendatangi galangan kapal yang dioperasikan perusahaan AS, Cerberus Capital Management LP. Salah satu anak perusahaan Cerberus, DynCorp, pernah menjadi kontraktor Departemen Pertahanan AS dengan nilai kontrak 3 miliar dollar AS per tahun.
Dilaporkan Kyodonews, ada perusahaan China pernah menawar galangan kapal yang kini dikendalikan Cerberus itu. Walakin, Washington mendesak Manila menolak penawaran itu dan belakangan Cerberus masuk.
U.S. CONGRESSIONAL RESEARCH SERVICE
Lokasi pangkalan militer resmi Amerika Serikat di Indo-Pasifik, seperti dicantumkan dalam laporan Badan Penelitian dan Pengembangan Kongres AS edisi Agustus 2022. AS mengoperasikan hampir 800 pangkalan militer di 80 negara.
Pangkalan Laut Subic dioperasikan AS sampai 1992. Selepas peristiwa 11 September 2001, beberapa regu pasukan khusus AS ditempatkan di sana sampai 2021. ”Saya lebih suka pangkalan ini dioperasikan AS,” kata Paulino.
Kamboja
AS-China pernah juga bersaing mengoperasikan pangkalan di Kamboja. Mahasiswa program doktoral pada Fakultas Keamanan Nasional di Australian National University (ANU), Abdul Rahman Yaacob, menulis, AS pernah menawarkan Kamboja membangun ulang dua gedung berikut sarana pendukungnya dalam kompleks Pangkalan Laut Ream.
Sebagai imbalan, AS meminta ikut mengoperasikan pangkalan milik Kamboja tersebut. Tawaran disampaikan setelah gedung lama di dalam pangkalan laut dihancurkan pada 2020. Gedung lama juga didanai AS. Tawaran itu ditolak Phnom Pehn. Sebaliknya, Beijing tidak menyebut syarat apa pun saat menawarkan pengembangan Pangkalan Laut Ream. Beijing hanya ingin bisa menggunakan, bukan mengoperasikan Pangkalan Laut Ream.
Beijing disebut memahami bahwa Phnom Penh tidak mungkin membagi kendali atas Pangkalan Laut Ream dengan negara mana pun. Kamboja pun disebut tidak akan berpihak dalam persaingan AS-China di kawasan.
Phnom Penh keberatan dengan manuver AS soal pangkalan itu beberapa waktu lalu. Kala itu, Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman dan sejumlah pejabat AS mengunjungi pangkalan tersebut. Sebelum lawatan, pejabat pertahanan AS-Kamboja telah menyepakati lokasi yang akan disambangi rombongan AS selama di Pangkalan Laut Ream. Di tengah kunjungan, delegasi AS meminta akses ke lokasi di luar kesepakatan.
Permintaan itu ditolak karena dianggap intervensi serius pada kedaulatan Kamboja. Phnom Penh beralasan, Washington juga tidak akan mengizinkan pejabat negara asing mengunjungi fasilitas militer AS di luar lokasi yang sudah disepakati.
Tempat lain
Pangkalan AS dan China di Asia Tenggara dan sekitarnya bukan hanya di Filipina atau Kamboja. China punya pangkalan di pulau buatan di tengah Laut China Selatan. Pangkalan itu sampai disebut ”Kapal Induk yang Tidak Mungkin Tenggelam”. Selain landasan udara, pangkalan itu dilengkapi artileri pertahanan udara, dermaga, dan permukiman untuk warga sipil dan anggota militer.
AP PHOTO/BULLIT MARQUEZ, FILE
Dalam foto pada April 2017 ini terlihat landas pacu di lahan hasil reklamasi China di Karang Subi, Kepulauan Spratly. Fasilitas militer China di kepulauan itu disebut sebagai Kapal Induk yang Tidak Mungkin Tenggelam.
Dengan Ream dan Laut China Selatan, China punya tiga pangkalan militer di luar negeri. Pangkalan lain ada di Djibouti, negara di pesisir barat Afrika. Beijing berulang kali menolak mengakui mengoperasikan pangkalan militer di Djibouti.
Sebaliknya, dalam laporan Badan Riset Kongres AS pada Agustus 2022 diungkap, Washington mengoperasikan hampir 800 pangkalan militer di 80 negara. Seperti disebut Departemen Luar Negeri AS pada Agustus 2022, salah satu pangkalan itu ada di Singapura.
Pangkalan itu disebut pangkalan logistik. Di sela operasi di sekitar Asia Tenggara, kapal perang dan pesawat militer AS bisa mengisi ulang kebutuhan di Singapura. Kapal penjaga laut dan pantai AS juga bolak-balik mengisi bekal ulang di sana.
Media AS, Politico, menyebut Pentagon punya kontrak komersial dengan Thailand untuk mengakses Pangkalan Udara U-Tapao. Pangkalan itu pernah menjadi basis AS selama Perang Vietnam. Dalam Perang Afghanistan, Pangkalan Udara U-Tapao kembali dipakai dengan perjanjian komersial.
AS punya hampir 200 pangkalan di Jepang dan Korea Selatan. Di timur Filipina, AS mengoperasikan pangkalan di Guam dan Kepulauan Marshall. Pangkalan Guam dan Marshall berada di barat markas besar Komando Operasi Indo-Pasifik (Indopacom) di Hawaii. Indopacom merupakan pengendali operasi militer AS dengan wilayah terluas. Di ujung timur wilayah Indopacom terdapat Pangkalan Diego Garcia. Pulau itu dikendalikan Inggris dan terletak di tengah Samudra Hindia.
Lembaga kajian AS, Quincy Institute for Responsible Statecraft, menyebut jumlah pangkalan militer AS di luar negeri lebih banyak daripada kedutaan dan konsulat AS. Jumlah pangkalan militer AS di negara asing juga berkali lipat dari milik negara lain. Quincy Institute menaksir, paling sedikit 55 miliar dollar AS dihabiskan untuk mengoperasikan pangkalan-pangkalan itu.
SOUTH KOREAN DEFENCE MINISTRY / AFP
Jet tempur F-35B Amerika Serikat bersiap terbang dari Pangkalan Udara Gunsan, Korea Selatan, pada Oktober 2022. Korsel menampung sebagian dari hampir 800 pangkalan militer AS di 80 negara.
Lembaga kajian lain di AS, Center for Public Integrity, menemukan, pemasok aneka kebutuhan pangkalan itu merupakan donatur penting bagi politisi AS. Sedikitnya 70 perusahaan mendapat kontrak total 8 miliar dollar AS setelah menyumbang total 500 juta dollar AS untuk kampanye mantan Presiden George W Bush. (AFP/REUTERS)