Rebut Lagi Sebagian Wilayah dari Rusia, Ukraina Mulai Petik Efek Senjata NATO
Setidaknya 120.000 kilometer persegi dari 603.000 km persegi wilayah Ukraina diduduki Rusia. Ukraina sudah merebut lagi 6.000 km persegi dari Rusia. Kyiv menyebut pasokan senjata Barat membuat perang memasuki babak baru.
Oleh
KRIS MADA
·4 menit baca
AP/KOSTIANTYN LIBEROV
Tentara Ukraina tersenyum di dalam kendaraan militer yang melaju di jalan yang telah direbut kembali oleh pasukan Ukraina di wilayah Kharkiv, Ukraina, Senin (12/9/2022).
KYIV, SELASA — Meski baru sangat kecil, Ukraina mulai merebut kembali wilayahnya yang dikuasai Rusia. Pasokan persenjataan dari Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) berperan penting dalam perebutan ulang itu.
Dalam pernyataan pada Senin (12/9/2022) malam waktu Kyiv atau Selasa dini hari WIB, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengklaim wilayah 6.000 kilometer persegi bisa direbut dari Rusia. Wilayah itu berada di Kharkiv dan Kherson. ”Kami akan terus maju,” katanya.
Perebutan tersebut dinyatakan sebagai bukti keberhasilan serangan balik Ukraina. Diumumkan sejak Juni 2022, Ukraina mulai melancarkan serangan balik sejak awal September 2022. Serangan difokuskan di Kherson dan Kharkiv.
Penguasa Darurat Militer Kharkiv Oleg Synegubov mengatakan, pasukan Ukraina sudah mencapai perbatasan Ukraina-Rusia. Pasukan dinyatakan tidak akan meneruskan ke timur, tetapi ke selatan. Sebagian wilayah Kharkiv saat ini masih dikendalikan Rusia.
Pada Juni 2022, Zelenskyy mengakui setidaknya 120.000 km persegi dari 603.000 km persegi wilayah Ukraina diduduki Rusia. Dengan klaim sudah merebut lagi 6.000 km persegi, Ukraina menguasai ulang hampir 5 persen wilayahnya yang diduduki Rusia.
Sejumlah pihak menyebut, jumlah wilayah yang benar-benar dikuasai ulang Ukraina sebenarnya lebih kecil lagi. Inggris malah menaksir hanya 3.000 km persegi.
AP/KOSTIANTYN LIBEROV
Tentara Ukraina bergerak di jalan yang telah mereka bebaskan di wilayah Kharkiv, Ukraina, Senin (12/9/2022).
Kementerian Pertahanan Rusia mengakui secara tersirat telah kehilangan kendali di sebagian Kharkiv. Moskwa berdalih, pasukan ditarik ke selatan menuju Donetsk dan Luhansk.
Senjata NATO
Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov mengatakan, persenjataan Barat membuat perang memasuki babak baru. Pasokan persenjataan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) membuat Ukraina bisa menyerang jauh ke belakang garis pertahanan Rusia.
Amerika Serikat menjadi pemasok utama persenjataan ke Ukraina. Sejauh ini AS telah mengirimkan 126 meriam beragam jenis beserta 800.000 butir amunisi beragam jenis. Washington juga memberikan 16 unit peluncur roket gerak cepat (HIMARS). Adapun Jerman dan Inggris memberikan total 10 peluncur roket multilaras (MLRS) M270.
Sama-sama dibuat AS, HIMARS dan M270 bisa menggunakan roket M31 yang juga dibuat AS. Roket M270 bisa menjangkau sampai 92 km pada kondisi tertentu. AS, Inggris, Jerman, dan Ukraina tidak mau mengungkapkan amunisi jenis apa yang dipakai di M270.
Dulu, M270 bisa menggunakan roket M26 yang merupakan bom curah. Setiap M26 berisi 644 granat yang menyebar kala roket meledak di atas titik sasaran. AS pernah memakai M26, antara lain di Irak pada 1991. Bom curah dilarang digunakan sejak 2008.
Kepala Staf Gabungan AS Jenderal Mark Milley mengatakan, setidaknya 400 posisi pasukan dan persenjataan Rusia dihancurkan HIMARS. AS juga memberikan ribuan roket berpemandu untuk dipakai di M270 dan HIMARS yang dioperasikan Ukraina.
Sementara komandan milisi pendukung Rusia di Zaporizhia Vladimir Rogov mengatakan, Ukraina menempatkan sejumlah HIMARS dan meriam M777 di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhia. ”Mereka mempersiapkan serangan besar-besaran,” ujarnya.
Rogov menuding AS dan Inggris memandu serangan Ukraina ke PLTN Zaporizhia. Semua informasi target M777 dan HIMARS dipasok oleh intelijen kedua negara itu.
Duta Besar Rusia untuk Jerman Sergey Nechayev di Berlin mengatakan, Jerman telah melanggar batas kala mengirimkan senjata mematikan ke Ukraina. ”Pasokan senjata buatan Jerman ke Ukraina bukan hanya untuk membunuh prajurit Rusia, melainkan juga warga sipil Donbas. Seharusnya Jerman tidak melanggar batas itu,” katanya.
KOMPAS
AS dan sekutunya menambah bantuan Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS), amunisi, dan bantuan militer lainnya ke Ukraina pada Rabu, 20 Juli 2022. Tambahan bantuan ini bertujuan untuk memblokir gempuran Rusia di wilayah Donbas Timur.
Kini, perang menjadi tidak menentu arahnya dan malah akan semakin berkepanjangan dengan pasokan senjata oleh Jerman dan sekutunya. Keputusan Berlin akan membuat hubungan Rusia-Jerman sulit dipulihkan seperti sebelum perang meletus.
Di sisi lain, Nechayev menyangkal sengaja menghentikan pasokan gas ke Jerman dan sejumlah negara Eropa. Jaringan pipa gas NordStrem1 memang rusak dan hal itu diakui Siemens, perusahaan Jerman yang selama ini menjadi kontraktor perbaikan.
Moskwa menawarkan NordStream2 sebagai jalur pasokan lain. Walakin, Uni Eropa bersama AS sepakat tidak mengizinkan pipa bermodal miliaran dollar AS itu digunakan.
Jerman dan anggota UE kini menanggung lonjakan harga energi akibat sanksi mereka pada Rusia. Unjuk rasa terus merebak di sejumlah negara UE. ”Kami tidak berkomentar soal urusan dalam negeri Jerman dan negara lain. Kami tidak suka menguliahi negara lain, seperti dilakukan Barat,” katanya. (AFP/AP/REUTERS)