Rusia-Ukraina Diperkirakan Akan Bertempur Sengit di Kherson
Presiden Rusia Vladimir Putin menyerukan warga sipil di Kherson untuk segera meninggalkan wilayah itu. Militer Rusia juga berencana untuk mundur. Namun, dalam pandangan Ukraina, itu hanyalah sandiwara.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·4 menit baca
MOSKWA, SABTU – Presiden Rusia Vladimir Putin secara terbuka meminta warga sipil yang masih berada di Kherson, Ukraina, untuk segera meninggalkan wilayah tersebut bersamaan dengan penempatan personel militer dan peralatan tempurnya di sejumlah lokasi, mulai dari perkantoran, apartemen, hingga rumah-rumah warga yang masih dalam kondisi utuh. Sejumlah pihak menduga Rusia tengah bersiap untuk melakukan perang kota di wilayah ini.
”Sekarang, mereka yang tinggal di Kherson harus keluar dari zona paling berbahaya karena penduduk sipil tidak boleh menderita,” kata Putin di hadapan aktivis pro-Kremlin saat peringatan Hari Persatuan Nasional Rusia, Jumat (4/11/2022).
Ini adalah pernyataan pertama Putin untuk meminta warga sipil segera keluar dari wilayah Kherson. Rusia sendiri telah membawa banyak warga sipil dari wilayah ini keluar dari sisi barat Sungai Dnipro. Pekan ini, zona evakuasi diperluas hingga mencakup area penyangga sejauh 15 kilometer di sisi timur. Rusia mengatakan telah membawa warga ke tempat yang aman, terhindar dari kawasan yang akan menjadi medan pertempuran antara mereka dan militer Ukraina.
Komentar Putin muncul di tengah dugaan bahwa Rusia bersiap meninggalkan wilayah yang telah didudukinya sejak beberapa bulan lalu. Sebagian menilai tindakan ini akan menjadi sebuah kemunduran besar bagi Rusia sejak invasi berlangsung Februari lalu. Namun, ada juga beberapa pihak yang menduga bahwa ini merupakan strategi Rusia untuk memukul balik dengan kekuatan besar.
Wakil Kepala Administrasi Pendudukan Rusia di Kherson Kiril Stremousov menyebut Rusia kemungkinan akan menarik pasukannya dari tepi barat. Dia juga mengatakan secara implisit dalam pernyataannya soal pengosongan wilayah itu sebagai keputusan yang sangat sulit.
Sejumlah gambar yang beredar di internet memperlihatkan gedung-gedung pemerintahan utama di kota tersebut tak lagi dipasangi bendera Rusia. Sebuah hal yang ingin mengesankan bahwa Rusia bersiap untuk hengkang dari kota tersebut.
Sejumlah warga masih bertahan di Kherson. Media-media Barat melaporkan, personel militer Rusia memaksa sejumlah warga yang bertahan di apartemen atau rumah untuk segera keluar dari lokasi tersebut. Kepada kantor berita The Associated Press, seorang warga Kherson mengatakan bahwa tentara Rusia mendatangi satu per satu rumah atau apartemen warga.
Tentara Rusia, menurut warga itu, kemudian memeriksa akta properti. Jika tidak bisa membuktikan kepemilikan properti, warga dipaksa pergi. Personel-personel militer itu kemudian memasuki tempat-tempat yang kosong dan mendiaminya.
”Mereka memaksa penduduk kota untuk mengungsi dan kemudian tentara Rusia pindah ke apartemen yang dibebaskan di seluruh Kherson,” kata Konstantin. Dalam pandangannya, militer Rusia tengah bersiap untuk menghadapi tentara Ukraina di kota.
Rumah sakit dan klinik sudah tidak bisa melayani pasien di kota itu karena pasokan obat-obatan terhenti. Warga juga melaporkan persediaan makanan makin menipis. ”Hampir tidak ada pengiriman makanan ke kota. Penduduk menggunakan stok mereka sendiri dan mengantre ke beberapa toko yang masih buka,” kata Konstantin.
Ukraina berhati-hati dan mewaspadai tindakan Rusia di Kherson. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyatakan hal itu adalah sebuah kamuflase, tindakan pura-pura. ”Itu hanya sebuah teater,” kata Zelenskyy.
Jika memang pasukan Rusia mundur dari Kherson, ini akan menjadi tamparan keras bagi Putin setelah ledakan di Jembatan Kerch beberapa pekan lalu. Sejumlah analis militer Barat menilai, apabila hal itu benar-benar terjadi, untuk kesekian kalinya Putin dipermalukan dan hal itu adalah sebuah penghinaan politik.
”Ini akan menjadi pukulan besar, terutama secara politik. Dan itu akan merugikan dia (Putin) secara militer. Jika Ukraina bisa mendapatkan jembatan di sisi timur Dnipro, itu akan lebih buruk bagi Rusia,” kata Philip Ingram, seorang pensiunan perwira intelijen militer senior Inggris.
Analis militer Ukraina, Oleh Zhdanov, menilai, pasukan Rusia tidak siap untuk meninggalkan Kherson begitu saja tanpa perlawanan. Dia memperkirakan Rusia akan menerjunkan pasukan cadangan dan kelompok batalyon taktis baru untuk mempertahankan posisinya di Kherson.
Pasukan Ukraina di lapangan juga tidak memercayai bahwa Rusia akan dengan mudah pergi meninggalkan Kherson begitu saja. Oleh, komandan kompi infanteri mekanis yang kini tengah mengepung Kherson, yakin Rusia akan bertempur dulu sebelum akhirnya menyerah dan mundur.
”Mereka akan terus berjuang. Mereka akan mempertahankan posisi mereka selama mereka memiliki kemampuan untuk melakukannya. Ini akan menjadi pertarungan yang sulit,” katanya.
Stremousov juga mengatakan, Rusia tidak akan meninggalkan Kherson tanpa perlawanan. ”Jika kita meninggalkan Kherson, itu akan menjadi pukulan besar,” ujarnya dalam komentar yang disiarkan oleh televisi RT Rusia.
Untuk memperkuat serangan Ukraina, Amerika Serikat kembali mengucurkan bantuan tambahan senilai lebih dari 400 juta dollar AS bagi negara tersebut. Tambahan bantuan itu termasuk perbaikan tank T-72 Republik Ceko dan rudal Hawk yang bisa digunakan untuk menangkis serangan pesawat nirawak serta rudal jelajah Rusia.
Penasihat Keamanan Nasional Presiden Joe Biden, Jake Sullivan, bertemu dengan Zelenskyy dan kepala stafnya, Andriy Yermak, di Kyiv, sekaligus menyampaikan pesan anyar dari Biden bahwa mereka akan terus memberi bantuan ekonomi, militer dan kemanusiaan bagi rakyat dan Pemerintah Ukraina. Total bantuan militer AS bagi Ukraina saat ini lebih dari 18,2 miliar dollar AS. (AP/REUTERS)