Elon Musk Dikabarkan Akan Mem-PHK 75 Persen Karyawan Twitter
Elon Musk dikabarkan berencana melakukan pemutusan hubungan kerja 75 persen pegawai Twitter.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·3 menit baca
NEW YORK, JUMAT — Orang terkaya di dunia Elon Musk dikabarkan bermaksud melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) 75 persen karyawan Twitter yang jumlah totalnya mencapai 7.500 orang. Langkah ini dilakukan demi menyehatkan perusahaan media sosial tersebut. Akan tetapi, banyak pihak menyangsikannya dan menduga Musk bermaksud menghancurkan Twitter.
Laporan itu diterbitkan oleh surat kabar TheWashington Post edisi Kamis (20/10/2022). Harian itu memperoleh bocoran berkas akuisisi Twitter oleh Musk dan rencana terkait kebijakan perusahaan dan sumber daya manusia.
Disebutkan, Musk hendak memberhentikan 75 persen pegawai Twitter atau setara dengan 5.500 orang. Apabila ini terjadi, karyawan Twitter tinggal 2.000 orang. Musk telah membeli Twitter dengan nilai 44 miliar dollar Amerika Serikat (AS).
Ia kemudian berusaha keluar dari perjanjian jual beli tersebut dan digugat oleh Twitter. Pengadilan memberi Musk tenggat hingga 28 Oktober 2022 untuk menyelesaikan urusan akuisisi tersebut.
Dilansir dari media NPR edisi 16 Juni 2022, Musk menargetkan pengguna Twitter mencapai 1 miliar orang per hari. Per tahun 2022, rata-rata pengguna media sosial ini adalah 229 juta orang per hari. Target itu dipatok Musk karena ia menganggap Twitter sekarang tidak bisa balik modal. Hal ini pula yang melandasi keputusannya untuk memberhentikan 75 persen karyawan. ”Jangan khawatir. Kalau Anda pegawai berprestasi, tenang saja,” ujarnya.
Ia juga mengatakan bahwa pegawai berprestasi di Twitter akan diizinkan untuk bekerja dari jarak jauh dan menentukan sendiri jadwal kerjanya. Hal ini berbeda dengan aturan Musk untuk Tesla yang mewajibkan semua karyawan bekerja di kantor. Menurut Musk, Tesla dan Twitter bergerak di bidang berbeda sehingga pola kerja pegawai tidak bisa disamakan.
Majalah Variety melaporkan Tesla menggelar rapat triwulan III-2022, Rabu (19/10/2022). Di sana, Musk mengutarakan penyesalannya membeli Twitter. Harga saham Twitter adalah 51,93 dollar AS yang menjadikan nilai perusahaan 40 miliar dollar AS.
Musk sendiri sudah telanjur berjanji membeli saham Twitter seharga 54,20 dollar AS per lembar. Meskipun demikian, ia mengatakan yakin bahwa Twitter masih memiliki potensi untuk dikembangkan.
Sebelum dibeli oleh Musk, perusahaan Twitter juga bermaksud memberhentikan 25 persen karyawannya.
Sebenarnya, sebelum dibeli oleh Musk, perusahaan Twitter juga bermaksud memberhentikan 25 persen karyawannya. Jumlah ini setara dengan 1.900 orang. Kebijakan ini akan mengurangi biaya operasional sebesar 800 juta dollar AS.
Sementara kuota pemecatan yang direncanakan Musk jauh lebih besar lagi. Ia beralasan bahwa langkah itu demi menyehatkan Twitter yang selama ini keuangannya selalu tekor.
Edwin Chen, penganalisis data di Twitter yang pernah menjabat sebagai kepala bagian metrik kesehatan daring dan spam, kepada TheWashingtonPost mengatakan, gagasan Musk ini akan membawa kekacauan di Twitter.
”Kinerja pegawai dan layanan konsumen pasti menurun drastis. Jumlah pegawai yang tersisa tidak akan bisa menjalankan pekerjaan dengan beban Twitter saat ini. Selain itu, pegawai yang tidak dipecat akan berada di bawah tekanan moral dan bisa-bisa mereka memilih mengundurkan diri,” ujarnya.
Dilansir dari majalah Newsweek, ada spekulasi Musk sengaja melakukannya untuk menghancurkan Twitter. Ia berniat menghapus segala aturan moderasi konten atas dalih kebebasan pers.
Musk juga ingin mengizinkan Presiden AS 2016-2021 Donald Trump untuk kembali ke media sosial itu setelah diblokir akibat dituding menyebar ujaran kebencian dan ajakan makar pada Januari 2021.
Para pengamat media sosial mengkhawatirkan kebijakan yang akan diambil Musk ini menjadikan Twitter sebagai pusat propaganda, teori konspirasi, dan ujaran kebencian. Telah muncul berbagai diskusi warganet untuk mencari media sosial lain sebagai pengganti Twitter. Nama-nama Reddit dan Mastodot disebut-sebut potensial.
Pendiri Twitter, Jack Dorsey, mengembangkan media sosial Bluesky. ”Sebentar lagi, kami meluncurkan versi beta yang bisa menjadi alternatif bagi warganet,” ujarnya.