Modi Rombak Dewan Menteri di Tengah Krisis Kepercayaan Publik
PM India Narendra Modi merombak anggota Dewan Menteri Persatuan di tengah kritik tajam publik negara itu atas ketidakmampuan pemerintahannya menangani pandemi Covid-19.
Oleh
Pascal S Bin Saju
·5 menit baca
ISTANA PRESIDEN INDIA VIA AP
Dalam foto yang disediakan oleh Istana Presiden India ini, para menteri yang baru dilantik berpose dengan PM Narendra Modi (keenam dari kiri di barisan depan) dan para menteri senior lainnya di Istana Presiden di New Delhi, India, Rabu, 7 Juli 2021
NEW DELHI, KAMIS — Perdana Menteri India Narendra Modi merombak besar-besaran anggota Dewan Menteri Persatuan setelah 12 menterinya ramai-ramai mengundurkan diri. Kali ini, Modi juga menambah jumlah menteri dari sebelumnya 52 orang menjadi 77 orang. Mereka terdiri dari 30 menteri senior atau menteri kabinet dan 47 menteri muda atau menteri negara.
Media utama India, Times of India (ToI), di berita utamanya Kamis (8/7/2021) menyebutkan, dalam perombakan pada Rabu petang itu ada 7 menteri muda dipromosikan menjadi menteri senior. Dari 77 menteri yang diangkat, ada 36 menteri pendatang baru dengan 8 orang di antaranya adalah menteri kabinet.
Kekuasaan eksekutif India dipegang oleh Dewan Menteri Persatuan. Dewan ini terdiri dari para menteri senior yang disebut menteri kabinet dan menteri muda yang juga disebut menteri negara. Jika ada pos wakil menteri, posisi itu terbilang jarang. Dewan ini dipimpin oleh seorang perdana menteri.
Di dewan juga ada badan eksekutif atau kabinet persatuan—terdiri dari perdana menteri dan para menteri senior—selaku otoritas pembuat keputusan tertinggi. Perombakan terjadi setelah 6 menteri senior dan 6 menteri muda mengundurkan diri—beberapa media menyebut mereka ”dipecat” Modi.
Perombakan ini, yang pertama sejak Modi terpilih kembali untuk periode kedua pada 2019, adalah terbesar dan paling heboh. Modi memberi alasan mengapa ia juga menempatkan banyak tokoh dari kalangan profesional. Setidaknya ada 13 pengacara, 6 dokter, 5 teknokrat, 10 akademisi, dan 7 PNS yang masuk ke dalam dewan menteri. Modi mengatakan, hal itu ”untuk memastikan implementasi kebijakan yang efektif dan lebih cepat di lapangan”.
AP PHOTO/ANUPAM NATH
Dalam foto 2 Juli 2021 ini, seorang wanita menangis saat berdoa sebelum kremasi kerabatnya yang meninggal karena Covi9-19 di Gauhati, India. Jumlah kematian global akibat Covid-19 telah melampaui 4 juta orang dengan lebih dari 400.000 kasus di antaranya ada di India.
Para menteri kabinet yang keluar dari barisan dewan menteri, antara lain Menteri Kesehatan Harsh Vardhan dan seorang wakilnya. Kinerja Vardhan dan wakilnya itu menjadi sorotan publik domestik lantaran lonjakan kasus Covid-19 pada April dan Mei. Dari luar negeri, Modi menjadi sorotan.
Langkah Vardhan adalah harga politik atas perjuangan pemerintah dalam mengatasi gelombang pandemi Covid-19. Pelayanan kesehatan di banyak daerah di India tertekan karena semua fasilitas kesehatan termasuk rumah sakit kehabisan tempat tidur, oksigen medis, dan obat-obatan.
Pemimpin oposisi P Chidambaram mengatakan, pemecatan menteri kesehatan dan wakilnya merupakan pengakuan bahwa Pemerintah Modi telah gagal mengatasi pandemi. ”Modi seharusnya ikut bertanggung jawab dalam krisis yang paling buruk di India saat ini,” katanya.
Pemerintah Modi menghadapi kritik tajam atas rendahnya kampanye vaksinasi nasional, bahkan tidak berjalan lancar. Para ahli mengatakan, program vaksinasi yang tersendat-sendat atau langka telah memperburuk dampak gelombang kedua, yang menewaskan ratusan ribu orang.
Jumlah kematian resmi—setelah terjadi lonjakan infeksi Covid-19 pada April dan Mei di India—melewati angka 400.000 kasus pada minggu lalu. Para ahli percaya, jumlah sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi dan ada kekhawatiran adanya gelombang ketiga. Saat ini ada jutaan orang di India belum menerima vaksin.
”Jika ini benar-benar tentang kesalahan manajemen Covid-19, apakah (Vardhan) bertanggung jawab sepenuhnya? Jelas tidak,” cuit Rijo M John, ekonom kesehatan dan profesor di Rajagiri College of Social Sciences di Kochi, India selatan, di akun Twitter-nya.
AP PHOTO/MANISH SWARUP
Dalam foto dokumentasi pada 11 November 2020 ini, tampak PM India Narendra Modi meninggalkan sebuah acara di markas Partai Bharatiya Janata setelah pemilihan di Negara Nagian di New Delhi, India.
Menteri Hukum, Keadilan dan Teknologi Informasi India, Ravi Shankar Prasad juga mengundurkan diri. Prasad dilaporkan terlibat perselisihan sengit dalam beberapa bulan ini dengan perusahaan media sosial asing, sehingga menjadi pergunjingan hebat para netizen.
Kantor berita Reuters menyebutkan, sebenarnya tidak ada alasan yang kuat untuk pemecatan Prasad. Dia memimpin upaya pemerintah untuk membujuk raksasa media sosial AS agar mematuhi hukum negara tersebut.
Sumber industri yang akrab dengan Facebook, WhatsApp, dan Twitter mengharapkan perubahan di kementerian yang dipimpin Prasad. ”Penataan ulang selalu membantu,” kata sumber itu.
Menteri Lingkungan Hidup, Hutan, dan Perubahan Ikli, serta Informasi, Penyiaran dan Industri Berat, Prakash Javadekar dan Menteri Pendidikan Ramsh Pokhriyal Nishank juga keluar dari dewan menteri.
Mereka memiliki alasan sendiri-sendiri untuk mengundurkan diri. Beberapa media India menyebut mereka dicopot karena kinerjanya yang buruk.
”Ada pelajaran bagi para menteri terkait pengunduran diri itu. Jika semuanya berjalan baik, Modi mendapat pengakuan publik. Jika ada yang salah, para menteri akan mendapat getahnya,” katanya.
Perombakan itu juga terjadi setelah kekalahan partai nasionalis Hindu, Partai Bharatiya Janata yang dipimpin Modi dalam pemilihan April di negara bagian utama Benggala Barat.
ISTANA PRESIDEN INDIA/AP
Dalam foto yang disediakan Istana Presiden India ini, para menteri berdiri bersama Perdana Menteri India Narendra Modi (ketiga kiri di barisan depan) saat upacara pengambilan sumpah di Istana Presiden di New Delhi, India, Rabu, 7 Juli 2021.
Keputusan Modi kali ini membawa mantan anggota parlemen, seperti Narayan Rane dan Sarbananda Sonowal; pemimpin perempuan seperti Meenakshi Lekhi, Shobha Karandlaje, Bharati Pawar dan Pratima Bhowmik, masuk dewan menteri. Politisi dengan koneksi ke akar rumput yang kuat dan dikenal luas publik India seperti Jyotiraditya Scindia dan Rajiv Chandrashekhar juga masuk ke jajaran dewan menteri.
”Saya mengucapkan selamat kepada semua rekan yang telah mengambil sumpah hari ini dan berharap yang terbaik untuk masa jabatan mereka. Kita akan terus bekerja untuk memenuhi aspirasi rakyat dan membangun India yang kuat dan sejahtera,” kata Modi seperti dikutip ToI dari akun Instragram-nya.
Modi mempertahankan tim intinya di departemen luar negeri, keuangan, dalam negeri, dan pertahanan. Saat ini India dibayangi kondisi ekonomi yang berada dalam situasi resesi, serta adanya kekhawatiran bahwa lonjakan infeksi Covid-19 akan menghambat pemulihan ekonomi.
”Implikasi yang lebih besar adalah kepercayaan yang dimiliki pemerintah Modi terguncang oleh gelombang kedua Covid-19,” kata komentator politik Rasheed Kidwai. ”Melalui perubahan ini Modi mencoba memperkenalkan budaya kerja baru.” (AFP/AP/REUTERS)