Bagi masyarakat awam, kontes kecantikan tampak selalu berkilau dan mewah. Di balik itu, intrik politik global ternyata bisa memengaruhi pelaksanaannya.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·3 menit baca
Persaingan geopolitik tidak hanya terjadi di berbagai konferensi tingkat tinggi ataupun kawasan sengketa. Isu politik turut merambah ke dunia kontes kecantikan seperti yang dialami oleh dua perempuan dari Myanmar dan Taiwan.
Thaw Nandar Aung (23) atau lebih dikenal dengan nama beken Han Lay hingga kini masih tidak bisa keluar dari Bandara Internasional Suvarnabhumi di Bangkok, Thailand. Ia tengah menunggu kepastian nasibnya.
"Saya sudah berbicara dengan UNHCR (Komisi Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi) wilayah Thailand. Pastinya, saya tidak mau ke Myanmar," kata pemenang Miss Grand Myanmar itu kepada surat kabar Bangkok Post, Sabtu (24/9/2022).
Han Lay berstatus buronan yang dicari oleh junta Myanmar. Penyebabnya adalah ketika Han Lay Mengikuti kontes final Miss Grand International 2020 di Bangkok, Thailand. Di kontes ini, para Miss Grand International 2020 dari berbagai negara berkumpul.
Acara diadakan pada tanggal 27 Maret 2021. Satu bulan sebelumnya, junta militer menggulingkan pemerintahan Myanmar yang dipilih rakyat melalui pemilihan umum November 2020.
Han Lay ketika itu masuk kategori sepuluh besar. Saat tiba gilirannya berbicara, ia secara terang-terangan mengkritik junta. "Rakyat di Myanmar disakiti oleh junta. Seluruh dunia harus peduli atas persoalan ini dan mendorong junta agar menghentikan segala kekerasan," tuturnya. Setelah itu, ia menyanyikan lagu "Heal the World" oleh Michael Jackson.
Gara-gara itu, junta Myanmar marah dan mengumumkan bahwa Han Lay adalah kriminal. Mereka juga mengontak Interpol dan menyematkan tanda merah kepadanya. Akibat keputusan junta, sejak tahun 2021, Han Lay tinggal di Thailand. Ia harus memperpanjang visanya setiap dua bulan.
Beberapa waktu lalu, ia ke Vietnam untuk mengurus pembaruan visa karena kuota perpanjangannya sudah habis. Setiba di Bandara Suvarnabhumi, ia ditahan di imigrasi. Ternyata, paspornya tidak berlaku karena dicekal oleh junta Myanmar.
Dilansir dari PBS World Thailand, Wakil Direktur Imigrasi Thailand Archayon Kraithong menjelaskan ada dua pilihan. Pertama, Han Lay bisa kembali ke negara tempat dia terbang menuju Thailand. Dalam hal ini, negara yang dimaksud adalah Vietnam. Pilihan kedua adalah terbang ke negara lain sesuai kesepakatan dengan maskapai penerbangan yang membawa dia masuk Thailand.
Namun, pendiri Yayasan Miss Grand International Nawat Itsaragrisil yang merupakan penjamin Han Lay mengungkapkan, kliennya memprioritaskan untuk mencari suaka di Thailand. Setelah itu, ia juga mencari kemungkinan untuk melamar sebagai pengungsi di Kanada.
"Pastinya, Thailand merupakan pilihan pertama karena bagi Han Lay negara ini sudah seperti rumah," kata Nawat.
Hampir didiskualifikasi
Imbas politik juga dialami oleh Ko Man-jung, perempuan dari Taiwan yang mengikuti kontes Miss Asia Global di Penang, Malaysia. Pekan lalu, dalam upacara pembukaan, Ko tiba-tiba diberi tahu panitia, ia tidak bisa naik panggung bersama peserta lain. Di media sosial beredar foto dan video Ko menangis ketika dibawa oleh panitia ke pinggir aula.
Kementerian Luar Negeri Taiwan kemudian mengeluarkan pernyataan bahwa China menekan panitia acara untuk menjegal Ko. Pasalnya, Ko mengikuti kontes sebagai perwakilan Taiwan, lengkap dengan selempang dan bendera. Adapun Beijing menganggap Taiwan sebagai bagian dari China tidak boleh mewakili diri sendiri.
Dilansir dari surat kabar Malay Mail, panitia akhirnya melunak dan mengizinkan Ko mengikuti kontes. Ia tidak menang, tetapi mendapat penghargaan sebagai peserta paling berbakat.