Bukan Elon Musk namanya kalau tidak membuat heboh. Kali ini, Ukraina yang awalnya sahabat yang ia buat kebakaran jenggot.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·4 menit baca
Orang terkaya di dunia versi majalah Fortune tahun 2022, Elon Musk, menghadapi serangan kritik dari sejumlah pejabat Pemerintah Ukraina, termasuk Presiden Volodymyr Zelenskyy. Semua gara-gara cuitannya di Twitter.
Awalnya, Musk menggelar jajak pendapat pada akun Twitter-nya, Selasa (4/10/2022). Kepada 107 juta pengikutnya, Musk mewacanakan paket syarat perdamaian Rusia-Urakina. Warganet dipersilakan memilih setuju atau tidak untuk paket yang terdiri atas empat syarat itu.
Syarat pertama, referendum di empat provinsi Ukraina yang dicaplok oleh Rusia agar diulang kembali di bawah pengawasan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Jika hasil referendum menunjukkan penduduk keempat provinsi menghendaki menjadi bagian Ukraina, Rusia harus angkat kaki.
Keempat provinsi yang dimaksud meliputi Donetsk, Luhansk, Zaporizhia, dan Kherson. Rusia yang mendudukinya selama beberapa bulan terakhir menggelar referendum 23-27 September. Kremlin mengklaim, mayoritas pemilih menghendaki bergabung dengan Rusia. Referendum ditentang dan dikecam Ukraina dan Barat. Mereka menganggapnya referendum palsu.
Syarat kedua, Crimea menjadi bagian dari Rusia seperti sejak 1783, kecuali ketika Kruschev melakukan kesalahan. Kesalahan yang dimaksud mengacu pada sejarah Soviet ketika pada 1954, Sekretaris Pertama Komite Pusat Partai Komunis Soviet Nikita Kruschev memasukkan Crimea yang saat itu wilayah Rusia menjadi wilayah Ukraina.
Salah satu alasannya demi membangun akses air bersih di semenanjung yang terpencil itu. Kruschev berpendapat, daripada mengirim logistik jauh-jauh dari Moskwa, lebih masuk akal jika salah satu entitas federal Uni Soviet terdekat ke Crimea, yakni Ukraina, dilimpahi tanggung jawab membuat akses air bersih.
Ketika Soviet bubar pada 1991, Crimea tetap menjadi bagian Ukraina. Namun Rusia pada Februari 2014 "mengambil" Crimea tak lama setelah kelompok kanan di Ukraina melancarkan kudeta terhadap Presiden Ukraina pro Rusia, Viktor Yanukovych. Barat menilainya sebagai revolusi. Sementara Kremlin menilainya sebagai kudeta yang diorkestrasi Amerika Serikat. Penduduk Crimea dalam referendum yang digelar Rusia dilaporkan memilih bergabung ke Rusia.
Syarat ketiga, suplai air bersih ke Crimea harus dijamin. Dan, syarat keempat, Ukraina menjadi negara netral. Musk memberi catatan tambahan, semakin lama waktu yang diambil untuk menghentikan perang, semakin banyak orang tewas. Apalagi, ada risiko perang berujung pada penggunaan senjata nuklir.
Musk sebenarnya memiliki kedekatan dengan Ukraina. Pada Februari 2022, ketika Ukraina mulai diserang Rusia, Musk memberikan satelit Starlink miliknya agar bisa dimanfaatkan oleh militer dan masyarakat Ukraina. Zelenskyy menyampaikan undangan kepada Musk agar mengunjungi negara itu jika perang usai.
Namun, cuitannya yang dianggap berat ke Moskwa itu membuat banyak warganet meradang, termasuk para pejabat Ukraina. Orang pertama yang membalas ialah Duta Besar Ukraina untuk Jerman Andriy Melnyk. ”Ini jawaban saya yang paling diplomatis, ’persetan denganmu’. Hasil dari jajak pendapat ini adalah di Ukraina tidak akan ada yang mau membeli mobil Tesla sialanmu,” cuit Melnyk.
Rekannya, mantan Duta Besar Ukraina untuk Austria, Olexander Scherba turut mencuit. "Kenapa sih orang-orang kaya dan berkuasa itu selalu menganggap diri mereka di atas norma kebenaran? Mempromosikan ketidakadilan, genosida, dan pencaplokan lahan dengan dalih kebebasan berekspresi."
Diplomat dan akademisi dari Uni Eropa akhirnya ikut memberi komentar. Intinya, mereka meminta Musk bersikap profesional. Artinya, serahkan diplomasi kepada orang-orang yang paham, sementara Musk lebih baik membuat mobil saja.
Zelenskyy tak ketinggalan angkat suara. Ia tidak menegur, apalagi menghujat Musk, tetapi membuat jajak pendapat sendiri di akun Twitter-nya. ”Siapakah Elon Musk yang Anda sukai?” Ia memberi dua pilihan, yaitu ”Elon Musk yang mendukung Ukraina” dan ”Elon Musk yang mendukung Rusia”. Sampai dengan pukul 18.30 WIB, sudah 2 juta warganet yang memberi suara.
Dikutip dari Bloomberg, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, dalam jumpa pers mengatakan, usulan Musk patut dipertimbangkan. Ia memuji inisiatif Musk untuk mengupayakan perdamaian di antara kedua belah pihak yang bertikai.
Akan tetapi, ia menekankan bahwa tidak ada perdamaian jika persyaratan dari Rusia tidak dipenuhi. Persyaratan itu adalah Ukraina menjadi negara netral dan membatalkan pendaftaran ke NATO, mengakui Crimea sebagai bagian dari Rusia, dan mengakui empat wilayah aneksasi sebagai bagian dari Rusia. (AFP/REUTERS/DNE)