Modi Canangkan India Naik Kelas Jadi Negara Maju dalam 25 Tahun ke Depan
India dicanangkan naik kelas jadi negara maju pada usia ke-100 tahun kelak. Tekad itu ditegaskan PM Narendra Modi dalam HUT Kemerdekaan Ke-75 India. India diprediksi jadi kekuatan ekonomi terbesar ketiga dunia pada 2050.
Oleh
MUHAMMAD SAMSUL HADI
·4 menit baca
AFP/MONEY SHARMA
Perdana Menteri India Narendra Modi menyampaikan pidato kenegaraan dalam perayaan Hari Kemerdekaan Ke-75 India di Benteng Merah, New Delhi, India, Senin (15/8/2022).
NEW DELHI, SENIN — Perdana Menteri India Narendra Modi, Senin (15/8/2022), mencanangkan tekad untuk mengubah India dari negara yang saat ini masih berkubang dengan masalah kemiskinan menjadi negara maju dalam 25 tahun ke depan. Untuk mencapainya, ia antara lain akan mengentaskan jutaan warga India dari jurang kemiskinan.
Tekad tersebut disampaikan Modi dalam pidatonya pada peringatan HUT Kemerdekaan Ke-75 India dari penjajahan Inggris di Benteng Merah, bangunan peninggalan bersejarah dari abad ke-17, New Delhi, India. Mengenakan turban warna krem, dengan setrip oranye, putih, dan hijau (warna bendera India), Modi berpidato selama sekitar 80 menit.
”Kita harus mengubah India menjadi negara maju dalam 25 tahun ke depan, dalam masa hidup kita,” tegas Modi. Dalam 25 tahun ke depan, India akan berusia 100 tahun. ”Ini resolusi besar, dan kita harus mewujudkannya dengan segenap daya kita.”
Bank Dunia saat ini mengategorikan India sebagai negara ekonomi berpenghasilan menengah-bawah. Kategori ini berlaku bagi negara dengan penghasilan per kapita antara 1.086 dollar AS dan 4.255 dollar AS. Negara-negara maju, seperti Amerika Serikat, mempunyai pendapatan per kapita 13.205 dollar AS atau lebih.
India merupakan negara kekuatan ekonomi terbesar keenam di dunia. Ekonomi negara itu diperkirakan tumbuh lebih dari 7 persen pada tahun fiskal yang berakhir pada Maret 2023. Pencapaian ini merupakan yang tercepat di antara negara-negara kekuatan ekonomi utama.
AFP/MONEY SHARMA
Perdana Menteri India Narendra Modi (tengah) menghampiri warga seusai menyampaikan pidato pada perayaan Hari Kemerdekaan Ke-75 India di Benteng Merah, New Delhi, India, Senin (15/8/2022).
Banyak ahli menyebut ekonomi India bisa berkembang menjadi kekuatan ekonomi terbesar ketiga di dunia pada 2050 di bawah AS dan China. Optimisme itu mencuat meski pendapatan per kapita negara itu saat ini baru sekitar 2.100 dollar AS atau tergolong rendah jika dibandingkan dengan banyak negara. Dengan populasi saat ini 1,4 miliar jiwa, India diperkirakan melampaui China sebagai negara berpenduduk terpadat dunia tahun depan.
Dalam pidatonya, Modi mengatakan, pandangan dunia tentang India sudah berubah. Ia ingin mengarahkan India untuk ikut membantu menyelesaikan isu-isu global.
Ia memaparkan, India akan bergerak dipandu oleh cita-cita kemandirian dan spirit kemitraan internasional guna mencapai keunggulan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, membangun industri, serta mewujudkan keamanan pangan dan energi. Miliaran dollar investasi dari luar negeri, tambah Modi, terus mengalir ke India dan menjadikan negaranya sebagai hub manufaktur.
Saat ini India telah masuk di jajaran negara-negara yang terkemuka dalam teknologi informasi, farmasi, sains ruang angkasa, dan energi nuklir untuk sipil.
AFP/MONEY SHARMA
Perdana Menteri India Narendra Modi (tengah) memeriksa pasukan kehormatan sebelum menyampaikan pidato pada perayaan Hari Kemerdekaan Ke-75 India di Benteng Merah, New Delhi, India, Senin (15/8/2022).
Modi menyebutkan, jutaan warga di seluruh pelosok India saat ini memperingati hari ulang tahun kemerdekaan ke-75 dengan mengibarkan bendera oranye, putih, dan hijau selama tiga hari. Hal ini bagian dari upaya Pemerintahan India ”membangkitkan spirit patriotisme di seluruh jiwa raga”.
Menurut Modi, perjalanan India selama 75 tahun diwarnai dengan dinamika naik dan turun. India berupaya menepis keraguan dengan daya tahan yang ulet dan gigih. Ia meminta rakyatnya menghapus jejak-jejak cara berpikir peninggalan kolonial.
Penantang China
Negara-negara, seperti AS, sudah lama melihat India sebagai penantang pengaruh dominasi China di Asia dan kawasan sekelilingnya di masa depan. Presiden AS Joe Biden, Minggu (14/8/2022) waktu Washington DC atau Senin (15/8/2022), menyampaikan ucapan selamat kepada India.
Ia menyebut AS dan India sebagai ”mitra yang sangat dibutuhkan” yang harus melanjutkan kerja sama dalam menangani tantangan-tantangan global ke depan. Kerja sama AS-India, lanjut Biden, dilandaskan pada komitmen bersama pada penegakan aturan dan promosi kebebasan dan harkat manusia.
Biden meyakini ”kedua negara bakal terus bahu-membahu mempertahankan tata berdasarkan aturan; menempa perdamaian dunia yang lebih luas, kemakmuran dan keamanan bagi rakyat kita, mendorong Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, serta bersama-sama menangani tantangan-tantangan yang kita hadapi di seluruh dunia”.
AFP/MONEY SHARMA
Perdana Menteri India Narendra Modi (kanan) memberikan aplaus kepada peserta perayaan seusai menyampaikan pidato pada perayaan Hari Kemerdekaan Ke-75 India di Benteng Merah, New Delhi, India, Senin (15/8/2022).
Dalam pidatonya, Modi tidak menyinggung soal ketegangan hubungan dengan negara-negara tetangga, seperti Pakistan dan China, atau menyebut upaya guna memulihkan hubungan dengan mereka. Ia mengajak rakyat bersatu melangkah ke depan.
Modi juga tidak merespons pernyataan sejumlah ahli dan pengkritiknya yang menyebut India perlahan-lahan menjauh dari sebagian komitmen awal. Selain itu, India di bawah Modi juga dinilai mengalami kemunduran yang bergulir semakin cepat sejak Modi berkuasa pada 2014. Pemerintahan Modi yang populis dituding sudah lepas kendali menggunakan kekuasaan politik untuk menghambat kebebasan demokrasi dan memenuhi agenda-agenda pemerintahan dengan corak nasionalis Hindu.
Oposisi utama, partai Kongres, menuding pemerintahan Modi mengabaikan partai-partai politik dalam perayaan kemerdekaan ini. ”Ada acara-acara khusus di Aula Pusat yang bersejarah di Parlemen untuk merayakan kemerdekaan India ke-25, 50, dan 60,” kata Jairam Ramesh, juru bicara partai Kongres Nasional India.
“Menyedihkan, tak ada hal serupa pada perayaan kemerdekaan ke-75, yang direduksi menjadi kegiatan untuk memuja Sarvagyaani,” lanjut Ramesh. Sebutan "Sarvagyaani", berarti "seseorang yang tahu segalanya", merujuk pada Modi. (AP/REUTERS)