Pembebasan 10 milisi asing yang ditahan Rusia itu merupakan hasil komunikasi Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
Oleh
KRIS MADA
·4 menit baca
RIYADH, KAMIS — Arab Saudi membantu membebaskan 10 milisi asing yang ditangkap Rusia di Ukraina timur. Seluruh milisi itu diterbangkan ke Jeddah, Arab Saudi. Turki juga mengklaim ikut memediasi perundingan yang berujung pertukaran total 280 tahanan itu.
Dalam foto yang disiarkan kantor berita Arab Saudi atau Saudi Press Agency (SPA) pada Rabu (21/9/2022) malam waktu Riyadh atau Kamis dini hari WIB, 10 milisi itu mendarat di Riyadh. Mereka terdiri dari lima warga Inggris dan dua warga Amerika Serikat. Selain itu, juga ada masing-masing seorang warga Kroasia, Maroko, dan Swedia.
Pembebasan terjadi beberapa jam selepas Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan mobilisasi terbatas pasukan cadangan Rusia. Penggalangan itu terkait dengan perkembangan perang di Ukraina.
Warga AS yang dibebaskan adalah Alexander Drueke (39) dan Andy Huynh (27). Drueke pernah bertugas di Angkatan Darat AS, sementara Huynh pernah bergabung dengan marinir AS. Warga Alabama itu ditangkap di Kharkiv, Provinsi Ukraina yang berbatasan dengan Rusia, pada Juni 2022.
Sementara warga Inggris yang dibebaskan termasuk Aiden Aslin dan Shaun Pinner. Bersama warga Maroko, Brahim Saadoun, mereka ditangkap di Donetsk pada April 2022. Mereka pernah dijatuhi vonis mati oleh pengadilan bentukan Republik Rakyat Donetsk (RRD).
Milisi RRD juga menangkap tiga warga Inggris, yakni John Harding, Andrew Hill, dan Dylan Healy. Kini, mereka sudah berada di Jeddah dan bersiap dipulangkan ke negara asalnya. Vjekoslav Prebeg, warga Kroasia, dan Mathias Gustafsson, warga Swedia, juga diangkut ke Riyadh sebelum pulang ke negara masing-masing.
Dalam pernyataan Kementerian Luar Negeri Arab Saudi disebutkan, pembebasan itu merupakan hasil komunikasi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) dengan Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. Pembebasan terjadi sehari setelah Utusan Khusus Zelenskyy, Rustem Umerov, diterima Pangeran MBS di Jeddah.
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Faisal bin Farhan menyebut, pembebasan itu merupakan bukti ketangguhan diplomasi Kerajaan Arab Saudi di panggung global. Riyadh bersyukur, Kyiv dan Moskwa mau bekerja sama dalam upaya mediasi Pangeran MBS.
”Sekali lagi terbukti, hanya dialog yang menjadi jalan terbaik mengakhiri konflik ini,” ujar Faisal, sebagaimana dikutip Al Arabiya dan Arab News.
Diplomasi senyap
Riyadh menutup rapat hampir semua upaya diplomasinya terkait perang di Ukraina. Nyaris tidak ada berita, kecuali pertemuan di Jeddah pada Selasa (20/9/2022) lalu soal upaya diplomatik Riyadh dalam menyelesaikan perang di Ukraina.
Arab Saudi merupakan salah satu negara yang sampai sekarang menolak mengecam salah satu pihak dalam perang itu. Dalam beberapa kesempatan, Faisal menyebut bahwa hal terpenting adalah mencari solusi. Menyalahkan dan menghukum salah satu pihak tidak akan menyelesaikan perang itu.
Sikap serupa ditunjukkan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Sampai sekarang, Ankara menolak mengecam Moskwa gara-gara perang di Ukraina.
Turki malah menjadi penengah bagi Rusia-Ukraina. Selain perundingan damai yang terhenti, Ankara memfasilitasi pembukaan jalur ekspor produk pertanian Rusia-Ukraina.
Erdogan juga mengklaim keterlibatan Turki dalam pertukaran tahanan kali ini. Ia memang berkali-kali mengumumkan percakapannya dengan Putin dan Zelenskyy. Pekan lalu, Erdogan dan Putin bertemu di Samarkand, Uzbekistan. ”Pertukaran ini langkah maju untuk proses selanjutnya,” kata Erdogan, sebagaimana dikutip Anadolu Agency.
Bagi Erdogan, pertukaran itu menunjukkan Putin mau perang berakhir. ”Kami berdiskusi panjang dan saya menganggap dia (Putin) ingin mengakhiri perang secepatnya,” ujarnya beberapa jam selepas Putin mengumumkan mobilisasi tentara cadangan Rusia.
Erdogan mengaku berulang kali menyampaikan kepada Putin dan Zelenskyy bahwa Rusia-Ukraina akan sama-sama rugi jika perang berlanjut. Warga kedua negara akan menjadi korban langsung perang itu. Sementara warga di negara lain ikut terdampak perang yang pecah sejak 24 Februari 2022 itu.
Pertukaran tawanan
Sejak perang pecah, AS dan sejumlah negara mengirimkan aneka persenjataan ke Ukraina. Warga AS dan sejumlah negara juga terjun ke palagan perang sebagai milisi atau paramedis. Sebagian dari mereka akhirnya ditangkap.
Menlu AS Antony Blinken berterima kasih kepada Riyadh atas pembebasan dua warga AS. Ia juga berterima kasih kepada Ukraina karena mau merundingkan pembebasan para warga asing dalam proses pertukaran tawanan.
Total 280 orang dipertukarkan antara Rusia dan Ukraina pada Rabu (21/9/2022). Ukraina melepaskan 55 orang, Rusia 225 orang. Tahanan yang dibebaskan Kyiv termasuk tokoh oposisi Ukraina, Viktor Medvedchuk.
Aparat Ukraina menangkap Medvedchuk pada April 2022 dengan tudingan pengkhianatan. Medvedchuk adalah salah seorang politisi Ukraina yang menentang negaranya masuk Uni Eropa dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Ia lebih memilih agar Ukraina merapat ke Rusia.
Sementara tahanan yang dibebaskan Moskwa, antara lain, adalah para komandan pasukan di pabrik baja Azovstal, Mariupol. Pabrik baja itu menjadi kubu pertahanan terakhir Mariupol sebelum kota itu sepenuhnya dikuasai Rusia.
Kementerian Dalam Negeri Ukraina menyiarkan foto para komandan pasukan itu pada Rabu malam waktu Kyiv atau Kamis dini hari WIB. Lokasi mereka tidak diungkap.